Story by: LemonTea_-
Saras, gadis Jawa-Cina yang baru beranjak 17 tahun memiliki sebuah pengalaman seru. Tentang ruang ganti anak basket di sekolahnya.
Malam itu, tepat pukul sembilan, Saras pergi ke sekolahnya untuk sebuah urusan mendesak, yaitu mengambil ponselnya yang tertinggal di ruang ganti basket. Namun, urusan itu tidak sesederhana ia sampai di sekolah, berjalan menuju ruangan, membuka pintu, menyalakan lampu, menemukan ponsel, mengambilnya, lalu pulang. Tidak.
Semuanya dimulai tepat ketika Saras berjalan di koridor menuju ruang ganti yang letaknya di ujung utara, dekat toilet guru dan gudang. Sepanjang gadis Jawa-Cina itu berjalan, hanya lampu koridor yang menemaninya, dan suara jangkrik yang ramai bernyanyi, dan suara nyanyiannya sendiri yang ia niatkan agar tidak mendengar suara-suara lain, selain jangkrik.
Meski takut, Saras tetap memberanikan diri demi mengambil ponselnya. Dan masalah lainnya adalah tepat ketika Saras sampai di depan ruangan. Berjingkat-jingkat berusaha membuka kancing pintu, menahan kram pada lehernya, menahan hawa dingin yang tiba-tiba menjadi lebih dingin, menahan bulu kuduk yang mendadak berdiri, dan jantungnya yang berdegup dua kali lebih kencang.
Pintu yang berderit keras membuat Saras susah payah menelan saliva. Ia tetap melangkah masuk, meraba sakelar di dinding, dan menyalakan lampu. Ia langsung menemukan ponselnya tergeletak di atas meja yang ada di sudut ruangan. Lalu masalahnya menjadi sangat kompleks ketika ia akan melangkah keluar.
Lampu tiba-tiba berkedip-kedip seperti lampu diskotik. Pintu terbanting keras, menutup sendiri, yang rasanya tidak mungkin digerakkan angin. Jantung Saras yang semula berdegup dua kali lebih cepat, kini berdegup sepuluh kali lebih cepat. Ia buru-buru berjalan menuju pintu, berusaha membukanya.
Lampu masih berkedip meriah seperti ada perayaan kenduri besar-besaran. Saras merasa oksigen di sekitarnya seolah habis tersedot sesuatu. Lututnya tremor membuatnya kesulitan berdiri. Kerongkongannya kering dan Saras kesulitan berteriak meskipun ia ingin dan segala kalimat permintaan tolong sudah tersusun rapi di kepala. Hanya saja, ia tidak bisa mengeluarkan semua kalimat itu.
Akhirnya Saras hanya bisa menggedor pintu sekeras-kerasnya. Berharap bahwa di luar ada siapa pun yang berpotensi membantu Saras dari keadaan angker yang seumur hidup baru pernah ia alami sekarang.
Lima menit sudah ia menggedor pintu, akhirnya pintu terbuka seolah penghalang raksasa yang ada di depannya disingkirkan begitu saja. Ia segera berlari terbirit-birit sambil berteriak "Tolong" sekeras mungkin. Namun, suasana angker juga tidak berhenti sampai di sana. Tidak sesederhana ia berlari, sampai di pos satpam, mendapat pertolongan. Tidak.
Saras terantuk sapu di koridor, kesakitan dan kecepatan larinya berkurang. Akan tetapi, Saras mengabaikan rasa sakitnya saat itu dan terus berlari.
Sampai di pos satpam, Saras disambut Pak Sahul, satpam yang malam itu sedang berjaga.
"Pak, huuh-huuh. To-tolong sa-saya, Paaak.!"
"Ada apa? Kamu kenapa keringetan begini malam-malam? Ambil HP aja lama sekali."
Saras masih sangat terengah-engah dan berusaha mengatur detak jantungnya. Ia tak kuat berbicara, takut kalau-kalau napasnya tiba-tiba putus sebelum ia selesai menjelaskan apa yang terjadi. Maka ia mengambil napas dan berusaha tenang.
"Mo-motor saya ketinggalan di parkiran, Pak! Tolong ambilin!" Akhirnya tangis Saras pecah sebab tak kuat menahan semua emosinya malam itu. Ia hanya takut, dan malu. Itu saja.
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
CERMIN HOROR
HorrorKumpulan cerita mini karya Family CPBS bertema "Pengalamanku" yang menimbulkan ketegangan dan rasa takut. Bagaimana dengan pengalamanmu? Highest rank: #3 ceritamini (24/05/2022) #6 cermin (30/05/2022) #15 hororstory (30/05/2022)