Gebrakan meja itu membuat pengunjung lain dan pegawai cafe menoleh.
"Jangan dekati aku lagi om. Kau punya istri. Kalau mama dan keluarga kita tau apa yang pernah kita lakukan, aku akan dibunuh" ujar Jeon dingin setelah menggebrak meja itu.
"Tapi kita hanya sebatas paman dan keponakan tiri. Kita tidak ada hubungan darah Jeon Jung Hwa"
"Aku tidak peduli. Jangan dekati aku"
Jeon langsung membereskan buku dan laptopnya. Memasukannya dalam ransel hitam. Berdiri dan menuju ke kasir, berusaha menjauh ketika Vicle mengekorinya.
"Jeon..."
Vicle mengejar Jeon Jung Hwa yang semakin menjauh.
"Jeon! Apa kau tidak takut dengan orang mabuk di gang dekat rumahmu?"
Perkataan Vicle seketika membuat Jeon berhenti.
.
.
.Dan entah di detik keberapa, tiba-tiba Jeon sudah duduk apik di samping Vicle. Di dalam mobil yang melaju pelan. Hanya ada kesunyian. Jeon sampai khawatir kalau detak jantungnya terdengar.
Ckitt!
Dan tiba-tiba mobil berhenti di pinggir jalan.
"Jeon, katakan. Kau suka denganku juga kan?"
"Tidak sama sekali" Jeon membuang wajahnya ke arah jendela agar rona pipinya tidak terlihat paman tirinya itu.
"Oh Jeon, kau benar-benar mencintai pacarmu?"
"Ya"
"Tidak mungkin. Jika kau benar-benar mencintainya. Kau tidak akan melakukan 'itu' malam itu bersamaku"
"Itu kesalahan om"
"Tidak, kita melakukannya dalam keadaan sadar. Kau membuat pilihan Jeon"
"Diam om"
"Ayo pacaran dengan om"
"Tidak"
Sett
Berlangsung cepat, tubuh Jeon sudah di kurung di antara kursi mobil dan tubuh besar paman tirinya itu.
"Mmhh...."
Ciuman dalam, tangan Jeon berusaha mendorong namun segera ditahan oleh Vicle di kedua sisi tubuhnya.
Jeon memejamkam matanya, dia tidak bisa memungkiri kalau ciuman itu begitu nikmat dan hangat. Vicle ahli sekali.
"Ahhmm...."
Mendalam, Vicle berusaha menjangkau Jeon dengan ciuman terbaiknya. M*nj*l*t, m*ngg*g*t, m*ngh*s*p bibir cherry itu. Kecupan-kecupan itu terdengar ribut memenuhi mobil.
Vicle merasa kalau Jeon sudah mulai menerima ciumannya, anak itu bahkan mulai membalas ciumannya dengan m*nj*l*t bibirnya. L*d*h mereka mulai beradu.
Vicle melepaskan tangan Jeon, tangan Vicle beralih ke pinggang dan leher bagian belakang milik Jeon, memeluknya posesif.
Jeon yang sudah terbuai kemudian memeluk tubuh besar Vicle, meremat baju yang ada di bagian punggung Vicle.
"Mmhh...ahh..nghh"
Tubuh Jeon mulai menggeliat ketika Vicle menyerang lehernya, tubuh mereka menempel saling menggesek. Hanya dipisahkan oleh kain pakaian mereka.
"Ahh..om.."
Cup
Cup
Pipi gembil merona milik Jeon dikecup dua kali.
"Ya sayang?
Jeon terdiam, otaknya kosong tidak tau apa lagi yang akan dikatakan.
Cup
Kecupan kembali diterima oleh Jeon di bibir bengkaknya.
Otak Jeon berpikir, ini salah. Tapi Jeon juga tidak bisa memungkiri kalau dia juga menginginkan om Vicle, lelaki yang selalu dia kagumi. Dia juga memikirkan kalau hubungan dua tahun bersama Kim Namhyuk sangat tidak menyenangkan. Dan bersama Vicle hanya beberapa hari saja membuat hidupnya lebih menyenangkan. Ya tentu lebih menyenangkan, karena Jeon menyukai om Vicle. Lelaki berusai 36 tahun itu tipenya sekali. Tampan, mapan, bisa membuat suasana lebih menyenangkan dan panas tentunya.
Bagaimana ini?
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUER
RomanceKim jatuh cinta pada keponakan tirinya, bagaimana dia menghadapi keluarga besar yang mengutuk perbuatannya itu?