🔞
"aahhhh...."
Desahan pemuda manis terdengar keseluruh sudut ruangan. Nafasnya terengah berat, sedang tubuh haruto yang ada di antara kakinya ia biarkan mengungkung pemuda dibawahnya dengan kedua sikut sebagai tumpuannya.
"a-ahh ahh... Haahh..." jeongwoo berusaha menetralkan nafasnya meski susah karena tubuhnya yang masih menggelinjang akibat aktifitasnya barusan.
"aku sangat merindukan momen ini hingga tidak sabar untuk mencicipinya kembali" harutk terkekeh mendengar ucapannya sendiri. Melihat tubuh bagian atas jeongwoo yang terbuka menampilkan banyak kissmark buatannya membuat haruto tersenyum.
"hhh... Kau m-melewati batasmu ahhh... haruto"
.
Sejak awal projek dimulai, jeongwoo merasakan bahwa kesialan agar segera datang padanya.
Namun yang terjadi 2 minggu kemudian adalah sebaliknya. Seperti yang ia minta, mereka hanyalah partner kerja dan harus profesional.
Sepertinya haruto menyanggupi itu. Pekerjaanya berjalan nyarjs sempurna bahkan di awal promosi hasil dari projek ini langsung melejit. Sukses seperti apa yang diharapkan.
2 minggu. Ingat, hanya 2 minggu.
Selama itu jeongwoo tidak perlu berpikiran macam-maca dan khawatir apa yang akan dilakukan mantan kekasihnya. Ia pikir pekerjaanya juga berjalan mulus karena keduanya bersikap seolah mereka kenal karena adanya projek, tuntutan pekerjaan.
Namun, semuanya berubah kala haruto menemui dua pemuda tengah berpelukan di lorong lantai ruang pribadinya. Salah satu dari mereka adalah jeongwoo.
Entah apa yang dibicarakan keduanya hingga si manis tertawa menggemaskan.
Kalau tidak salah, pemuda yang sedang berbincang dengan mantan kekasihnya itu adalah salah satu karyawannya yang bernama yoshinori. Ah, haruto ingat. Yoshinori itu yang kampung halamanya juga sama dengannya, Jepang.
Di depan pintu ruang pribadinya, haruto terdiam sambil terus mengawasi keduanya. Harusnya ia pulang karena hari sudah larut malam.
Gejolak yang telah lama ia pendam, kini kembali bangkit.
Sekuat tenaga ia menahan hormonnya untuk tumbuh kala pekerjaan sialannya mengahruskan haruto bertemu jeongwoo. Bersitatap secara langsung, kadang berkomunikasi melalui telefon namun hanya untuk membicarakan pekerjaan.
Sudah berat ia menekan keinginannya untuk tidak langsung memeluk erat tubuh itu, semuanya demi pekerjaan. Dan ia hanya berusaha untuk bersikap profesional.
Namun untuk yang satu ini, haruto tidak bisa. Ia tidak akan menahannya lagi.
Tunggu saja.
.
"pengambilan foto hari ini kita selesaikan sampai sini. Jika ada yang perlu dibenahi atau tammbahan untuk properti bisa langsung menghubungi tim kami. Saya rasa sudah cukup, kami dan para tim permisi"
Untaian kalimat itu yang jeongwoo nanti-nantikan.
Ia segera membereskan barangnya karena sebentar lagi ia akan pulang bersama mobil tim nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSK (on hold)
Fanfiction/mʌsk/ Smells like your skin but better and lasts for an oddly long time. ☆ read at your own risk