-selamat membaca-
✿ ✿ ✿
Maira saat ini sudah berada dikamarnya, sembari menangis ia menuju kamar mandi tanpa melepaskan semua yang tertempel di badannya. Dirinya kemudian menyalakan shower, dan membuat tubuhnya terguyur oleh air itu.
Setelahnya gadis itu, ralat, wanita itu menggosok seluruh badannya yang sudah tak suci karena disentuh oleh lelaki lain, yang tak lain dan tak bukan adalah atasannya sendiri.
Maira terus menggosokkan tangannya dengan kasar ke seluruh tubuhnya berharap akan bersih kembali, walaupun nyatanya itu tak akan terjadi. Ia sudah kotor, seperti sampah.
"Arghhh... Aaaaaaaa.... Aku kotor hiks..."
"Bunda, ayah, maafin Maira hiks.."
Maira terus mengucapkannya sambil menangis dan terus menggosokkan tangannya sampai merah, karena hanya itu saja yang bisa ia lakukan.
Kemudian ia pun terduduk di lantai kamar mandi yang dingin itu, karena rasa lelah yang ada, Maira kemudian menyenderkan tubuhnya ke dinding kamar mandi. Ia tak henti-hentinya menangis juga menggosokkan tangannya, Maira benar-benar merasa ada di titik terendah dalam hidupnya.
Sampai akhirnya karena terlalu banyak menangis, Maira tertidur dengan masih posisi duduk di lantai kamar mandi. Ia tak memikirkan, jika saja dirinya bisa sakit karena basah-basahan.
Kini pagi sudah menjelang, Maira yang kedinginan itu membuka matanya. Perasaan yang pertama kali ia rasakan adalah pusing di kepalanya yang begitu berat. Namun walau begitu, Maira mencoba untuk bangun.
Setelah berhasil untuk bangun, ia kemudian melepaskan gaun kemarin yang masih tertempel di tubuhnya. Mengambil handuk lalu memakainya, Maira pun keluar dari kamar mandi.
Jam menunjukkan pukul 7 pagi, ia kemudian mengambil bajunya dan memakainya. Setelah itu, Maira mengambil kopernya dan memasukkan seluruh barang-barangnya ke dalam sana. Ia memutuskan untuk pulang lebih dulu, dirinya belum siap jika harus bertatap muka dengan Aldo, bahkan mungkin Maira sudah tak Sudi untuk melihat lelaki yang telah menghancurkan masa depannya.
Saat tengah membereskan semua barangnya, tiba-tiba saja ponsel miliknya bergetar menandakan ada panggilan telpon masuk. Saat mengambilnya, ia melihat nama Aina lah yang tercantum disana. Dengan ragu, Maira pun mengangkatnya.
"Ha-halo."
"Haloo, Maira."
"I-iya Aina, ada a-apa?"
"Lo baik-baik aja kan? Semalem gue mimpi buruk soal lo Mai."
Maira beberapa saat terdiam. "Aku ga-gak papa kok, ak-ku baik-baik a-aja."
"Syukurlah kalo gitu, gue takut lo kenapa-kenapa."
"Kamu tenang aja, aku baik-baik aja disini." 'Tapi sebenernya aku gak baik-baik aja Na.' lanjut batin Maira.
"Lo flight hari ini kan?"
"Iya, aku pulang hari ini. Ini lagi beres-beres."
"Nanti kabarin gue kalo landing, biar gue jemput ke bandara."
"Iya Na, nanti aku kabarin kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND DEVIL CEO
RomanceMaira Xaviella, gadis cantik berotak pintar berusia 22 tahun yang baru saja lulus dari bangku kuliahnya kini akan bekerja menjadi sekretaris seorang CEO. Ia baru saja diterima oleh perusahaan besar di negaranya, yakni Property Aerospace Company. Nam...