10. Memories Love

755 98 17
                                    


Jangan lupa vote dan komentar kak.
Ngetik sambil mikir juga capek 🙏🏻

...

.

.

.

"Biar aku yang cuci piring."

Setelah sarapan selesai dan adegan bermain tepung yang berakhir tragis, akhirnya Hendery memilih untuk mencuci piring karena Xiaojun sudah berusaha memasak, walaupun tadi hampir membuat dapur hancur berantakan.

Xiaojun memilih tidak peduli, hanya mengangguk kecil lantas berkeliling mengitari rumah lamanya ini, dalam hatinya yang terdalam ada rasa menyesal serta rindu tentang semua kenangan dirumah ini, dan tentu saja saat-saat ia bersama Hendery.

Sekarang semua hanya kenangan, menyisakan luka dan penyesalan, jika dulu mereka berusaha untuk saling mengerti dan memaafkan mungkin rumah tangga mereka masih berjalan dengan baik, serta ia akan di karuniai buah hati yang akan menemaninya disaat susah maupun senang.

Diruang utama foto pernikahan mereka sudah tak terpasang lagi, namun Xiaojun sempat melihat kamar Hendery tadi jika foto mereka masih terpampang apik dengan ukuran minimalis di dinding.

Menghela nafasnya panjang, berusaha untuk tidak menyesali apapun lagi, karena memang ini yang mereka harapkan dulu, berpisah.

Masih asik melamun, tepukan pelan dari Hendery sukses membuat Xiaojun berjingkat kaget, mendatangkan pukulan pelan di bahu Hendery hingga sang empu meringis pelan.

"Aduh, tempramenmu belum sembuh sampai sekarang ya?" Kesal Hendery, mengelus pelan bekas pukulan Xiaojun yang masih terasa panas.

"Seharusnya kamu gak tiba-tiba kagetin aku! Kamu pikir aku punya cadangan jantung hah?" Balas Xiaojun tak kalah kesal.

"Ya maaf." Pada akhirnya Hendery yang meminta maaf, jika mereka terus menerus berdebat dan tidak ada yang mengalah, pasti akan terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan.

"Aku mau pulang, terimakasih sudah membawaku kemari semalam." Pamit Xiaojun.

Hendery hanya mengangguk, ia tak ada alasan untuk melarang Xiaojun pergi kan? Memang dia siapa? Hanya mantan suami.

"Sama-sama, lain kali tidak usah di pikirkan lagi masalah kemarin, aku juga sudah berusaha memaafkanmu, karena pada dasarnya ini bukan hanya salahmu, dan aku tahu ini berat untukmu. Terimakasih, Dejun." Ujar Hendery.

Xiaojun tersentak saat Hendery memanggilnya, Dejun. "Jangan panggil aku dengan nama itu."

"Kenapa?"

"Kita tidak sedekat itu, Hendery."


.



.



.





.






Hal yang baru Hendery sadari adalah ketika ia terlalu menunjukkan jika ia belum bisa melupakan Xiaojun, membuatnya tanpa sadar melakukan hal yang sudah biasa ia lakukan dengan Xiaojun dulu.

Seperti memanggil Xiaojun dengan sebutan, Dejun. Jujur tidak ada yang berani memanggil nama Xiaojun dengan Dejun jika mereka tidak benar-benar dekat dengan si manis.

Setelah mengantar Xiaojun pulang, Hendery dilanda rasa gundah dan gelisah, kenapa rasanya untuk melupakan sosok Xiaojun susah sekali? Jujur ia menyesal karena telah menandatangani surat cerai yang di ajukan Xiaojun dalam keadaan kalut penuh emosi waktu itu.

After Divorce ; henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang