12

1.9K 117 10
                                    


Mana yang kemaren minta update cepett??
Awas kalian ngilang

Jangan lupa vote sama komennya ya

Happy reading^^

****

Farrel dan Alfi benar-benar seenaknya saja di apartemen Hanif, lihatlah betapa berantakan ruangan ini sekarang, kulit kacang bertebaran di mana-mana, bantal sofa yang tak lagi berada di tempatnya dan lainnya.

"Go-golll"teriak Farrel melemparkan kulit kacang pada Alfi, mereka tengah menonton pertandingan bola di televisi.

"Gausah lempar-lempar Dajjal"Alfi membalas dengan melemparkan bantal sofa pada Farrel hingga mengenai wajahnya.

"Alfi anjir kayak taik!" teriak Farrel mengema di ruangan itu.

"Bel bunyi tuh Lo bukain gih," perintah Alfi mendengar bel apartemen yang berbunyi.

Farrel bergegas membukakan terlihat dua teman-teman nya di sana "ayo masuk, di dalam agak berantakan terus setan jahanam masih di sini" kata Farrel memberitahu.

"Anjir! Lo bawa pasukan?"Kaget Alfi melihat kedatangan teman-teman Farrel.

Farrel menyungingkan senyumnya "kenapa? Takut Lo?"tanya Farrel bangga.

"Engak lah, najis takut sama banci kayak Lo pada" Alfi melemparkan bantal pada Farrel "liat tuh satu sama, Lo bakal kalah." ujar Alfi bersemangat menatap layar televisi.

Mereka duduk bersama di sana menyaksikan pertandingan yang semakin sengit di layar televisi "GO-Gollll" teriak Farrel dan teman-temannya.

"Kalah Lo, taik." Rasya melemparkan kulit kacang pada Alfi.

"Huuu" cibir Farrel ikut melemparkan bantal mengenai wajah pria itu.

"Gausah keroyokan" kesal Alfi, pasalnya ia hanya sendiri sedangkan Farrel bawa pasukannya.

"Gue tim Lo aja deh, kasihan gue,"kata Yoga pindah ke sebelah Alfi membuat Rasya dan Farrel menatap pria itu.

"Apa-apaan Lo, Yog."Kata Farrel tak terima.

"KALIAN APAIN APARTEMEN GUE!" Mereka semua di buat kaget oleh teriakan itu, lalu menoleh ke sumber suara sudah dipastikan Hanif yang tengah berkacak pinggang di sana melirik mereka satu persatu.

"Wah yang habis pulang pacaran nih," sindir Farrel "kesempatan dalam kesempitan, sebenarnya Lo ngehukum kita cuma sebagai peralihan biar Lo bisa ada waktu pacaran kan sama cewek Lo itu"tuduh Farrel tidak abis pikir.

"KELUAR KALIAN SEMUA!" Teriak Hanif tanpa mengubris ucapan Farrel sehingga membuat mereka semua berdiri bergegas keluar dari apartemen begitupun Farrel ikut-ikutan hendak pergi.

"Lo di sini aja," Hanif menarik baju Farrel membuat pria itu berbalik badan.

"Ogah gue beresin sendirian, gak capek Lo liat gue seharian di hukum" kata Farrel menampilkan wajah lelahnya.

"Siapa yang nyuruh lo, nanti ada yang bersihin, ikut gue"Hanif membawa Farrel memasuki kamar.

"Ngapain Lo bawa gue ke kamar? Lo mau unboxing gue?" Tanya Farrel dengan wajah polosnya.

"Pikiran Lo kejauhan, tapi boleh juga" sahut Hanif menaik-turunkan alisnya mengoda Farrel.

Farrel membelalakkan matanya lalu menendang pelan perut pria itu membuatnya tersungkur ke kasur "gausah gila!"

"Ya siapa juga yang mau unboxing Lo, emang Lo mau di luar nemenin yang bersihin apartemen? Kalau mau yaudah sana keluar" suruh Hanif, dasar pikirannya terlalu jauh.

"Engak lah" Farrel ikut merebahkan tubuhnya di kasur sebelah Hanif.

"Dari mana aja Lo, abis pacaran? Wah enak banget tuh," kata Farrel seraya menatap langit-langit kamar.

"Gue gak punya pacar, gausah mikir macem-macem, Lo lupa kalau gue suka Lo, sampai kapanpun bakal tetap Lo gak ada yang bisa ngerubah perasaan gue" balas Hanif serius melirik Farrel dari samping.

"Gausah cemburu," sambungnya

"Siapa yang cemburu? Ogah banget gue cemburu, malahan gue bersyukur Lo gak belok lagi, saran gue sih emang seharusnya Lo pacaran aja sama si Dara," Kata Farrel memberikan usulan.

Hanif tersenyum kecil "gabisa, gue gak suka dia sukanya Lo"

Farrel menghembuskan nafas berat "Besok gue sakit aja deh," kata Farrel membuat Hanif menoleh pada pria itu "gue gak sanggup di kasih hukuman sebanyak itu, yang ada gue tepar." kata Farrel membayangkan sekolah sebesar itu harus di bersihkan.

"Kan gue udah larang Lo buat cabut, jadi bukan salah gue"

"Iya salah gue, gue minta maaf, gara-gara gue juga Lo di marahin guru Bk, makanya udahin hukuman kita nanti gue janji deh gak bakal cabut lagi gue bakal rajin belajar" ujar Farrel serius.

"Lo tau dari siapa gue di marahin guru Bk"

"Orang"

"Siapa?"

"Gaperlu Lo tau, pokonya udahin aja hukuman kita"

"Gak bisa, udah terlanjur"

"Yaudah besok gue gak masuk, kirim surat sakit"

"Yaudah gapapa, tapi hukumannya tetap di kerjakan setelah Lo kembali ke sekolah" Balas Hanif.

Farrel mendengus"katanya Lo sayang gue tapi kok Lo tega ngehukum gue sebegitunya, gue jadi gak yakin sama Lo, sebenarnya Lo beneran sayang gak sih sama gue," ujar Farrel bertanya.

"Gue ngelakuin ini juga demi kebaikan Lo, gue gak mau Lo terus-terusan jadi siswa bandel, gak ada gunanya," ujar Hanif  "waktu terus berjalan, Rel. Yang ada nanti Lo bakal nyesel sendiri sama kelakuan Lo"

"Udah ah gue mau tidur."

****

Seluruh siswa-siswi yang mendapati hukuman tengah berkumpul di tengah lapangan sementara yang lain sudah masuk kelas lebih dahulu.

Hanif berdiri tegap bak pemimpin di depan sana dengan sebuah toa di tangannya "pagi semua"ucap Hanif.

"Pagii"

"Gimana? Semangat untuk memulai harinya" tanya Hanif dengan senyuman kecil "sepertinya nanti di awal bulan sekolah kita bakal bersih banget nih" ujar Hanif lagi.

"Udah siap semua?"

"Siap"

Hanif manggut-manggut "setelah kami para osis pikir-pikir kami punya satu kesempatan untuk kalian" kata Hanif membuat semua siswa-siswi menghadap fokus padanya.

"Jadi kita akan selesaikan hukuman kalian hari ini" kata Hanif, tercetak jelas wajah bahagia dari mereka semua "tapi ada syaratnya, itu tidak sulit."

"Jadi kalian semua tidak ada yang boleh cabut ataupun terlambat datang ke sekolah, dan kami akan tes itu selama seminggu jika ada yang kedapatan melanggar maka siap-siap saja, sangsinya akan jauh lebih parah dari ini, mungkin kami bisa saja meminta kepala sekolah untuk mengeluarkan kalian dari sekolah atau semacamnya" kata Hanif lantang "apa kalian setuju?"

"Setuju!" seru mereka.

"Baik, barisan di bubarkan, masuk ke dalam kelas kalian masing-masing, wassalamu'alaikum"ucap Hanif mengakhiri kalimatnya.

"Gue gak bawa buku"kata Farrel pada teman-temannya, ia pikir hari ini masih hukuman makanya ia tak bawa buku.

"Lo sih cari masalah aja"sahut yoga.

"Ini punya Lo, masuk kelas jangan cabut"Hanif menyodorkan tas Farrel, ia tahu pria itu tidak membawa apa-apa jadinya ia menyuruh orang suruhannya mengambil buku Farrel di apartemennya setalah memutuskan jika semua hukuman di berhentikan.

"Masuk"

Farrel tersenyum manis menerima tas itu "makasih" ia bergegas berlari bersama teman-temannya menuju kelas dengan semangat.

Sementara Hanif juga pergi menuju kelasnya bersama Alfi

***

TBC.

ketos vs siswa bandelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang