Part 5

1.7K 108 0
                                    

Jujur Velyn tidak mau mengatakan ke mana dia akan membawa Naomi, tapi dia tahu kalau Naomi tidak akan ikut dia tanpa alasan yang jelas.

"Kamu pulang sedangkan aku mau cari uang, kamu tahu sendiri uangku kurang. Sejam lagi kita ke sini," balas Velyn membuat Naomi geleng-geleng kepala.

Naomi tidak mengerti apa yang Velyn pikirkan, tapi dia senang dengan Velyn yang bertanggungjawab. Uang kurang, Velyn segera mencarinya.

Sayangnya Naomi tidak membiarkan Velyn pergi cari uang, dia tidak sebodoh itu. Apa yang akan Velyn lakukan untuk mencari uang selama sejam? Bukannya Velyn harus balapan?

Naomi tidak mau hal ini sampai terjadi, entah kenapa dirinya tidak mau Velyn terluka. Cukup dirinya melihat Velyn terluka karena tawuran aja, dia tidak mau lebih.

"Kita pulang saja, aku sudah bilang Papa," ajak Naomi, ditatap Velyn.

Diam-diam Naomi mengirimkan pesan ke Xavier saat dia tahu harga cincin yang melebihi uang Velyn, Xavier tidak masalah dan dia akan membayar cincin itu jadi mereka bisa pulang.

"Tidak bisa Nao, aku sudah janji akan bayar dengan uangku sendiri," tolak Velyn halus.

"Diam dan nurut saja, Ve. Aku tahu niat kamu baik," tegas Naomi yang tidak ingin dibantah.

"Aku kasih uangnya ke kamu, sisanya aku ganti," tolak Velyn, bahkan dia langsung menyodorkan atm miliknya ke Naomi.

Naomi bingung sama Velyn, di mana-mana orang senang dibayarin malah dia kebalikan. Entah apa yang Velyn inginkan, hanya saja dia tidak masalah dengan keputusan Xavier yang membelikan mereka cincin.

"Aku nolak, yuk pulang," tolak Naomi lalu dia menyeret pelan Velyn membuat Velyn pasrah.

Setibanya di parkiran, Velyn melajukan motornya kembali ke rumah Naomi. Sepanjang perjalanan, mereka hanya diam saja.

Hingga mereka tiba di rumah, wajah Velyn tidak menunjukkan kebahagiaan membuat Xavier menatap bingung Velyn sedangkan Naomi malas menjawab apa pun karena dirinya lelah.

"Kenapa Ve?" tanya Xavier daripada penasaran.

"Uangnya kurang Pa, Ve mau cari uang tapi Naomi larang. Maaf, Ve tidak menepati janji," balas Velyn menunduk.

Velyn merasa dirinya mengingkari janji, padahal dirinya tidak pernah melakukan hal itu. Jadi dia sangat tidak suka, saat dia mengingkari apa yang dia katakan.

"Tidak perlu dipikirkan, uang itu buat kamu tabung saja," tegas Xavier yang tahu kenapa Velyn sedih.

"Padahal Ve sudah janji Pa, uangnya untuk Papa saja dan sisa kekurangan akan Ve bayar nanti," bantah Velyn keras kepala.

"Tidak perlu, Ve. Udah ya, Papa lelah," kata Xavier meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.

"Aku jadi calon suami yang tidak berguna ya, apa-apa dibayarin," gumam Velyn lalu duduk.

Naomi tentu saja mendengar gumaman Velyn, walau kecil posisi dia tidak jauh dari Velyn membuat dia menatap Velyn.

"Kamu tidak senang?" tanya Naomi yang sedari tadi terdiam.

"Bukan begitu, aku sudah janji sama Mama. Jika aku nikah nanti, aku akan biayain istriku dari nikah sampai nafkahin bukan apa-apa dibayarin," jelas Velyn menatap Naomi.

Naomi menatap Velyn mencari kebohongan atau tidak? Dia tidak semudah itu percaya, apalagi sama anak SMA yang tidak tahu apa-apa tentang nikah tapi berfikir dewasa.

Sayangnya Naomi mendapatkan tatapan kejujuran, dia paham kalau Velyn berusaha mandiri untuk membangun keluarga kecilnya.

