"Seonbae, sepertinya kau sudah lebih baik?"
"Apa yang terjadi?"
"Tuan menyeramkan itu sudah menjelaskan semuanya, kenapa dia tidak menghubungimu?"
"Ayolah seonbae … ceritakan padaku!" desak Sunoo, lantas menunjuk lingkaran hitam samar di matanya. "Lihat, aku sangat penasaran apa yang terjadi padamu sampai seperti ini!"
Junkyu tengah mengganti infus seorang pasien. Mengembangkan senyum, dia berusaha menahan diri dari membalas ocehan Sunoo yang sangat mengganggu konsentrasi.
"Seonbae ... Cepat ceritakan ..." Sunoo merajuk. Menggelayuti sisi jas putih yang seniornya itu kenakan. Dia tidak mempedulikan tiga orang pasien yang merupakan anak kecil terkikik menertawakan sikapnya. Lagi pula Sunoo sudah sangat terbiasa disebut—
"Kekanakkan."
Seseorang berujar tajam dari ambang pintu, menarik perhatian seluruh pasang mata dan menenggelamkan senyum mereka begitu melihat sosoknya. Sunoo yang paling terganggu berkat kehadiran orang itu. Mengerucutkan bibir, Sunoo menyuarakan sumpah serapah dalam hati.
"Kim Sunoo!" ujar Sunghoon tegas.
Pemuda yang dipanggil bergidik. Sunoo mencebik, kepalanya menunduk dalam tanpa berani membalas tatap tajam si dokter muda, Park Sunghoon. Jika saja pria itu bukan atasannya, Sunoo pasti sudah memakinya sejak lama. Lagi pun, kenapa Sunghoon selalu datang tiap kali Sunoo bermalas-malasan? Dia sengaja menguntitnya atau apa?
"Selamat pagi, sonsaengnim," sapa Junkyu ramah. Di rumah sakit itu, mungkin hanya Junkyu satu-satunya orang yang tidak pernah terpengaruh oleh sikap dingin Sunghoon. Katakanlah dia sudah terbiasa, sangat terbiasa, pasalnya Junkyu memiliki satu yang mempunyai sikap menyebalkan seperti itu di rumah. Tidak perlu disebutkan, kalian pasti tahu siapa dia.
"Dokter Kim," Sunghoon mengabaikan sapaan Junkyu. "Jika lain kali anak magang ini mengganggumu, langsung laporkan padaku. Kau tahu aturannya, tidak boleh ada yang bermalas-malasan di rumah sakit ini. Aku pasti akan memberi tugas ekstra untuk orang yang memiliki banyak waktu luang," tuturnya tanpa melepas atensi dari Sunoo yang semakin tertunduk.
Junkyu tidak langsung menjawab. Dia memberi tatapan iba pada Sunoo, menyesal tidak dapat membantu tiap kali Sunghoon mempersulit sesi magangnya. "Park Sonsaengnim, ini adalah kelalaianku. Lain kali aku akan memastikan jika Sunoo bekerja dengan baik. Lagi pula dia berada di bawah bimbinganku."
Sunghoon berdehem singkat. "Awasi dia dengan baik atau dia tidak akan lolos dan perlu mencari rumah sakit lain," pungkasnya dingin.
"Baik, akan saya ingat sonsaengnim."
Sunoo menatap si dokter Park sinis dari balik poninya yang menjuntai. Siapa pria paling menyebalkan? Park Sunghoon! Batinnya berteriak.
"Kim Sunoo," panggil Sunghoon kemudian. "Jika tidak memiliki pekerjaan, sebaiknya kau membantu perawat Na dengan beberapa persediaan di gudang."
Mendengkus, Sunoo mengangguk dan menyetujuinya dengan enggan. "Baiklah ..."
Junkyu tersenyum lebar, memberi tepukkan ringan di bahu Sunoo saat pemuda itu meliriknya dengan wajah putus asa. "Bekerjalah dengan baik, uri Sunoo. Fighting!" bisiknya menyemangati.
Bibir Sunoo kian mengerucut. Apa hanya perasaannya atau Junkyu sekarang tidak lagi begitu terbuka. Biasanya, tiap kali Sunoo menempel, tanpa diminta Junkyu akan langsung buka suara dan bercerita. Tapi sekarang, setelah si tuan menyeramkan itu datang Junkyu menjadi pribadi yang lebih tertutup. "Seonbae, kau berhutang satu cerita padaku!" tuntutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's All About Us
Fanfiction[ Boys Love Area ] *** Judul sebelumnya; it's okay that's friendship 2