BRAKK!!
"Jika tak percaya, kau bisa datangi langsung apartementku, huh!" Ucap jeongwoo sambil berusaha meredam amarahnya.
Sosok yang lebih tua didepannya bukan hanya mengejek, tapi juga membuatnya malu didepan teman kantor kakaknya dengan mengatainya berhalusinasi.
"Why did you mad, bro? Aku tidak bilang aku tidak percaya. Aku ini hanya menyarankan agar lain kali kau harus bangun dari tidurmu dan memastikannya sendiri." Jihoon berkata begitu sangat enteng, didepan orang yang mengalaminya langsung.
Karena sudah kepalang kesal, jeongwoo memutuskan untuk membereskan barang-barangnya dan pulang. Tidak ada gunanya mengadu tentang apa yang ia alami akhir-akhir ini pada kakaknya.
'Sialan!'
Jeongwoo diam tak berkutik. Tidak ada juga niatan untuk pulang padahal langit sudah menggelap dan suasana perpustakaan umum sudah sepi.
Sedari tadi ia terus saja memaksakan dirinya fokus pada tugas tesis, mengesampingkan otaknya untuk berkonklusi secara lebih tentang kejadian yang hampir tiap malam ia alami akhir-akhir ini.
Jeongwoo tinggal sendiri, di apartment baru yang terletak di tengah kota. Tempatnya strategis, tidak juga ada riwayat cerita horror dan aneh dari orang-orang sekitar.
'BOHONG!!'
Rasanya jeongwoo ingin berteriak seperti itu. Nyatanya ia sering mengalami kejadian yang mengganggu tidur lelapnya.
Ia sudah bercerita masalah ini pada sahabat-sahabatnya, namun mereka juga tidka mempunyai clue.
Jeongwoo manusia beragama yang taat, setiap minggu ia menyempatkan pergi ke gereja, berdoa sebelum melakukan sesuatu yang mendebarkan, pergi menjenguk makan orang tua, ia juga bukan anak nakal berandal tidak patuh aturan seperti kebanyakan. Ia pemuda normal yang baik budi pekerti.
Apa yang salah dengan dirinya hingga diganggu, sih?
00.16
Hembusan nafas terdengar mengalun lembut, jeongwoo tidur nyenyak setelah mengerjakan tugas kuliah dan sedikit kelelahan.
Doa yang ia panjatkan sebelum tidur ialah semoga tidak terbangun di tengah malam. Ia malas menanggapi makhluk yang mengganggunya, yang jeongwoo butuhkan saat ini hanyalah tidur.
Namun, keadaan berkata lain.
Guratan dahi terlihat halus terbentuk di raut muka si Park. Meski teredam bunyi hujan deras diluar sana, jeongwoo setengah sadar mendengar deritan pelan di kasurnya.
Saat membuka mata, kosong. Keadaan kamarnya sama seperti sebelum ia meninggalkannya untuk tidur terlelap.
Jeongwoo berdecak malas.
Ia memutuskan untuk kembali mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Tapi ditengah kegiatannya, jeongwoo merasa punggungnya dielus lembut. Sangat lembut.
Sengaja membiarkan itu terjadi, namun berlanjut menjadi sebuah rabaan yang menjalar ke tubuh bagian depannya.
Demu Tuhan, Jeongwoo hanya ingin tidur.
"Siapapun kau, tolong biarkan aku istirahat sebentar, aku sangat lelah hari ini. Nanti saja bermainnya, ya?" Dengan seraknya suara jeongwoo, penuh harap agar tidurnya bisa ia lanjut kembali.
Benar saja, jeongwoo kembali ke alam mimpi dengan cepat.
Jeongwoo percaya dengan hal-hal mistis seperti hantu, iblis dan apalah itu yang sering diceritakan teman-teman padanya. Hanya saja ia bukanlah seorang penakut.
02.01
"a-ahhss..."
Desahan itu berasal dari jeongwoo. Nyatanya, makhluk itu mengartikan perkataan jeongwoo dengan 'istirahat sebentar' dengan sungguh-sungguh.
5 menit yang lalu jeongwoo kembali mendapati dirinya terusik. Tengkuknya basah seperti ada yang menciumi, sedang ada seperti tangan yang menyusuri bagian dada dan perut rata jeongwoo.
Maka sekarang, ditengah kegelapan kamar tanpa pencahayaan satu pun jeongwoo mendesahkan pelan suaranya ketika putingnya serasa dilahap basah.
"J-jangan disanAAkhh..." gerayahan itu turun menuju milik jeongwoo. Belum sepenuhnya menegang akibat rangsangan awal. Namun sekarang celananya sudah diturunkan beserta dalamannya dan ia tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya pada dirinya.
"Brengsekk!! Jika kau manusia, a-aku akan segera melaporkanmu ke polisiihh! ahh janghaann digaruk!!"
Jeongwoo meradang, rasanya ingin segera melepaskan diri tapi tubuhnya seperti di tahan oleh otot kuat dan kakinya dililit oleh kaki yang lebih panjang dan kokoh.
Posisinya sekarang menyamping. Dan dekapan kuat itu berasal dari belakangnya. Keringat total membanjiri tubuhnya. Bahkan rambutnya sudah lepek.
Jeongwoo meringkuk menahan afeksi yang didapatnya, menolak untuk menikmati.
'Sungguh erotis dan seksi. Aku menyukainya' bisikan itu mengalun lirih dan tertangkap indra pendengaran jeongwoo
"AAKHH!!!"
"apa yang kau masukkan brengsekk ah ahhn hhhahh!"
Nafasnya terengah. Semua kenikmatan sedang berfokus pada penis miliknya. Seperti ada benda tipis dan bergerigi yang dimasukkan dalam lubang uretranya. Meskipun sakit, namun ada gejolak panas nikmat yang menderanya.
Belum selesai dengan yang didepan, samar ia merasa lubangnya diraba. Seperti jari panjang yang sekarang berusaha masuk.
"AHHHSS SIALAN, AKU AHH APA MAUMU HAHH??"
Tidak ada sahutan, yang terjadi hanya jeongwoo merintih akibat sentuhan yang belum saja berhenti menggerayahi tubuhnya agresif.
"Pelan ahh ah terlalu dalammn hh ahhsss shh ahh...!"
Buku-buku jari jeongwoo memutih, menahan dirinya untuk ikut menaik turunkan tubuhnya mengikuti irama sodokan keluar masuk pada bagian belakangnya. Penisnya menegang, otot pada lubangnya juga mengetat. Ia akan sampai.
Seketika seluruh sentuhan hilang dalam hitungan detik sebelum jeongwoo klimaks.
Seperti 'boom!' semuanya senyap. Lampu tidur di meja nakasnya menyala redup.
Seribu sial, wajahnya memerah menahan malu. Ini yang selalu ia rasakan hampir setiap malam. Yang ia alami akhir-akhir ini dan bingung harus menanggapi seperti apa. Ia bercerita pada orang terdekatnya pun semua tidak mampu untuk sekedar menjawab.
Namun malam ini sedikit berbeda. Gerayahan pada tubuhnya lebih lama dan agresif. Biasanya hanya dalam bentuk bisikan dan rabaan pada punggung atau perut ratanya.
Apakah ini pertanda?
'Semua yang kau timang-timang itu benar, Park jeongwoo. Malam ini adalah pertanda. Besok, pada jam yang sama, bersiaplah.'
TBC
Sept, 9th 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSK (on hold)
ספרות חובבים/mʌsk/ Smells like your skin but better and lasts for an oddly long time. ☆ read at your own risk