Part 7

1.7K 104 0
                                    

Naomi tidak bodoh, dia tahu kalau pertama kali melakukan sex pasti sakit tapi dia juga tidak mungkin membuat Velyn merasakan kesakitan di tubuh mulusnya itu.

Tubuh Velyn sangat menggoda iman Naomi, terlebih tubuh dia sangat ideal yang memiliki sixpack. Perempuan mana yang tidak mau tubuh milik Velyn? Pasti tidak ada.

Setelah mengatakan hal itu Velyn langsung mengarahkan juniornya ke vagina Naomi, Naomi yang merasa ada sesuatu yang ingin masuk ke vaginanya merasa sangat kesakitan.

"Aarrgghh ssaakkiitt Vveeee hiks,"

"Tahan bentar ya, aku akan pelan-pelan,"

Setelah mengatakan hal itu Velyn berusaha sepelan mungkin supaya juniornya masuk sampai ke dalam vagina Naomi tanpa menyakiti Naomi lebih banyak, dirinya juga mencium bibir Naomi setidaknya untuk mengurangi rasa sakitnya.

Sepelan apa pun Velyn, tetap saja Naomi merasakan namanya sakit yang luar biasa, dia hanya bisa menangis dan berusaha membiasakan diri.

Apa Velyn merasakan sakit juga? Tidak! Dari awal Velyn memasukkan juniornya sampai sekarang, Naomi tidak menyakiti Velyn.

Naomi memilih meremas kuat seprei kasur, daripada mencengkeram pergelangan tangan Velyn.

"Aarrgghh ssaakkiitt hiks,"

Jleb!

Darah keluar dari vagina Naomi, Velyn membiarkan juniornya diam di dalam lalu dia menopang tubuhnya supaya dia tidak menindih Naomi.

"Masih kuat? Kamu udah kesakitan, kita udahan saja ya," tanya Velyn kuatir.

Velyn menghapus air mata dan keringat Naomi dengan tangannya, Naomi tersenyum dan menggeleng.

"Lanjut aja Ve, aku tidak apa tapi istirahat dulu ya aku sedikit lelah," balas Naomi diangguki Velyn.

Velyn tidak masalah memberikan Naomi waktu untuk beristirahat, dia sangat tahu kalau Naomi kelelahan apalagi Naomi harus melayani dirinya sehabis pernikahan mereka yang cukup melelahkan.

Setelah beberapa menit, akhirnya Naomi menyuruh Velyn untuk lanjut walau ragu dia tidak akan menolak.

Velyn memaju-mundurkan juniornya dengan tempo sedang, Naomi meringis saat junior Velyn bergesekan dengan dinding vaginanya.

Velyn mendengar ringisan itu walau pelan, dia menatap Naomi. Naomi yang paham arti tatapan itu, dia hanya mengangguk.

Naomi tidak mungkin menyuruh Velyn berhenti, di saat Velyn sendiri belum menuntaskan hasratnya. Lama-kelamaan, rasa sakit itu bercampur rasa nikmat.

"Aahh eennaakk Vvee,"

Velyn bersyukur Naomi menikmati sentuhan dia, dia lebih baik melihat Naomi yang menikmati sentuhan dia daripada melihat Naomi kesakitan walaupun dka sudah bermain lembut.

"Lleebbiihh cceeppaatt Vvee,"

Velyn mempercepat temponya, dia tahu kalau Naomi akan orgasme kembali, jadi dia menyetujui keinginan Naomi daripada menyiksanya.

"Aahh, aakkuu mmaauu aahh kkeelluuaarr, Vvee,"

"Bareng, Nao,"

Setelah beberapa menit akhirnya mereka orgasme, tentu saja Velyn orgasme di dalam vagina Naomi. Orgasme mereka sangat banyak, hingga cairan itu keluar dari selangkangannya.

Naomi merasakan hangat dalam vaginanya, dia tidak memikirkan itu karena dirinya sudah lelah apalagi ini pertama kalinya dia melayani suami.

"Makasih, Nao," kata Velyn mengecup bibir Naomi.

"Sama-sama, Ve," balas Naomi pelan.

"Tidur yuk, itu biarin aja ya di dalam sampai besok," kata Velyn diangguki Naomi.

Naomi juga sudah lelah, dia tidak menolak ajakan Velyn untuk tidur tidak peduli bagian bawahnya yang menganjal. Mereka tidur saling berhadapan dan berpelukan, Velyn menyelimuti tubuh mereka yang naked.

Keesokan harinya, Naomi bangun lebih dulu. Dia melihat wajah damai Velyn, masih tidur aja cantik apalagi sudah bangun.

"Pagi Ve," sapa Naomi saat dia tahu Velyn terusik karena dia mengelus pipi Velyn.

"Pagi, Nao. Morning kiss," balas Velyn mengecup bibir Naomi sekilas, membuat Naomi memerah karena malu.

"Kamu lucu banget kalau malu gini, padahal kita udah sama-sama lihat," kata Velyn terkekeh.

Naomi kesal dengan Velyn, dia memukul pelan bahu Velyn. Bukannya sakit, Velyn malah terus tertawa dan Naomi tersenyum melihat pemandangan ini.

"Udah ah, yuk kita mandi dan turun, Papa sama yang lain pasti menunggu kita," kata Naomi menghentikan tawa Velyn.

"Mandi bareng ya," pinta Velyn ditolak Naomi.

"Tidak mau, nanti kamu minta lagi," tolak Naomi.

"Janji hanya mandi, biar cepat," kata Velyn jujur, Naomi yang melihat kejujuran langsung mengangguk.

Velyn membalikkan tubuh Naomi hingga Naomi menindih tubuh, setelah itu dia memposisikan dirinya menjadi duduk sedangkan Naomi memeluk dirinya.

"Aahh,"

"Jangan mendesah sayang, nanti aku mau lagi," kata Velyn mengoda Naomi yang malahan mendapat pukulan.

"Cepetan Ve, aku mau mandi. Salah kamu juga, yang duduk tidak bilang-bilang dulu," balas Naomi kesal.

"Iya, iya, aku salah. Tuan putri benar, ayo kita mandi," kata Velyn mengalah, tidak tahu saja wajah Naomi sudah memerah.

Velyn mengendong Naomi ke kamar mandi, dia memandikan tubuh mereka hanya memandikan seperti kata dia tadi.

Setelah mereka mandi, mereka mengeringkan tubuh masing-masing dam memakai pakaian.

Mandi sudah, pakaian sudah, berdandan sudah. Untuk berdandan hanya Naomi saja, Velyn tidak suka namanya dandan.

Setelah semua beres, Velyn mengendong Naomi ala bridal style ke resto hotel yang berada di lantai bawah. Walau ada lift, tetap saja mereka harus berjalan dulu.

Velyn tidak mungkin tega membiarkan Naomi jalan di saat dia tahu setiap Naomi jalan pasti meringis kesakitan, jadi dia mengendong saja.

Naomi hanya pasrah, dia mau menolak tapi dia yakin kalau Velyn tidak akan menyetujui jadi dia mengalungkan tangannya ke leher Velyn.

Setibanya di resto, mereka sudah melihat keluarga besar Xavier berada di sini tinggal mereka saja yang belum datang.

Kehadiran mereka disadari semua orang, mereka diberi tatapan yang berbeda. Tatapan mengoda, tatapan bersahabat dan lainnya.

"Sini, Ve," ajak Xavier diangguki Velyn.

Velyn menuju meja Xavier yang kosong, sejujurnya Velyn tidak tahu di mana Mama Naomi tapi dirinya tidak akan bertanya mungkin nanti jika Naomi mau mengatakannya.

Velyn mendudukkan Naomi, jadi mereka duduk berhadapan dengan Xavier. Xavier tersenyum melihat interaksi keduanya yang romantis, dia tidak menyangka kalau anaknya akan secepatnya ini meninggalkan dirinya.

"Romantis amat pasangan baru, udah berapa ronde?" tanya Xavier tersenyum jahil.

Mereka sangat malu, Naomi menenggelamkan wajahnya di dada Velyn sedangkan Velyn berusaha menutupi dirinya yang malu.

Keluarga Xavier terkekeh melihat pasangan baru yang malu ketika Xavier bertanya, setelah itu Xavier menyuruh mereka untuk duduk.

"Gimana semalam? Kamu sudah melihat perbedaan Velyn 'kan sayang," tanya Xavier menaikkan kedua alisnya.

Xavier tidak akan bicara bisik-bisik, dia bicara biasa yang bisa didengar semua orang. Lagipula keluarga besar sudah tahu, mereka tidak masalah dengan kelebihan Velyn.

"Pa, cukup. Nao, mau makan," tegas Naomi, jika dia membalas maka dia sendiri akan malu digoda sang Papa.

"Lah, malah malu. Pas main pasti tidak malu tuh, malah keenakan," ledek Xavier membuat Naomi bertambah malu.

"Papa!" kata Naomi dengan nada tinggi.

TBC...

18. My GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang