✎ satan | pesan berantai

237 32 0
                                    

┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅

Satan x reader
Rate: -

"Oh, sorry if you didn't hear me. I'm just saying that i love you so much."

┅┅┅┅┅┅┅┅


Keadaan lapangan sedang ramai, suara decitan sepatu dan dentuman bola voli yang ada dimana-mana, menghiasi suasana lapangan. Semua orang sibuk melakukan aktivitasnya masing-masing, hingga laki-laki bersurai merah muda mulai angkat bicara.

"Guys! Gimana kalau kita main permainan 'pesan berantai'?"

"Lah, tiba-tiba banget?" Satan yang tadinya sedang melakukan servis dengan Asmo, jadi terhenti. Asmo menopang dagu dan alisnya sedikit mengkerut, sedang dalam proses berpikir. "Hm ... ya soalnya aku lagi bosen lah, jadi gimana?"

Yang lain setuju-setuju saja dengan alasan utamanya adalah tidak ingin membuat Asmo ngambek, karena akan sangat merepotkan.

"[Name]! Mumpung lagi ada disini, mau ikut main?" Asmo bertanya pada [Name] yang sedang duduk di pinggir lapangan.

"Hah? Aku tidak-" Saat [Name] ingin menolak, dia melihat yang lainnya sedang memberikan kode untuk tidak menolak ajakan Asmo agar dia tidak ngambek. Akhirnya [Name] pasrah, walaupun dia sedang tidak ingin melakukan apapun.

"... Ya, aku ikut." Mendengar hal itu, Asmo jadi lebih semangat dan senang untuk melakukan permainan yang diusulkannya.

"Ok, kalau gitu aku akan membagi timnya, ya!" Akhirnya tim dibagi menjadi dua, dimana masing-masing tim berjumlah lima anggota.

'Berarti aku ada di depan Satan, ya? Maaf Satan, kalau pendengaran ku mendadak jelek dan jadi beban,' batin [Name] sambil berkeringat dingin. Sementara itu, [Name] tidak sadar kalau dia sedang ditatap oleh orang di belakangnya dan terlihat sedang merencanakan sesuatu.

Permainan dimulai, Asmo mulai membisikkan pesannya ke kedua tim tersebut. Yang lain mulai saling membisikkan pesannya dan kini giliran Satan untuk membisikkan pesannya pada [Name].

"[Name]," panggil Satan sambil menepuk pundaknya agar dia segera menoleh. Satan mendekat dan mulai membisikkan pesannya di dekat telinga [Name].

"Aku menyukaimu, [Name]," bisiknya. Tentu saja [Name] terkejut, hingga sempat membuat wajahnya memerah seperti buah apel.

"Maaf, bisa diulangi lagi?" pinta [Name] karena kurang yakin dengan apa yang dia dengar dan untuk memastikan lagi agar dia tidak salah dengar.

"Oh maaf, pesannya 'Caca mencaci Cici sampai benci'." Setelah mendengarnya lagi, [Name] jadi semakin tidak yakin dengan pendengarannya. 'Perasaan tadi dia tidak bilang seperti itu ... ah sudahlah, lagipula aku bisa bertanya lagi padanya nanti.'

Setelah permainan berakhir, [Name] langsung menghampiri Satan yang hendak mengambil minum. "Satan," panggilnya.

"Ya, [Name]?"

"Anu ... aku tidak yakin dengan pendengaran ku, tapi saat bermain tadi apa kau sempat bilang kalau kau menyukaiku?" Satan hanya diam saja, yang dimana membuat suasananya menjadi canggung dan [Name] jadi salah tingkah sendiri.

"Ah, maaf! Lebih baik kau lupakan saja," paniknya. Begitu [Name] ingin beranjak pergi, tiba-tiba Satan memanggilnya.

"Em, [Name] ...."

"Ya?" Satan tersenyum begitu [Name] menoleh ke arahnya.

"Soal yang tadi ... aku benar-benar mengatakannya dan aku serius soal itu. Jadi, tolong pikirkan dengan baik-baik ya, [Name]?"

-End

𝗦𝗰𝗲𝗻𝗮𝗿𝗶𝗼 | Obey Me x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang