"Minta maaf pada Kim Namhyuk!"
"He? Namhyuk mengadu pada mama? Ah seperti anak kecil saja"
Jeon tetap memainkan game ponselnya tanpa melihat sedikitpun ke arah mamanya yang mengomel.
"Mama tau kau yang salah, selalu saja mengabaikan Namhyuk. Buka matamu! Namhyuk mencintaimu, dia tampan, cerdas, kaya-"
"Kaku dan tidak menyenangkan" ujar Jeon memotong perkataan mamanya.
"Dia begitu karena dia sangat disiplin! Kau tau? Bulan lalu Namhyuk adalah pemegang saham terbesar di perusahaan ayahmu. Jadi jangan macam-macam dengannya!" ujar mama Yeeri, memijat pelipisnya pelan karena kelakuan anak satu-satunya itu.
Mama Yeeri menghela nafas, kemudian duduk di pinggir kasur milik Jeon Jung Hwa yang masih sibuk bermain game.
"Jung, kemarin mama melihatmu diantar oleh adik tiri mama. Kau pergi kemana bersama om Vicle?"
Tubuh Jeon langsung menegang, tidak mungkin kan dia bilang bahwa tadi malam dia bercumbu dengan paman tirinya itu. Jadi otaknya memutar alasan.
"Aku meminta om Vicle untuk membantuku mengerjakan tugas"
"Oh baguslah Jung, Vicle adalah seorang programmer game senior. Banyaklah bertanya padanya. Bukankah kau ingin menjadi programmer juga?"
"Iya ma"
"Jung. Ingatlah minta maaf pada Namhyuk"
"Tidak mau, aku akan minta putus padanya"
"Tidak-tidak. Sudah mama bilang, Namhyuk adalah pemegang saham terbesar di perusahaan kosmetik ayahmu. Sejak kapan kau mulai membantah mama seperti ini? Bukankah biasanya kau penurut?"
"Baiklah ma, baik"
Jeon memutar bola matanya, malas sekali kalau sudah berargumen dengan mamanya itu. Jadi, menurutinya adalah jalan tercepat untuk memutus perdebatan itu.
"Oh, satu lagi Jung. Tolong bawakan tante Yoona dan om Vicle kue ya, ucapan terimakasi karena om Vicle sudah membantumu. Dan juga titip salam mama pada tante Yoona. Kau tau? Mama tidak ada teman curhat karena dia sibuk sekali sebagai dokter"
.
.
.Malam itu, Jeon Jung Hwa meluncur ke kediaman paman tirinya-ehem- kekasih gelap tepatnya. Membawa dua box kue lezat untuk mereka.
Jeon parkir di samping gerbang itu, turun dari mobil. Udara sangat dingin, jadi dia memakai jaket hoodie hitam dan celana jeans biru navy. Jeon terlihat lucu ketika tubuhnya seperti tertelan hoodie kebesaran itu.
Sesaat kemudian, berdiri depan pintu besar dan lebar, memencet bel.
Ding
Dong
Ding
Dong
Ceklek.
Jeon mengumpat dalam hati ketika melihat seorang wanita cantik dengan rambut panjang membukakan pintu untuknnya. Itu tante Yoona.
Jeon berpikir bahwa dia akan bisa bersenang-senang berdua dengan om Vicle. Mengingat bahwa tante Yoona selalu sibuk, tapi ternyata sekarang wanita itu ada di rumah.
"Kyaaa! Jung Hwa! Imut sekali!" tante Yoona memeluk erat Jeon dan menguyel-nguyel pipinya.
"A-aduh tante, s-sakit!"
"Ayo masuk! Aku akan membuatkanmu susu hangat!"
"Ah, tidak perlu repot tante. Aku sebentar saja, aku hanya mengantarkan kue ini dari mamaku"
"Wah! Senang sekali! Pokoknya kau harus masuk Jung!" tante Yoona menarik tangan Jeon agar masuk ke dalam rumahnya.
Sampai di dalam,
"Hei!" Vicle melambaikan tangannya, dia sedang duduk santai di depan tv.
"Jung, kau duduk bersama om Vicle dulu ya, tante akan membuatkan susu hangat untukmu! Supaya tambah montok!" ujar tante Yoona dengan riang.
Astaga, supaya tambah montok? Yang benar saja.
Sedangkan Vicle mengedipkan sebelah matanya, mengelus sofa yang ada disampingnya agar Jeon cepat duduk disana.
"Malam ini kau cantik sekali sayang, aku terkejut kau kemari" bisik Vicle setelah Jeon duduk di sampingnya. Bahkan tangan lelaki itu sudah melingkar apik di pinggang ramping Jeon yang bergerak gelisah berusaha melepaskan diri.
"Aku diminta untuk mengantarkan kue om. Tolong lepaskan aku, ada tante disini" bisik Jeon.
"Makanya, diam saja sayang...dia masih di dapur, dia tidak akan tau..."
"Ahm..hm..om Vic! S-stop!"
Jeon memberontak ketika Vicle tiba-tiba menyambar bibirnya, berusaha mendorong-dorong dada Vicle, agar lelaki itu melepaskan pagutan panas pada bilah bibirnya.
Ini gila! Bagaimana kalau tante Yoona melihat ini!
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUER
RomanceKim jatuh cinta pada keponakan tirinya, bagaimana dia menghadapi keluarga besar yang mengutuk perbuatannya itu?