Permaisuri Licik

31. Rencana (2)

Kena kau. Batin ji ya bersorak bahagia, salah satu rencananya berjalan sempurna.

"apakah masih sakit?" tanya ji ya sembari mengelus leher kaisar xiao dengan gerakan sensual. Jangan tanya seperti apa reaksi kaisar xiao, sebagai pria normal jelas kaisar xiao panas dingin dibuat ji ya.

Tanpa aba-aba ji ya langsung mengecup leher samping kaisar xiao bahkan menjilatinya, kaisar xiao kaget dengan kebrutalan ji ya.

"A-apa yang kau lakukan gadis nakal, kau menggodaku?" ucap kaisar xiao sembari menjauhkan wajah ji ya dari lehernya.

"menggoda apa? Aku hanya mencoba menyembuhkan rasa sakitnya. Kata ibuku apabila salah satu tubuhmu sakit maka kecuplah maka akan berkurang rasa sakitnya." ujar ji ya yang kembali mengecup leher kaisar xiao.

Sebenarnya kaisar xiao cukup risih tapi juga senang. Seluruh perasaannya campur aduk, bahkan ada sedikit dorongan dalam dirinya yang menyuruhnya untuk menerkam ji ya saat itu juga. Tetapi ia masih waras untuk melakukan kegiatan fatal itu.

Jelas kaisar xiao tidak ingin ji ya membencinya, akan tetapi godaan dari ji ya tidak berhenti dan semakin menjadi-jadi.

"ibumu yang mana? Ibumu sudah tiada." jawab kaisar xiao yang langsung membuat ji ya menghentikan aksinya.

"tentu saja ibuku dimasa depan," karang ji ya dengan lantang, padahal ibunya dimasa depan tidak pernah mengatakan itu. Jangankan bicara santai dengan ji ya, bertemu dengan ji ya saja setahun sekali. Karena kesibukan mereka yang tiada habisnya.

Ji ya dimasa depan adalah anak yang sangat kesepian, tidak memiliki teman bahkan untuk berinteraksi dengan keluarganya saja bisa dihitung dengan jari. Tidak mengherankan kepribadiannya cukup buruk bahkan sangat licik.

"Seperti apa masa depan?" pertanyaan itu tiba-tiba tercetus begitu saja dari bibir kaisar xiao.

Ji ya menatapnya heran, untuk apa juga ia harus tahu tentang masa depan.

"kau tidak perlu tahu seperti apa masa depan, aku bahkan yakin 100% kau sudah menjadi fosil di dalam tanah sejauh 10 meter." Ucap ji ya dongkol.

"jujur saja aku tidak mengerti apa yang kau katakan, tetapi aku memiliki firasat kau mengatakan hal yang buruk terhadapku." ucap kaisar xiao dengan mata menyipit curiga.

Ji ya hanya bisa tersenyum canggung, lalu segera menyingkir dari atas pangkuan kaisar xiao.

"Tidak, tidak salah maksudnya hehehehe" ji ya tertawa tetapi matanya terus memperhatikan setiap gerak-gerik kaisar xiao.

"ugh, kenapa udara disini terasa semakin panas?" kaisar xiao berusaha mengipas dirinya sendiri tapi sepertinya itu sia-sia. Peluhnya mengalir membasahi pelipisnya, bahkan wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Panas? Oh ya rasanya panas sekali disini, bagaimana kalau kita pergi kekamarmu saja? Siapa tahu disana tidak terlalu panas." ji ya dengan cepat memeluk sebelah tangan kaisar xiao dengan senyum lebar.

"ayo kita kekamarmu."

"k-kamar? Untuk apa?"

Kaisar xiao menatap ji ya, tapi tatapannya tampak sayu dan tidak fokus, bahkan sesekali ia melantur.

Dashyat sekali efek obat yang diberikan ping nuo, semoga saja aku tidak sempat diterkam oleh rang-rang. Batin ji ya yang sebenarnya agak takut apa yang akan terjadi selanjutnya.

"ayo cepat bangun, kita ke kamarmu sekarang." ji ya sedikit kesulitan menjaga keseimbangan dikala kaisar xiao telah berdiri, tubuh kecil ji ya dipaksa menahan beban tubuh kaisar xiao yang 2 kali lebih besar darinya.