PART 38

82 25 1
                                    

"DENGAN SIAPA KAMU HAMIL?! "

"DASAR JALANG"

Sudah dari tadi Nadira mendengar kalimat kasar itu dari kedua orang tuanya.

Sedangkan leo hanya menahan emosi nya saat ini, jujur saja penyakitnya kumat sekarang dan membuat tubuhnya begitu lemas hanya untuk berbicara. Nadira menatap sendu leo yang merupakan saudaranya ini lalu menggenggam erat kasur brankar.

"Nadira gak gitu ma, pa"

"Nadira di perkosa"

DEG

Leo menatap satu gadis tersebut, ucapan lirih yang berhasil ia dengar ini membuat hatinya memanas, dia merasakan rasa bersalah karena tak pernah tahu siapa yang berani berbuat hal kurang ajar sperti ini kepada gadis yang ia cintai sekarang.

"Saya nyesal melahirkan anak gadis seperti kamu"

"CUKUP!. PERGI DARI SINI! " Leo menjawabnya dengan masih setia menatap gadis yang ia cintai tanpa menoleh sedikit pun ke bunda nya.
Mendengar itupun Andini langsung memundurkan langkahnya dan keluar pergi di susul dengan Rio.

Tak berselang lama setelah mereka benar benar pergi, tatapan Leo yang tadinya tajam menjadi redup melihat gadisnya telah menangis.

"Siapa yang merkosa kamu? " 

Tatapan leo begitu menenangkan nadira, leo tak sperti biasanya, biasanya ia akan menggenggam erat tangan gadis itu ketika menangis seperti ini, tetapi leo hanya menanyakan dengan tatapan tenang seperti ini.

Nadira hanya diam.

"Siapa ra? " nada leo merendah agar gadis ini mau tenang dan ingin menjawab pertanyaan ini dari leo.

Tatapan nadira yang mulanya menunduk kini ia beranikan untuk menatap leo. Ia masih menangis,

"Kak Gilang"

Jantung Leo bagai kan tertusuk beribu pisau mendengar pengakuan dari Nadira, kakaknya yang menjadi pelaku nya?. Mata leo berkaca kaca sekarang. Emosinya begitu memuncak, ia memukul nakas di dekat brankar milik gadis itu berada.
Ia mengusap wajahnya kasar, ia tak peduli dengan punggung tangannya yang telah berdarah sekarang.

"Kenapa kamu gak bilang aku ra?" tanya Leo pada nadira.

"Rara takut, leo marah"

Leo memejamkan matanya berusaha menahan air matanya yang sudah menetes barusan. "Aku enggak akan marah, ini masih leo yang dulu. Dan maaf aku gak pernah berfikir kita akan berakhir gini ra, aku cinta sama kamu, bahkan nantinya aku bakal nikahin kamu. Tapi semuanya itu sia sia, kamu adek aku ra. Aku dan kamu saudara"

Mendengar itu membuat Nadira benar benar sakit dalam batin.

Nadira memejamkan matanya dan mulai bercerita bagaimana kejadia yang telah menimpa dirinya.

Sekitar 5 bulan yang lalu..

Di malam hari saat Nadira sendirian di kamar, dirinya di kejutkan oleh suara berisik dari luar, tentu saja dirinya aku mengecek kondisi tersebut.

Ia keluar dari rumah dan melihat sudah ada Gilang di depan rumahnya. Dirinya sedikit mabuk.

"Kak Gilang ngapain di sini? "

Tak ada jawaban dari Gilang.

Nadira tadinya tak merasa takut oleh lelaki yang sedang mabuk berat ini, bahkan ia tadinya tak mengira jika Gilang sedang dalam kondisi mabuk.

Gilang mendekat meraih kedua tangan milik Nadira, "Kamu berhasil buat lelaki di depan kamu ini jatuh cinta hebat"

Nadira yang menganggap itu hanya candaan hanya tertawa renyah, "Candaan lo gak lucu bego, to the point lo mau ngapain kesini?! "

Trapped in CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang