🔞 Tw// Dirty talks and dirty images, Fucking machine, rape 21+, Kinky scanes. ( it might be so vulgar jadi kalo ada yang gak kuat sma tw diatas bisa skip part ini )
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dalam suatu ruangan remang, matanya berpendar dengan netra yang masih menyesuaikan dengan cahaya. Di dominasi warna merah, sejauh ini cukup ia tahu bahwa sekarang ia berada didalam kamar yang sangat luas dengan keadaan kedua tangan terikat.
Sial.
Jeongwoo menghela nafasnya berat. Dirinya masih sangat pusing untuk berfikir bagaimana caranya untuk keluar dan membebaskan diri secepat mungkin.
Beberapa menit terdiam merenung, jeongwoo terduduk dari baringnya, untung hanya tangannya yang terborgol.
Jeongwoo berjalan pelan menyusuri kamar. Lantas kaget terdiam pada pojok ruangan yang disampingnya terdapat meja khusus orang kerja. Banyak sekali berkas yang tidak ia mengerti, namun dalam penerangan remang ia cukup jelas melihat bahwa terdapat banyak foto polaroid terpasang di dinding.
Itu dirinya. Beserta deskripsi apa saja yang ia lakukan di foto itu.
Keringat dingin serta dada bergemuruh mulai mengerubunginya. Kala matanya menangkap satu berkas besar berisi banyak kaset, ia langsung menyetelnya pada komputer disana.
"the fuck?!"
Rekaman dirinya sedang telanjang, tentu saja karena jeongwoo sedang mandi. Air matanya merembes begitu mengetahui ada yang melakukan ini padanya.
Dengan rasa menggebu, ia berjalan menuju pintu, berusaha menemui siapa dalang dbalik kelakuan kurang ajar dan bermaksud melapor ke polisi. Namun terkunci.
Dalam waktu setengah jam jeongwoo sudah lelah. Suara gaduh untuk menarik siapapun diluar kamar pun ternyata nihil. Tidak ada satupun yang membukakan pintu untuknya.
Ketika jeongwoo meringkuk dengan tangis lirih, ia mendengar suara pintu terbuka.
"s-siapa kau?!"
Belum terjawab, jeongwoo kembali mendengar suara pintu tertutup, dan terkunci.
"Watanabe Haruto" langkah kaki pria itu kian mendekat, seperti perlahan mencekik jeongwoo dengan rasa seribu keterkejutannya.
"k-kau datang? Syukur kau disini. To-tolong selamatkan aku, aku mohon. Ada seseorang yang mencoba merekam dan mengintaiku saat aku mandi. A-aku takut, haruto-ssi. Tolong bawa aku pulang hiks..."
Haruto menunduk mencoba menyetarakan tubuhnya dengan tinggi jeongwoo yang meringkuk dalam.
"kau sudah pulang, jeongwoo-ya."
Yang namanya disebut mendongak. Lelehan air mata masih ada di pipi bahkan diantaranya ada yang sudah mengering. Netra keduanya bertatapan. Binar sendu bertemu itu dengan manik tajam miliknya. "huh?"