Malam ini lintang berjalan bersama Alisya. Setelah rindi, ibunda lintang pergi dari apartemen nya.
Hanya sejam rindi berkunjung kesana, dan akhirnya panggilan telepon dari perusahaan nya menggangu hari liburnya
Mereka sengaja berjalan kaki di London Bridge membentang di Sungai Thames.
Kali ini adalah bulan Desember, bulan yang harus mewajibkan salju turun, dan musim dingin terjadi.
Mereka mengenakan jaket tebal berwarna hitam, jika seseorang tak mengetahui bahwa mereka sepupu mungkin orang lain mengira mereka berpacaran.
"Is your body feeling cold?" Pertanyaan dari bibir lintang membuat Alisya menggeleng, jujur saja dia tak merasa terlalu dingin sekarang karena sudah memakai jaket.
Saat Alisya sudah jauh melangkah ia baru tersadar jika sepupunya tersebut tak ada di sampingnya. Saat ia membalikkan badan ternyata laki laki itu sudah histeris menghampiri seorang wanita yang hampir saja bunuh diri dengan berniatan ingin lompat dari jembatan setinggi 244 meter tersebut.
Alisya sontak berlari terkejut melihat itu, saat Alisya sudah mendekat baru ia menyadari jika wanita itu adalah Deyra Pieters. Wanita yatim piatu yang dapat mudah berbahasa Indonesia karena sudah terbiasa berbicara dengan pengunjung apartemen yang notabennya banyak berasal dari Indonesia.
Kakak sepupunya tersebut menarik tubuh mungil Deyra, membawa tubuhnya ke pelukannya.
"What do you think?"
"Apa yang kamu fikir?""Aku di sini, apa aku enggak sama sekali berguna bagi kamu?"
Ucap tulus dari lintang membuat Alisya jujur saja menganga, bisa bisanya sepupunya ini melakukan hal yang selama ini tak pernah Alisya lihat.
"Lintang di sini, jangan pernah berfikir buat tinggalin aku ,Dey" lintang mengelus rambut Deyra dalam pelukannya.
Alisya hanya berdiri di dekat mereka.
"I'm really scared I'm always afraid of being hurt by them again" ucap Deyra, tangannya bergetar saat memegangi dada bidang milik lintang.
Lintang berdiri dan segera menggendong tubuh mungil milik Deyra.
Tangan kirinya menggenggam jemari Alisya. Bagaimana bisa sepupunya ini bisa menggendong gadisnya dan mengenggam jemarinya bersamaan.
Mereka berjalan menuju apartemen yang mereka tempati, tak ada sepatah kata pun dari lintang saat berjalan.
Bahkan Alisya dapat merasakan ketulusan hati dari kakak sepupunya ini kepada Deyra.
Sesampainya di kamar apartemen, Lintang segera menidurkan wanita cantik yang ia gendong.
Terlihat saja dari wajahnya, Deyra sudah terlihat dewasa, sekitar umur 30 tahunan. Apa yang membuat kakak sepupunya ini mau dengannya?.
Lintang menggenggam jemari Deyra yang terasa dingin. Lintang berada di sampingnya, mendengar curhatan dari gadisnya. Jujur saja Alisya kurang mengetahui bahasa yang mereka katakan. Itu bukan bahasa Inggris, itu merupakan bahasa Rusia. Jelas saja ia tak paham sama sekali.
Alisya memutuskan kembali ke kamarnya, ia jengah sekali melihat pemandangan yang benar benar romantis dari kakak sepupunya tersebut, bukan karena itu saja. Melihat kemesraan seperti ini membuat dirinya rindu pada Anendra, tentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Crime
Teen FictionJangan pernah mencintai seorang pembunuh Alisya terlanjur jatuh cinta pada lelaki bernama Anendra, lelaki yang tak ia sadari adalah seorang psikopat. Lelaki yang berawal ingin menghancurkan hidupnya itu malah terbawa suasana dan harus berakhir salin...