Tzuyu mematut dirinya sekali lagi pada cermin di depannya. Setelah kasual dengan sepatu tinggi hitamnya menjadi pilihannya kali ini. Rambutnya yang diikat tinggi namun masih menyisakan beberapa helai di bagian depan menambah kadar keformalannya hari ini.
Ya hari ini adalah hari pertamnya masuk ke kantor. Tidak, lebih tepatnya hari ini adalah rapat yang menentukan nasib Jungkook yang secara tak langsung melibatkan nasibnya juga. Jika para dewan direksi dan para pemegang saham tidak menyetujui pengangkatan Jungkook maka pupuslah juga harapannya untuk bisa kembali bekerja. Namun sejak beberapa hari lalu, lelaki itu yang seakan mengerti kekhawatirannya terus meyakinkan bahwa hal itu tak akan terjadi. Meski begitu Tzuyu masih tak bisa menghilangkan kemungkinan terburuk itu dari otaknya.
Namun untuk sekarang Tzuyu akan percaya pada Jungkook, sejauh ini semua berjalan baik-baik saja di bawah kendala pria itu. Dan bagaimanapun dadu sudah terlanjur digulirkan, mau tak mau ia harus menyelesaikan permainan.
Wanita itu melangkah anggun menuruni tangga saat melihat Jungkook yang nampak sudah bersiap dengan setelan jas hitamnya. Tzuyu tak dapat menyembunyikan kegugupannya dan itu nampak jelas bagi Jungkook sehingga membuatnya terkekeh pelan.
"Jangan tertawa, Jungkook! Aku akan benar-benar langsung menggungatmu jika hari ini tidak berjalan lancar!" Ketus Tzuyu dengan tatapan nyalang mengarah pada pria itu.
Jungkook menghentikan tawanya dan menatap Tzuyu yang memasang wajah masam.
"Tenang saja, sudah kupastikan itu tak akan terjadi"
Tzuyu hanya menghiraukan dan berjalan mendahului pria itu. Dalam hati ia terus melayangkan do'a agar apa yang Jungkook katakan memang akan terjadi. Karena jika tidak, dirinya juga akan berakhir disini.
Lelaki itu menyusul dan menghentikan Tzuyu yang berjalan menjauh dari pekarangan.
"Kita berangkat bersama hari ini,"
Tzuyu memicing dan menatap Jungkook penuh arti.
"Aku bisa pergi sendiri," Lanjut wanita itu membuat Jungkook menggeleng pelan.
"Tidak, hari ini kita harus berangkat bersama. Karena aku juga tidak tau apa yang mungkin dilakukan Bibi untuk mengagalkan acara hari ini"
Tzuyu mematung mencoba mencerna kalimat ambigu yang Jungkook ucapkan. Namun tiba-tiba di hatinya juga terbesit rasa khawatir dan perasaan yang mendadak gundah. Membuat ia pada akhirnya menurut dan duduk tenang bersama Jungkook menuju kantor. Sepanjang perjalanan hatinya tak sedikitpun diliputi ketenangan apalagi saat laju mobil mulai berhenti di depan bangunan besar dan tinggi menjulang itu.
Tzuyu menarik napas dan hendak membuka pintu saat tangannya kembali dicekal Jungkook.
"Di dalam nanti akan ada Bibi dan juga Taeyong juga beberapa jajaran yang berada di pihak mereka. Jadi jika mungkin terjadi beberapa hal yang menyinggungmu--"
"Tenang saja. Kau tak perlu khawatir tentang itu. Aku tau apa yang aku lakukan" Tzuyu menatap ke arah belakang Jungkook yang menampakkan beberapa orang berpakaian hitam berjajar di pintu masuk.
"Pastikan saja rapat berjalan lancar dan berakhir dengan hasil yang memuaskan," Lanjutnya sebelum beranjak terlebih dahulu meninggalkan Jungkook yang tersenyum miring.
"Dia memang wanita yang menarik,"
Pria itu menyusul keluar dan berjalan dengan penuh wibawa memasuki perusahaan. Sedang Tzuyu hanya mengikuti beberapa langkah di belakang Jungkook. Wanita itu terus mencoba menulikan pendengaran saat beberapa suara mulai masuk pada gendang telinganya. Tentu ia tau, bisikan-bisikan itu tentang Jungkook maupun dirinya, tapi satu hal, itu bukan sesuatu yang harus dipedulikannya. Lagipula siapa yang akan mengacuhkan begitu saja, apalagi keberadaan Jungkook yang memang terlihat begitu menonjol di antara beberapa orang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGETTABLE TIME
FanfictionAku memang pernah menyukainya, tapi itu dulu. Setidaknya sampai beberapa tahun yang lalu. Namun aku mulai mengerti, bahwa dalam hidup ada beberapa hal yang kau inginkan tapi tak harus kau miliki, dan dia adalah salah satunya. Dia memang cukup sulit...