Story by: novitasariati35
Berbeda dengan malam sebelumnya, hari ini Kinan pulang larut karena lembur mengerjakan project ratusan jutanya di kantor. Ia bahkan sampai mengganjal perutnya dengan sebuah roti sebagai makan malam karena sibuk mengerjakan projectnya tersebut. Kinan tidak ingin melewatkan kesempatannya agar dapat promosi di tempat kerjanya.
Waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam ketika ia melajukan mobilnya pulang ke rumah. Agar tiba lebih cepat di rumah, Kinan mencoba mencari jalan pintas. Namun, siapa sangka, di tengah jalan, di saat sunyinya malam merayap bersamaan suara-suara jangkrik dan dinginnya angin malam, mobilnya kehabisan bensin.
Kinan terpaksa turun dari mobil dan mencoba berjalan lurus untuk menemukan kedai pinggir jalan yang menjual bensin eceran. Ia tidak bisa diam saja menunggu bantuan dari orang yang melewati jalan ini. Belum tentu pertolongan yang ditunggunya akan datang, mengingat malam semakin larut dan sepinya jalanan saat ini. Jalanan ini memang kurang banyak dilalui oleh orang-orang karena pernah terjadi pembegalan yang mengerikan setahun lalu.
Berjalan sekitar sepuluh menit dengan perasaan takut, lebih takut pada orang jahat yang akan membegalnya daripada makhluk tak kasat mata yang menampakkan diri karena banyaknya pepohonan tua di sekitarnya yang biasanya sebagai tempat 'mereka' berdiam di sana, Kinan akhirnya menemukan sebuah warung bakso. Warung itu tampak sepi, tidak ada seorang pembeli pun, mungkin karena sudah malam.
Saat Kinan berjalan mendekat, ia tidak menemukan pemilik dari warung bakso tersebut. Pikirnya saat itu, apakah pemiliknya sedang di dalam rumah?
Kinan menyuarakan kata "permisi" berulang kali agar pemilik dari warung bakso yang didatanginya keluar. Kebetulan, ia juga sedang lapar karena tadi hanya makan roti. Namun, pemilik dari warung bakso tidak kunjung keluar hingga membuat Kinan memutuskan untuk mencari tempat lain untuk meminta pertolongan.
Ketika Kinan hendak meninggalkan warung itu, sebuah tepukan pelan di bahunya membuatnya kaget setengah mati.
"Ja-jangan bunuh saya!" ucap Kinan spontan.
"Maaf, Ibu tidak berniat mengagetkanmu. Mau beli bakso, ya?"
"Ah, iya," ujar Kinan saat telah membalikkan badan.
Seorang wanita paruh baya dengan wajahnya yang cukup putih pucat itu pun tersenyum, "Tunggu sebentar, ya! Silakan duduk dulu."
Perasaan, tadi enggak ada siapa-siapa. Ibu ini baru keluar, ya? Sejumlah tanya mendadak singgah di benak Kinan, tetapi tidak membuatnya berpikir panjang untuk segera duduk dan menunggu.
"Bu, di sekitar sini, di mana saya bisa beli minyak eceran untuk mobil saya, ya?" Kinan mencoba memecah hening dengan satu pertanyaan kepada ibu penjual bakso yang sedang menyiapkan semangkuk bakso untuknya.
"Sayangnya tidak ada. Pulang saja dulu dengan gojek."
Kinan melihat layar di ponselnya, sudah menunjukkan pukul 22.33 malam, baterai ponselnya juga tinggal sebelas persen, apa memungkinan untuk memanggil gojek di saat seperti ini?
Semangkuk bakso selesai disajikan. Kinan melahap dengan cepat. Rasanya enak. Tampaknya ia harus merekomendasikan tempat ini ke teman-teman kerjanya.
Namun, apa yang ia harapkan, tidak dapat ia realisasikan karena warung bakso yang ia datangi seminggu lalu, sudah tidak pernah ada sejak kejadian begal setahun lalu.
"Mana? Katamu, di sini ada jual bakso yang enak? Sepanjang jalan adanya pohon, doang, ih! Untung masih siang, kalau malem? Keknya tempat ini angker."
Warung itu ... bukannya dulu di sini? Kenapa sekarang jadi bangunan tua terbengkalai yang habis kebakaran?
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
CERMIN HOROR
HorrorKumpulan cerita mini karya Family CPBS bertema "Pengalamanku" yang menimbulkan ketegangan dan rasa takut. Bagaimana dengan pengalamanmu? Highest rank: #3 ceritamini (24/05/2022) #6 cermin (30/05/2022) #15 hororstory (30/05/2022)