Apa Naomi menyesal mendapatkan pasangan seperti Velyn? Tidak, dia malah bangga dengan Velyn. Di usianya yang masih muda, dia sudah memikirkan masa depan.

Berbeda dengan dirinya, dia yang sudah kuliah belum memikirkan apa-apa. Masa depan saja, dia masa bodo apalagi berumahtangga.

"Yuk, kita harus istirahat apalagi besok kita menikah," ajak Naomi diangguki Velyn.

Mereka beristirahat di kamar Naomi, Naomi tidak masalah membagi kamar dengan Velyn apalagi Velyn menjadi pasangan hidupnya.

Untuk pernikahan mereka Xavier mengizinkan Velyn dan Naomi mengundang semua teman-temannya, mereka setuju.

Naomi mengundang sahabatnya sedangkan Velyn mengundang Kakak-Kakaknya di basecamp, jangan lupakan Xavier akan mengundang seluruh keluarga besarnya dan kolega bisnis.

Keluarga besar Xavier tentu saja kaget, saat mereka tahu kalau Naomi akan menikah. Apalagi Naomi cucu tersayang, hanya Naomi saja cucu perempuan, jadi mereka sangat menyayangi dia.

Walau begitu, mereka tetap menerima keputusan Xavier apalagi Velyn anak dari Jessie. Mereka sangat mengetahui latar belakang Jessie, sampai mereka tahu kalau Jessie sudah meninggal.

Tidak lupa Xavier menceritakan kehidupan Velyn, mereka sangat kaget dan murka. Bagaimana mereka tidak murka? Kalau anak remaja yang butuh perhatian dan kasih sayang papa setelah sang mama tiada malah diabaikan.

Xavier yang tahu watak Velyn seperti Jessie memberitahu mereka kalau Velyn tidak suka dikasihani, Velyn lebih suka bertahan hidup dengan caranya sendiri daripada bergantung pada orang lain.

Hingga akhirnya keluarga besar Xavier sangat menyetujui pernikahan ini, toh cinta bisa Naomi dan Velyn tumbuhkan seiring berjalannya waktu.

Keesokan harinya, Velyn sudah siap dengan setelah jas berwarna putih begitu juga dengan Naomi yang memakai gaun berwarna senada.

Jujur Naomi sangat terpukau melihat penampilan Velyn yang cantik sekaligus ganteng di saat bersamaan, begitu juga dengan Velyn yang sangat terpukau melihat penampilan Naomi yang sangat cantik.

Sayangnya mereka gengsi untuk mengatakan hal itu, jadi mereka hanya tatap-tatapan saja. Setelah rapi, mereka turun dan masuk ke mobil menuju lokasi yang sudah Xavier siapkan.

Setibanya di lokasi, mereka mengucapkan janji suci barulah mereka pergi ke tempat resepsi pernikahan mereka yang lokasinya tidak jauh dari sini.

Pernikahan ini sangat meriah, bagaimana mungkin keluarga Xavier membiarkan pernikahan Naomi yang sederhana saja? Tentu saja mereka akan memberikan pesta yang sangat meriah, untuk cucu atau sepupu, atau keponakan tersayang mereka.

Naomi dan Velyn tidak mengeluh sama tamu undangan yang banyak, mereka menyalami semua tamu yang datang. Sesekali Velyn mengobrol dengan sepupu Naomi, keluarga Xavier sangat baik kepada Velyn.

Velun bisa merasakan itu, jika dia tidak diterima mana mungkin keluarga Xavier bicara santai dengannya. Bisa saja mereka bicara sinis atau menatap penampilan yang menurut mereka aneh, aneh karena dia tidak pakai gaun.

Setelah tamu undangan mereka salami, Velyn tahu Naomi sangat kelelahan. Jadi dia berinisiatif menemui Xavier, dia meminta izin supaya mereka pergi lebih awal.

Apakah Xavier setuju? Ya, dia sangat setuju dengan usul Velyn. Setelah Velyn mendapatkan izin, dia mengendong Naomi ala bridal style menuju kamar hotel yang sudah Xavier pesan.

Jadi tempat pernikahan mereka di sebuag hotel, kalau mereka kelelahan maka mereka tinggal istirahat di hotel barulah pulang besoknya.

Naomi sangat kaget karena Velyn mengendong dia tiba-tiba, lalu dia mengalungkan tangannya di leher Velyn.

TBC...

18. My GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang