Part 9

1.3K 91 1
                                    

Naomi bukannya tidak tahu siapa mereka, saat dia dan Velyn menikah tentu saja mereka datang dan Naomi mengenalkan sahabatnya ke Velyn begitu juga sebaliknya.

"Kami hanya disuruh untuk mengantar Nona pulang," balas Kenzo ramah.

Sejujurnya Naomi tidak suka dipanggil Nona, dia sudah mengatakan ke mereka untuk memanggil dia nama saja tapi mereka tidak mau membuat dia pasrah.

"Ve ke mana?" tanya Naomi membuat mereka terdiam.

Naomi tentu saja bertanya, sesibuk apa pun Velyn akan menjemput dia bukan menyuruh anak buahnya menjemput karena ini bukan tipe Velyn.

Kenzo dan anak buahnya tidak menjawab pertanyaan Naomi, hal ini membuat dia geram. Apa susahnya menjawab?

Apa dia harus emosi dulu baru mereka menjawab? Sudahlah, dia tidak bisa menahan lagi.

"Saya tanya Ve ke mana? Tinggal jawab saja!" bentak Naomi membuat mereka takut.

Jujur saja, Naomi yang marah seperti Velyn. Sama-sama layaknya malaikat pencabut nyawa, mereka saling melirik seolah bertanya siapa yang mau menjawab?

Akhirnya Kenzo pasrah, dia menjawab kalau Velyn lagi balapan dan hal ini tidak bisa ditinggalkan apalagi uang hasil balapan itu yang membuat mereka terutama Velyn bertahan hidup.

Kenzo menjelaskan, sejak Velyn kelas 10 sejak itulah dia tidak mendapatkan uang sepersen pun. Jadi mau tidak mau Velyn masuk ke sekolah mereka, walau dia bisa masuk ke sekolah unggulan dia menolak.

Alasannya sederhana, Velyn mengatakan kalau sekolah berandalan tidak punya aturan yang menuntur. Jadi dia pergi sesuka hati, tidak akan dipermasalahkan.

Selain itu, Velyn yakin mereka bisa membantu Velyn mencari pekerjaan yang cocok untuknya. Dan benar saja, mereka memberikan pekerjaan yang cocok untuknya.

Walau Naomi sudah tahu Velyn balapan dari kelas 10, tetap saja dia tidak tahu kebenaran lainnya jadi dia diam saja saat Kenzo menjelaskan semuanya tanpa dia suruh.

"Antar saya ke sana," tegas Naomi setelah Kenzo mengakhiri penjelasannya.

Kenzo mau tidak mau mengantar Naomi ke tempat Velyn, sejujurnya posisi Kenzo serba salah. Jika dia mengantar Naomi, dia kena marah Velyn. Jika dia tidak menolak Naomi, dia kena marah Naomi.

Butuh waktu beberapa menit hingga mereka tiba di lokasi, Kenzo memimpin jalan sedangkan Naomi berada di tengah dan belakanganya ada 2 orang yang berjaga.

Kenzo membiarkan Naomi melihat Velyn balapan, terlebih Velyn sudah di putaran terakhir. Saat Velyn mencapai garis finish, motornya oleng yang membuat dia terjatuh.

Soal motor, Velyn sudah menyadari motornya aneh saat di puteran terakhir hanya saja dia terus memaksa karena 1 putaran lagi, dia bisa mengantasi.

"Ve!" teriak Naomi kaget, dia berlari ke tempat Velyn terjatuh.

Untung saja Velyn tidak tertimpa motornya, tetap saja dia merasakan sakit. Walau sering terjatuh, tetap saja rasanya sakit.

Velyn berusaha bangun dan melepaskan helm yang dia gunakan, dia seperti mendengar suara teriakkan Naomi. Dia kaget melihat Naomi di sini sedang berlari ke arahnya, disusul Kenzo dari belakang.

"Kita ke rumah sakit," tegas Naomi sambil mengalungkan tangan Velyn ke lehernya.

"Oh, come on ini luka kecil," tolak Velyn ditatap tajam Naomi.

"Nurut, Ve," kata Naomi tidak menerima bantahan.

"Baiklah," balas Velyn pasrah

"Ken, siapkan mobil. Kita ke rumah sakit," perintah Naomi diangguki Kenzo.

Naomi memapah Velyn hingga mereka di parkiran, dia tidak peduli mobil siapa yang Kenzo siapkan untuk mereka pergi ke rumah sakit.

Naomi hanya peduli keselamatan Velyn, selebihnya dia bodo amat. Mau itu mobil curian sekali pun, dia akan mengatakan ke Xavier nantinya jika mereka tertangkap.

Mereka masuk ke mobil dengan Kenzo sebagai supir, sedangkan mereka duduk berdua di belakang, Kenzo hanya pasrah memang nasib jomblo susah.

"Berhenti balapan, aku bisa nafkahi kamu," tegaz Naomi menatap Velyn.

"Aku suamimu, jadi aku yang menafkahi bukan sebaliknya," tolak Velyn menatap Naomi walau dia sangat takut dengan tatapan tajam yang Naomi berikan..

Sabar Ken, sabar. Dirimu kuat, jadi supir dan nyamuk sekaligus setan yang tak kasat mata, batin Kenzo yang masih fokus menyetir.

"Kalau gitu, ambil alih perusahaan cabang milik Papa," kata Naomi lagi-lagi ditolak.

"Huff, aku tidak suka bisnis. Aku tidak mau seperti baj*ng*n itu yang meninggalkan keluarga demi kerjaan," balas Velyn yang membuat Naomi paham kenapa Velyn selalu menolak urusan bisnis.

"Jadi ini alasan kamu tidak suka bisnis," kata Naomi diangguki Velyn.

"Aku akan bilang Papa buat melarang kamu balapan demi kebaikan kamu," lanjut Naomi membuat Velyn panik.

Bisa bahaya kalau Naomi mengatakan ke Xavier, apalagi Xavier akan menuruti kemauan Naomi apa pun itu. Jika Naomi minta Xavier larang Velyn balapan, bisa-bisa seluruh arena balap tidak menerima dia.

"Eh, Jangan dong," kata Velyn yang berusaha menutupi kepanikan dia.

"Aku tidak suka dibantah, Ve," balas Naomi menahan kekesalan dia karena Velyn selalu menolak ini itu.

"Aish, kalau aku berhenti balapan dari mana aku mendapat penghasilan dan bayarin semua kebutuhan kamu?" tanya Velyn frustasi.

Velyn sebagai kepala keluarga mana mungkin dia menganggur dan menumpang makan sama mertua, dia bukan tipe yang suka minta-minta. Kalau dia sanggup menafkahi Naomi, maka dia akan usaha sendiri.

"Kalau kamu mau mendapatkan uang, bukan balapan caranya. Kamu tidak suka angka?" tanya Naomi memberi pengertian.

Jika Naomi emosi dan kesal, dia yakin Velyn tidak akan mendapatkan solusi jadi dia lebih baik menahan dan memberikan solusi yang tepat.

"Iya, aku tidak suka angka apalagi duduk saja seharian di ruangan," balas Velyn membuat Naomi paham.

"Kamu pilih saja mau buka cafe, resto atau apa? Usaha itu akan menjadi milikmu, setidaknya kamu bisa menghasilkan uang," kata Naomi memberi saran, Velyn mencerna sebelum dirinya mengangguk.

"Baiklah, aku berhenti balapan. Aku akan buka cafe saja, maaf membuatmu kuatir," balas Velyn tersenyum, Naomi menghela nafas lega.

Setidaknya Naomi berhasil membujuk Velyn berhenti balapan, dia juga akan membantu Velyn mendirikan cafe sesuai kemauan Velyn.

"Aku senang dengarnya," kata Naomi tersenyum.

"Permisi nona-nona, maaf ganggu acara romantisan kalian. Tapi kita sudah sampai di rumah sakit, apakah nona-nona tidak mau turun?" tanya Kenzo menatap kaca spion sambil menahan kekesalan dia.

Bagaimana tidak kesal? Jika sepanjang perjalanan Kenzo benar-benar tidak dianggap keberadaannya, malah mereka asik-asikan menunjukkan kemesraan pada dia yang jomblo.

"Makasih, Ken," kata Naomi lalu dia membantu Velyn masuk ke rumah sakit membiarkan Kenzo lagi-lagi ditinggal.

Untung istri bos, astaga nasib ku gini amat sih. Mending di sini aja lah daripada ikut masuk, ujung-ujungnya cuma melihat keromantisan mereka, batin Kenzo menghela nafas.

TBC...

18. My GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang