PART 39

81 26 0
                                    

"Makan yang banyak sayang"

Setelah anendra kembali sadar Alisya tak henti hentinya mengusap rambut Anendra, ia menyuapi lelaki tersebut sadari tadi. "Aku minta maaf sya"

Entah berapa banyak kali anendra mengucap kalimat maaf dari bibirnya, yang membuat gadis itu tersenyum dan mengangguk.

"Kamu berhak hukum aku alisya! " Nada bicara Anendra ia rendahkan serendah mungkin. Membuat gadis yang sedang menyuapi nya ini menghentikan kegiatannya.

"Hukuman semacam apa? "

Kalimat itu membuat Anendra menunduk pandangan nya menatap tangan kirinya yang sudah tertancap infus.

"Cukup kamu bayar pake kesembuhan kamu ya" tangan kanan alisya meraih tangan kanan Anendra dan mengusapnya perlahan.

Nendra menjambak rambutnya kasar. Ia memukulinya di hadapan Alisya, membuat gadis berambut terurai di depannya ini menahan perlakuan lelaki di depannya ini.

"Anendra pembunuh, sialan, mati aja bangsat! "

Alisya menatap sendu lelaki yang sudah menangis kali ini, "Jangan pernah ngucap kalimat itu Anendra, aku cinta sama kamu. Kamu gak salah"

"Nendra jahat buat Alisya, bunuh aku sya sekarang! " mendengar kalimat itu Alisya menepuk pundak kanan anendra.

"Kamu punya niat dan usaha yang baik untuk perbaiki ini semua dra, takdir gak pernah salah nentuin semua ini. Selagi masih bisa cinta sama kamu aku bakal lakuin itu selamanya"

"Jangan pernah beristirahat untuk mencintai aku Anendra, janji sama aku ya. Itu terjadi sampe kapanpun meski dunia telah usai" ucap gadis itu antusias.

Anendra hanya ingin di perhatikan sperti ini lagi oleh gadis mungilnya, dan kemarin kemarin sangat susah untuk ia raih dari gadis ini.

Kedua bahu anendra merosot lesu, " Alisya gak akan tinggalin aku kan? "

Gelengan pelan dari alisya membuat anendra tersenyum tipis dan segera menghentikan tangisannya.

Alisya meraih syal dan bando mawar yang telah layu di brankar, "Maksih buat bando cantiknya, dan syalnya aku balikin sama kamu karena kamu harus tarik ucapan kamu hari itu. Aku gak akan rindu sama kamu karena kamu bakal selalu ada di sisi aku, aku yakin itu"

Namun, anendra hanya menggeleng.

"Kita nggak akan pernah tau cantik" tangan Anendra meraih syal gadis tersebut dan memakainnya di leher gadis itu.

"Kamu cantik pakai itu"

Alisya hanya berdiam saat Anendra berhasil memakaikannya syal dan bando di kepalanya, "Tapi kayak jamet"

Mendengar itu membuat alisya melotot, mereka berdua tertawa di sana. Alisya menenggelamkan wajahnya dengan diiringi tawa di bibirnya, puncak rambutnya berhasil di elus lembut oleh Anendra.

"Aku pake syalnya tapi kamu janji gak akan pergi jauh tanpa pengawasan aku ya" alisya mendongakkan kepalanya menghadap wajah Anendra yang sudah tersenyum bahagia padanya.

"Dan aku takut gak bisa dengar wajah kamu lagi, gak dapat mawar cantik dari kamu dan-"

"Tapi aku takut ganggu kamu lagi" belum sempat Alisya menyelesaikan kalimatnya, Anendra sudah dulu memotong ucapannya.

"Mimpi aku pengen bareng sama kamu terus dra, kamu gak akan pernah ganggu aku" alisya menarik tubuhnya dari dada bidang milik anendra.

"Janji aku gak main main Dra, aku bakal selalu ikut kamu dimana pun kamu berada. Jangan pernah buat aku sendirian tanpa pundak untuk bersandar" gadis itu menatap serius kedua mata lelaki yang ia cintai ini.

Trapped in CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang