Nos Vemos

7.4K 312 34
                                    

"there's nothing to defend from the very beginning, haru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"there's nothing to defend from the very beginning, haru."









Langit malam memenuhi pandangan haruto. Mata sayu yang sedari tadi dipertahankan agar tetap kuat akhirnya menyerah, meluruhkan air mata sebagai cerminan emosi yang mengerumuni jiwanya saat ini.

Tidak ada tangan kecil yang biasa memeluknya hangat, tidak pula dengan usapan lembut menyapa punggungnya. Hanya hampa.


Haruto tidak menyangka waktu berlaku curang. Tertawakan diri karena bodoh. Ia tidak mencintai orang yang salah. Ia tidak pernah menyesal mencintai 'seseorang'. Melainkan jalan yang dilewatinya terlanjut berbatu terjal dan berlubang besar. Menyalahkan dirinya di kehidupan sebelum ini, perbuatan dosa sebesar apa yang ia lakukan hingga membawanya kesialan pada kehidupannya yang sekarang.











.










Serak halus menyapa indra pemuda Jepang ketika jari panjangnya menyapa paha dalam pemuda dihadapannya.

Di sudut sofa panjang apartment bersinar redup, keduanya berbagi kasih lewat sentuhan manis syarat akan sayang.

Mata sayu menatap penuh minat. Jeongwoo selalu indah di matanya. Meskipun ada beberapa luka goresan yang ditimbulkan oleh ayah yang galak, haruto paham bahwa manusia memang diciptakan untuk saling berbenah.

Jika ayah jeongwoo galak, maka ayah haruto adalah yang terburuk. Memaksa anak semata wayang berpasangan dengan pilihannya. Haruto anak penurut sedari kecil, tapi untuk yang satu ini rasanya begitu tidak adil apabila haruto juga menyanggupinya.

Sebesar apapun keinginan sang ayah, haruto akan tetap memilih jeongwoo.

Dirinya rusak, kata jeongwoo saat tahu haruto menaruh perhatian lebih padanya. Tapi siapa yang pedulikan satu hal itu? Jeongwoo bukan malaikat. Manusia cacat itu wajar dan manusiawi. Tapi baginya, jeongwoo lebih dari sekedar cukup dari seluruh karunia yang Tuhan berikan kepadanya.

Dengung rintihan mengalun semu. Haruto menyukai bagaimana suara indah itu mengalun bagai irama yang membuatnya hilang akal. Menelusuri tiap inci kanvas yang sudah bercorak, menambahinya dengan sedikit kemerahan.

Keduanya tidak mabuk. Bahkan haruto mengajaknya bermain piano sebelum keintiman menghinggapi malam dingin dengan sinar bulan tidak terlalu terang.

Mendung. Tapi tidak terlalu gelap.

Haruto pikir semuanya berada dalam kadar yang pas selama ia bersama dengan jeongwoo. Kenikmatan membuat semuanya terasa sempurna disaat ada yang kurang setitik saja.

Keringat membasahi gurat jeongwoo. Sedang haruto mengusapnya sayang sembari menggerakkan pinggul yang mendominasi jeongwoo menuju kenikmatan.

Semuanya pias, jeongwoo berharap semuanya dilakukan tanpa alasan. Hanya cinta. Namun jalan yang menuntun mereka menunjukkan sebaliknya. Tidak semudah cerita orang, takdir memilih agar kesukaran menyertai kasih cinta putih miliknya.

MUSK (on hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang