Chapter 14 Part 2

1.7K 139 34
                                    

Dibangunin jam 4 pagi gw 🙃.

Kalau suka jan lupa vote~!

Maaf, mungkin chapter ini akan lebih membosankan.







[Author POV] kelompok ke 4.


"Daritadi tidak terjadi sesuatu..." Ucap Zenitsu.

".. Tetaplah waspada, bahaya datang kapan saja," Kata Gyomei.

"Gyomei-san! Zenitsu-chan! Dimana kalian?" terdengar suara perempuan.

"Itu....suaranya Shinobu," Ucap Sanemi.

"Kami disini!" Seru Zenitsu.

Singkat cerita, setelah Tim ke 3 nyari tim ke 4. Mereka bertemu.

"Sepertinya daritadi tidak terjadi apa-apa," Kata Rengoku.

"Kalau begitu... Apakah disini tidak ada semacam arwah?" tanya Shinobu.

"Tidak ada," jawab Zenitsu.

"Hmm? Apakah disini sudah selesai?" Tanjiro muncul dari belakang mereka.

"Lebih tepatnya Arwahnya belom ketemu," Ucap Sanemi.

"Kalian! Kenapa kalian berlumuran darah?!" seru Mitsuri melihat Tim 1 berlumuran darah.

"Paling abis mandi darah. Ya kan? Tomioka-san," ujar Shinobu.

"Iyain aja" pikir Giyuu.

"Bagaimana bisa dia bicara seperti itu dengan tenang?" batin Zenitsu.

Btw Singkat cerita sebelumnya, Tanjiro dan Inosuke menemukan kedua kaki si Arwah. Dan buru-buru menuju ke tempat Giyuu. Si Arwah langsung menghilang setelah mendapatkan apa yang ia inginkan. Meninggalkan Giyuu yang fisiknya bisa dibilang terluka parah.

Dan mereka pun menyusul ke kelompok 4.


Mereka berbincang untuk sementara waktu. Hingga sesuatu terjadi.

"Lama tak bertemu... Tomioka Giyuu,"
Terdengar suara lelaki di sekitar mereka. Sesaat Arwah itu bersinar biru dan berada di dekat Pilar Air.

"!!?... S.. Sabito?" Ucap Giyuu kaget dengan kehadiran teman lamanya itu.  Kini semua mata menuju ke arah mereka, terkejut dengan apa yang sekarang terjadi.

"Ehh? Kenapa kau diam saja? Tidakkah kau rindu dengan sahabatmu ini?" tanya Sabito.

Para penista Giyuu terkejut bahwa Giyuu mempunyai Sahabat.

lalu Sabito melirikkan matanya ke Tanjiro.

"Tanjiroo~!" serunya langsung memeluk si bocah merah itu.

"Uwaa?!" Tanjiro terkaget.

"Hmm? Tanjiro... Sejak kapan kau punya payudara? Dan kenapa penuh darah?... " tanya Sabito.

Ya, mereka sedang berpelukan yang berarti Payudara besar milik Tanjiro tertekan dengan bidang dada Sabito.

"Itu.... Ceritanya panjang," jawab Tanjiro.

[Loh? Bukannya Hantu itu tidak bisa disentuh? Itu khusus Hantu merah kehitaman. Kalau Hantu berwarna biru, bisa disentuh. Terlebih lagi, umur Hantu berwarna biru bisa bertambah layaknya manusia.]

Rengoku kesal menatapi Sabito. Muncul-muncul langsung nemplok ke Tsuguko-nya itu. Langsung ia tarik Tanjiro ke pelukannya.

"Mohon maaf, muncul-muncul jangan langsung incer seorang gadis ya?" ucap Rengoku.

"Apakah kau pacarnya?" tanya Sabito.

"Bukan, tapi aku Gurunya," jawab Rengoku.

Mereka pun mulai saling menatap hingga kilatan listrik muncul di antara mata mereka.

if Tanjiro & Zenitsu turned into a female || KNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang