039

11.8K 507 7
                                        

╔═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╗
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓐𝓵𝓵
╚═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╝

Farhan mengisap rokoknya lalu menghembuskannya, membuat asap-asap itu mengebul memenuhi ruangan.

Ia melirik botol-botol di hadapannya yang sudah kosong. Rasanya sangat kesal.

Malam ini Farhan menghabiskan waktunya di club malam, ia memesan ruangan VIP dimana hanya ada dirinya di sana. Tenang dan damai.

Ia sudah meminum 5 botol vodka namun masih saja rasanya tak ada pengaruh.

Ia pun berjalan mengambil tequilla.

"Lo gila?" Suara itu menghentikan langkah Farhan.

Itu adalah Nathan. Ia tahu betul sifat Farhan yang satu ini.

"Udah deh ga usah macam-macam, mau gue rontokin gigi lo?" Omelnya menarik Farhan untuk pulang namun Farhan menepis tangannya.

"Lo tau dari mana gue di sini?" Tanya Farhan datar.

Nathan menghela nafas panjang, "Gue kan indibego." Celetuknya.

"Udah lah, mending lo pulang terus ikut gue ngedot aja, dari pada minum beginian, ga jelas banget." Ocehnya kesal.

Memang diantara circle mereka hanya Nathan dan Renza yang tak suka merokok apalagi minum-minuman seperti itu.

"Sedikit lagi, gue masih pengen minum." Ucap Farhan lalu kembali mengambil tequilla.

"Anjing lah, binatang satu ini susah di atur." Kesal Nathan.

Nathan merogoh sakunya lalu mengambil handphone dan memencet beberapa nomor.

"Gue nyerah deh, mending lo pada kesini."

Ia mematikan handphonenya lalu memperhatikan Farhan yang sedang minum di hadapannya.

Begitulah sifat Farhan jika moodnya sedang tidak baik. Dia akan pergi ke club malam, merokok dan minum-minuman. Padalah kedatangan Zara sudah merubah 99% sifatnya. Namun kali ini sifat itu kembali.

Tak lama kemudian Renza, Daren, Devan, Alvin, Karel dan Galang datang menghampiri Farhan dan Nathan.

Dalam rangka apa ini mereka ramai-ramai?

Karel langsung duduk di samping Farhan lalu merangkulnya, "Astaga tobat bang, btw bagi segelas."

Reflek Galang memukul kepala Karel, "Nambah ngajarin sesat lo, btw gue juga mau bang."

Plak!

Plak!

"Sama aja lo berdua." Omel Nathan setelah berhasil menampar pipi Karel dan Galang.

"Sttt, galak amat lo bang." Ringis Karel memegangi pipinya yang merah.

"Sok galak padahal ayang cucuu." Ledek Galang semakin membuat Nathan emosi.

Karel cengo, "Masa iya?"

"Kemaren di shelter ga sengaja liat Bang Nathan nangis minta susu ke Kak Aulia, terus di kasi dot langsung diem." Jelas Galang sembari bersembunyi di balik tubuh Devan.

FARHAN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang