Gadis itu berjalan dengan cepat, melewati beberapa orang yang menatapnya penuh pertanyaan. Mempertanyakan sosoknya yang biasa anggun dan ramah, tapi sepertinya aura baru muncul dari diri wanita cantik itu hari ini.
Brakk
Semua tatapan menuju pada pintu yang dibuka dengan kasar, menampilkan seorang gadis dengan penampilan formalnya yang tampak menyeringai. Ada beberap orang di dalam ruangan yang menatapnya dengan wajah heran terlebih ketika wanita itu dengan percaya diri berjalan mendekat.
Semua semakin menganga saat tangan wanita itu melemparkan sebuah benda tepat pada meja kaca di depannya.
"Apa-apaan ini?" Mata nyalang seseorang yang duduk di balik meja tertuju pada gadis didepannya, mempertanyakan sikap tidak sopan yang sedang dipertontonkan.
Wanita itu sekilas menatap beberapa orang yang berdiri tak jauh darinya, mereka masih menatapnya keheranan namun tak berani mengeluarkan suara. Hingga pria didepannya menyadari dan menginstruksikan agar mereka segera meninggalkan ruangan. Menyisakan dua orang berlawanan jenis yang saling bersitegang dengan tatapan memanas.
"Apa maksud semua ini?" Tanya pria itu saat sekilas menatap tulisan di sampul kertas di depannya.
"Apa kurang jelas, Pak? Itu surat pengunduran diri" Wanita itu menekankan kalimat terakhirnya.
"Kau gila?" Tanya pria itu dengan gigi yang mulai digertakan.
"Saya akan lebih gila jika masih bertahan disini,"
"Chou Tzuyu!"
Pria itu berdiri dan sepertinya mulai terpatik emosi membuat Tzuyu sedikit gemetar, namun berusaha menguatkan tekad yang sudah membara dalam dirinya.
"Terimakasih, dan saya permisi"
Pria itu keluar dari balik meja saat Tzuyu mulai berbalik dan beranjak dari tempatnya.
"Berhenti disana, Sekretaris Chou!"
Tzuyu memejamkan matanya sejenak dan berhenti beberapa langkah dari pintu.
"Aku pastikan kau akan menganggur seumur hidup jika kau berani keluar satu langkah dari ruangan ini"
Tangannya kembali terkepal ia menarik napas dalam dan berbalik menghadap pria itu dengan garang.
"Aku tak peduli lagi dengan ancamanmu. Lagipula itu lebih baik daripada harga diriku terus dijatuhkan"
Pria itu berdecih dan berjalan mendekat.
"Harga diri katamu? Apa kau baru memilikinya sekarang?"
Tzuyu terus menguatkan diri dan mencoba tidak mundur saat pria itu mendekat padanya.
"Aku memang bodoh karena selama ini memilih diam atas semua perlakuan yang anda berikan. Tapi semalam sudah diluar batas kesabaranku"
Pria itu berhenti beberapa langkah dari tempat Tzuyu berdiri. Kedua tangannya dimasukan ke dalam saku celana dan memandang remeh pada gadis didepannya.
"Bukankah bisanya juga seperti itu Rubah Kecil? Bahkan selama ini kau diam saja walau aku berbuat seperti itu padamu,"
Tzuyu mengulum bibir menahan amarah yang bergejolak dalam dirinya. Mati-matian ia menahan tangannya agar tidak mendarat pada pipi pria di depannya. Namun ia mencoba mengontrol diri dan menyelesaikan semua dengan segera, ia hanya tak ingin menambah masalah.
"Seperti yang ku katakan aku memang bodoh dahulu. Tetapi kejadian semalam telah banyak menyadarkanku, bahwa anda telah bertindak terlalu jauh untuk memanfaatkanku,"
"Ayolah kau tidak perlu marah-marah seperti ini. Lagipula kau juga akan mendapatkan keuntungan yang tidak kecil, bukan?" Pria itu mencoba mengarahkan tangan pada dagu Tzuyu, namun dengan cepat gadis itu menepisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGETTABLE TIME
FanfictionAku memang pernah menyukainya, tapi itu dulu. Setidaknya sampai beberapa tahun yang lalu. Namun aku mulai mengerti, bahwa dalam hidup ada beberapa hal yang kau inginkan tapi tak harus kau miliki, dan dia adalah salah satunya. Dia memang cukup sulit...