Leo menatapi kakaknya yang sudah terbaring lemah di ruangannya, ia hanya bisa melihat dari balik kaca ruangan inap adeknya. Dokter sedang menanganinya saat ini.
Nadira tak henti hentinya mengelus pundak lelaki yang benar benar ia cintai tersebut.
Leo sudah menghubungi papa dan Gilang agar pergi ke London dan melihat kondisi Anendra sekarang.
Sedangkan Alisya?, Kondisinya down dan harus masuk ruang inap, kondisi tubuhnya yang tak baik itu membuatnya kehilangan kesadaran ketika baru saja masuk rumah sakit.
Badan Anendra sudah dipasangi alat alat bantu, bajunya di buka dan menampakkan dada bidang milik lelaki tersebut.
Tato ALANDA sangat terlihat di lengan kiri milik kakaknya ini, Leo menunduk, bagaimana jika Alisya mengetahui nya nanti?.
Sudah hampir 3 jam berlalu, tetapi Anendra masih setia menutup kedua matanya. Ia terlihat damai saat ini, tak ada tingkah keras kepala darinya.
"Comatose patient, his condition is serious, His head was hit badly and he lost a lot of blood, it could have made him worse"
Bagaikan hancur berkeping keping saat mengetahui jika kakaknya mengalami kondisi yang parah dan harus kehilangan banyak darahnya saat ini.
Leo semakin menangis dan memasuki ruangan kakaknya tersebut.
Ia melambatkan langkahnya saat sudah berada di sampingnya kakaknya ini, kepalanya sudah di perban, alat bantu pernafasan terpasang di atas hidungnya.
Tubuhnya sudah di penuhi alat bantu juga.
Leo memilih menarik kursi di sampingnya dan duduk di sana.
"Bangun Dra, gue tau Lo kuat"
Leo menangis di samping Anendra, wajahnya ia tenggelamkan di sana.
Nadira memperhatikan tingkah Leo yang benar benar tulus, ia ikut bersedih jika lelakinya itu sedih.
Tiba tiba Alisya datang berlari masih dengan menggunakan baju pasien, tak luput di belakangnya ia sedang di buntuti oleh Dharma dan saka.
Tanpa aba aba Alisya memasuki ruangan inap milik Anendra, ia berhasil memeluk tubuh tegap Anendra yang sedang rapuh.
Wajahnya ia tenggelamkan di sana,"Bangun sayang ini aku, aku di sini buat kamu"
Alisya mengelus pipi milik lelaki nya tersebut, "Maaf Dra, maaf aku selalu jauhin kamu"
Ia tambah menangis saat melihat begitu banyak alat bantu di tubuh lelakinya tersebut.
Alisya mencium pipi kanan Anendra dengan hati hati, ia sangat mencintai Anendra.
Tangannya mengelus punggung tangan milik Anendra, tanpa sadar matanya menangkap tato yang benar benar merupakan identitas pembunuh kakak dan ibunya.
Kini hatinya hancur, hancur berantakan. Tubuhnya lemas ketika teringat identitas seseorang pembunuh kakak dan ibunya.
Tangisannya terhenti dan sekejap menatap lelakinya ini, ia memundurkan langkahnya. Ia tak percaya jika lelaki yang ia cintai adalah seorang pembunuh, pembunuh yang telah menghabisi nyawa ibu dan kakaknya.
Ia menggelengkan kepalanya kuat kuat, "Kamu pembunuh!!"
Teriakan dari Alisya membuat Leo berdiri dan menenangkan gadis tersebut.
"Dia pembunuh ibu dan kakak aku Leo!!"
Leo menatap nanar gadis di depannya ini, ia menggenggam tangan milik gadis itu.
Usaha untuk menenangkan gadisnya tersebut sia sia.
Gadis itu memukul tubuh Anendra dengan kuat, kini suasana hatinya hancur seketika. Mngetahui bahwa sebenarnya Anendra lah yang membunuh kebahagiaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Crime
Teen FictionJangan pernah mencintai seorang pembunuh Alisya terlanjur jatuh cinta pada lelaki bernama Anendra, lelaki yang tak ia sadari adalah seorang psikopat. Lelaki yang berawal ingin menghancurkan hidupnya itu malah terbawa suasana dan harus berakhir salin...