6

2.1K 105 1
                                    

***

Layaknya pria kutu buku, Farrel berjalan keluar kelasnya dengan buku-buku yang berada di tangan remaja itu, sekarang ia numpang lagi di rumah Hanif karena ia belum dapat kerjaan, nanti rencananya ia akan cari pekerjaan di luar sana.

Kini pria itu berada di lorong menuju kelas Hanif, terlihat di depan sana Hanif tengah mengobrol dengan Dara, Farrel sedikit mendekat mendengar obrolan mereka.

"Aku pulang bareng kamu lagi hari ini, boleh ya, Han."Ujar Dara meminta tumpangan pada Hanif.

Farrel yang mendengar itu membalikkan tujuannya yang hendak menemui Hanif, ia sadar diri ia hanya numpang di apartemen Hanif bukan berarti ia harus menghalangi pria itu untuk mengantarkan gadisnya pulang.

Farrel berjalan keluar gerbang, ia sadar dia tidak punya uang sama sekali, tidak mungkin jika hanya menumpang gratis dengan angkot, mau tak mau Farrel berjalan pulang ke apartemen Hanif yang letaknya lumayan jauh dari sekolahan.

Pria itu berjalan gontai di pinggir jalan, bisa saja ia menghubungi teman-teman nya tapi ia sekarang tinggal di apartemen Hanif, bisa panjang urusannya jika mereka tau.

"Cakep-cakep gini malah jadi gembel" gumam Farrel tidak habis pikir dengan nasibnya yang sungguh malang.

"Enaknya gue cari kerjaan apa ya" monolog nya.

"Yakali gue kerja nyenengin tante-tante girang" Farrel bergidik ngeri membayangkan.

Farrel menendang kaleng bekas minuman saking bingungnya harus kerja apa biar bisa bertahan hidup, yakali cuma numpang terus jadi beban orang yang aslinya bukan keluarga ataupun teman Farrel.

Terdengar gongongan anjing di depan sana, mampus. tendangan ke gabutan Farrel mengenai anjing yang tak bersalah itu "mati gue" pria itu berbalik mundur berlari secepat yang ia bisa menghindari anjing yang mengejarnya.

"Gila, anjing ngejar-ngejar gue, kayak gak ada cewek aja yang ngejar-ngejar gue" ujar pria itu terengah-engah di atas pohon mangga di depan rumah warga, anjing itu tengah mengongong di bawah pohon menunggu Farrel turun.

"Woii pergi lu njing, cari betina aja sana"usir Farrel. Bukanya pergi anjing itu malah semakin keras mengongong.

"Serah lu deh njing, kalo gak mau pergi gue juga gak mau turun"kata Farrel lagi dengan nada pasrah.

"Husss huss"Farrel melirik siapa yang bersuara, iya itu Hanif pahlawan Farrel, "turun" titah Hanif melihat Farrel yang berada di atas pohon.

Farrel turun dari atas pohon itu, untung saja pemilik rumah lagi tidak ada kalau ada mungkin ia akan di marahi sudah memanjat pohonnya sembarangan tanpa izin terlebih dahulu.

"Buruan naik"suruh Hanif.

Tidak menyahut, Farrel naik ke atas motor layaknya seorang adek yang tengah di marahi kakaknya akibat terlambat pulang sekolah.

****

Sedari tadi Hanif diam saja pada Farrel, ia hanya bicara saat memberikan makanan pada Farrel setelah itu ia diam lagi sampai sekarang. Farrel jadi berfikir jika Hanif tidak suka keberadaan nya di sini.

Farrel melirik Hanif yang tengah sibuk dengan laptop nya, entah apa yang ia kerjakan Farrel tidak perduli. Farrel menghela nafasnya ia memutuskan untuk pergi dari apartemen Hanif, sepertinya kedatangan Farrel membuat pemilik apartemen tidak nyaman, tanpa meninggalkan sepatah kata Farrel berjalan hendak keluar apartemen.

"Lo mau kemana?"

Sontak Farrel menghentikan langkahnya, "keluar" sahut Farrel tanpa menoleh pada Hanif.

"Kemana?"

"Bukan urusan Lo"

"Balik" perintah Hanif.

"Gue mau ke luar"

"Balik gue bilang!"

Farrel menghela nafasnya lalu membalikkan tubuhnya menghadap Hanif yang sudah berdiri di depan meja belajarnya "Gue mau ke luar, Lo gak ada hak ngelarang gue" ujar Farrel.

"Ada"

"Gak ada, Lo bukan siapa-siapa gue, gak ada hak Lo buat ngatur mau kemana gue."

"Lo mau gue jadi siapa Lo, biar gue ada hak buat ngatur Lo?" Tanya Hanif seraya memasukkan tangannya ke dalam saku celana.

"Balik gue bilang"

Farrel memutar bola matanya malas lalu balik, pria itu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur milik Hanif, Farrel duduk di sana melirik Hanif "Gue pergi gak Lo bolehin, tapi kenapa tadi Lo diamin Gue?" Tanya Farrel.

Hanif mengerutkan keningnya "emang gue harus ngomong apa sama Lo?"

"Ya, ya apa aja" balas Farrel gelagapan, kenapa ia harus bilang begitu pada Hanif.

Hanif tersenyum kecil melihat tingkah pria itu, Hanif berjalan mendekati ranjang ia tiduran di sana menjadikan paha Farrel sebagai bantal nya "eh Lo ngapain?"Farrel menjauhkan kepala Hanif dari pahanya.

"Gausah pelit"Hanif kembali meletakkan kepalanya di paha Farrel membuat pria itu menampilkan wajah masamnya membuat Hanif gemas melihatnya dari bawah.

"Kenapa Lo tadi pulang duluan?"Tanya Hanif menatap wajah Farrel dari bawah.

"Nyenyenye yaiyalah gue pulang dulua yakali gue nunguin orang pacaran"kesal Farrel mengingat tadi ia memergoki Hanif tengah berbicara dengan Dara.

"Oh, jadi Lo liat gue ngomong sama Dara?" Tanya Hanif "gue gak pacaran sama dia, dia cuma temanan sama gue, tadi dia minta tolong gue buat anterin pulang tapi gue tolak karena pulang bareng Lo, tapi pas gue cek di kelas Lo sama parkiran gak ada taunya di kejar anjing"ujar Hanif tertawa kecil membayangkan Farrel di kejar anjing tadi siang.

"Oh"sahut Farrel tak acuh

"Kenapa oh doang, gue beneran gak ada hubungan sama Dara, cuma temenan itupun karena kita se organisasi"terang Hanif.

"Gausah di jelasin, kesanya kayak gue cemburu, ya bodo amat mau Lo pacaran ataupun udah menikah sama tuh cewek"balas Farrel.

"Kalo beneran cemburu juga gapapa"

"Idih najis" Farrel menjauhkan kepala Hanif dari pahanya "sahabatan juga engak gue sama Lo ngapain gue pake cemburu segala, Lo lupa gue sama teman-teman gue benci sama Lo" ujar Farrel memberi tahu.

"Terserah Lo"kata Hanif tiduran di kasur memungungi Farrel.

Farrel ikut merebahkan tubuhnya di sana, pria itu menatap langit-langit kamar "gue mau kerja jadi penghibur tante-tante girang biar cepat kaya"ujar Farrel putus asa, ia juga tidak mau lama-lama numpang di apartemen Hanif.

"Kayaknya ada di deket sini" lanjut Farrel.

Farrel memiringkan tubuhnya menghadap Hanif yang memungunginya "besok gue bakal pergi dari apartemen Lo. Han. Nanti kalo gue udah kaya bakal gue ganti kebaikan Lo sama gue," ujar Farrel.

Ingin sekali Hanif mencabik-cabik mulut Farrel saat ia menyebut ingin bekerja pekerjaan haram itu, Hanif bangkit menghadap Farrel yang juga menghadapnya "Gausah gila, gue mampu biayain hidup Lo disini bahkan sampai Lo mati gue jamin gak bakal Lo kekurangan uang"ujar Hanif emosi dibuatnya,

"Mulai sekarang gue yang gantiin orang tua Lo buat nangung kebutuhan hidup Lo, gaperlu Lo mikirin kerja" ujar Hanif, lalu pria itu menjauh dari sana, ia tidak mau emosinya kelepasan.

Farrel memperhatikan gerak-gerik pria itu yang mulai hilang dari pandangan nya "dia bukan siapa-siapa gue kenapa peduliin gue segala coba, dasar goblok." dengus Farrel tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Mending turu." ujarnya memejamkan mata.

****

TBC.

ketos vs siswa bandelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang