9

4.3K 253 6
                                    

"Tidak om, sudah...nanti mama dan papa curiga"

Jeon berusaha mendorong-dorong dada Vicle yang hendak menciumnya lagi.

TOK

TOK

TOK

"JUNG HWA! KENAPA KAMARNYA DIKUNCI! BUKA! MAMA MAU MENGANTARKAN MINUMAN UNTUK OM VICLE!" Teriak mama Yeeri.

Jeon membulatkan matanya, begitupun Vicle yang terkejut. Mereka tidak memakai pakaian! Untung saja mereka mengunci pintu, kalau tidak bisa gawat.

"Om! Cepat masuk ke kamar mandi dulu!" ujar Jeon panik. Vicle segera bangkit dan berlari ke kamar mandi, sedangkan Jeon dengan tergesa-gesa memakai pakainnya. Setelah selesai, dia segera menuju pintu yang diketuk-ketuk oleh mamanya dari tadi.

Ceklek.

"Bukankah tadi sudah dikatakan kalau tidak usah membuat minuman?" ujar Jeon.

"Tidak baik begitu, dia sudah membantumu. Jadi setidaknya harus disuguhkan sesuatu. Loh, om mu mana?"  Mama Yeeri melirik ke arah kamar Jeon yang em-berantakan.

"Dia ke kamar mandi ma"

"Kenapa harus kunci pintu? Dan kenapa kau berkeringat?" tanya mama Yeeri menelisik penampilan anak manisnya yang berantakan dan berkeringat.

"Aku mengunci pintu supaya aku fokus belajar. Dan sampai lupa menghidupkan AC" ujar Jeon cepat.

Sedangkan mama Yeeri hanya terdiam, menghadapi keanehan itu.

"Ya sudah, belajar yang benar" ujar mama Yeeri kemudian berbalik menuju kamar tamu dengan banyak pikiran yang menghantuinya.

'Sepertinya ada yang aneh, tapi apa ya?' batin mama Yeeri.

Blam.

Pintu segera ditutup dan dikunci lagi oleh Jeon Jung Hwa.

"Haah...hampir saja" gumamnya, melangkahkan kakinya ke arah meja kecil di samping ranjangnya. Meletakan segelas kopi dan satu piring kecil kue.

"Mamamu sudah pergi?"

Pemuda cantik itu segera menoleh ke arah kamar mandi yang sudah terbuka, menampakan Vicle yang masih tidak memakai pakaian.

"Baru saja, cepat pakai bajumu dan pulanglah om. Tadi sepertinya mama sudah curiga" ujar Jeon menatap lurus ke arah lelaki dewasa yang tampan itu.

Vicle mengangguk, kemudian segera memakai pakaiannya.

Sedangkan Jeon menunggu dengan duduk di tepi ranjang, memperhatikan kekasih gelapnya yang sedang memakai pakaiannya.

Tidak bisa dipungkiri lagi, Jeon sudah jatuh ke dalam jerat pesona lelaki berusia 36 tahun itu. Walaupun umurnya sudah di atas 30 tahun, ketampananya malah semakin bertambah dari usia mudanya yang Jeon pernah lihat. Otot-otot kokoh yang tertempel di sekujur tubuhnya membuat Vicle semakin panas dimata Jung Hwa.

"Baiklah, sudah selesai. Aku mau pulang dulu sayang" Vicle mendekatinya dan menarik tubuh moleknya agar berdiri. Kemudian merengkuh pinggang ramping Jeon, sedangkan Jeon mengalungkan tangannya di leher kokoh Vicle.

"Hati-hati ya om, ja-mmhhh"

Ucapan Jeon terpotong oleh sebuah ciuman lembut.

"Nghh...."

Jeon melenguh ketika paman tirinya itu meremas pinggangnya. Pemuda cantik itu kemudian menjinjit, memperdalam ciuman.

"Haah...."

BLUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang