10

4.6K 258 12
                                    

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam.

Vicle melirik istrinya yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Mereka habis bercumbu. Yoona menyerangnya habis-habisan di ranjang.

Vicle menghela nafas kemudian mengambil ponselnya.

6 panggilan tak terjawab, beserta beberapa pesan.

"Maafkan aku Jung..." gumam Vicle kemudian memakai pakaiannya kembali, lelaki itu keluar dari kamar, menuju mobil.

Sejak tadi, Vicle mencoba menelpon kekasih gelapnya. Namun tidak diangkat.

"Ayo angkatlah Jung...."

Bip.

"Ada apa?" suara dingin dan serak itu menyapa pendengar Vicle. Lelaki itu tau, pasti kekasih gelapnya itu sedang merajuk.

Bagaimana tidak?

Vicle berjanji menemui kekasih manisnya itu jam enam sore di sebuah restaurant dan sekarang sudah jam 10 malam. Itu karena, ketika membeli buket bunga untuk kekasih gelapnya, Vicle melirik sekilas ada mobil istrinya di kejauhan. Vicle mengenalinya dengan stiker berkilau di kaca mobil istrinya itu. Terpaksa dia menunda pertemuan dengan kekasih gelapnya secara mendadak agar tidak ketahuan. Kemudian berakhir buket bunga yang sebenarnya untuk Jeon, diberikan pada istrinya. Berlanjut sampai diranjang, sebenarnya Vicle sudah malas untuk melakukan itu dengan istrinya, tapi jika Vicle menolak akan memunculkan kecurigaan besar kan? Jadi Vicle terpaksa. Ya, karena Vicle sudah tidak mencintai istrinya, hatinya sudah jatuh pada keponakan tirinya yang manis itu.

"Sungguh, maafkan aku sayang. Tadi ada masalah dengan istriku. Dia membuntutiku. Dan sekarang aku baru punya waktu untuk keluar" ujar Vicle terburu-buru, takut kalau sambungan telepon ditutup oleh kekasih gelapnya itu.

"Aku kesal. Tapi sudah lah, itu memang resikonya. Baiklah kalau begitu, aku akan mengirim lokasi dimana aku berada. Aku ada di apartemen temanku" ujar Jeon malas di seberang telpon sana.

Vicle menghela nafas lega, Jung-nya ternyata bisa diajak kompromi.

Beberapa saat kemudian, Vicle mendapatkan lokasi Jung-nya dan segera meluncur kesana.

.
.
.

Vicle menunggu di depan sebuah apartemen elit. Lantai 4.

Lelaki berusia 36 tahun itu menunggu dengan tidak sabaran dan memencet bell berkali-kali. Ada pikiran was-was, sedang apa Jeon dengan temannya di dalam sana?

Ceklek.

"Halo tuan, silakan masuk. Aku Daniel, teman Jeon Jung Hwa" ujar seorang pemuda pendek dan cukup manis. Menelisik dari penampilannya, tubuh pemuda itu sedikit lebih kecil dari Jung-nya.

Vicle melipat tangan di depan dadanya.

"Apa yang kau lakukan bersama kekasihku?" Vicle mengeluarkan suara dalam dan berat membuat Daniel bergidik. Dan Daniel paham kalau lelaki itu posesif pada sahabatnya.

Daniel langsung menggeleng.

"Jangan salah paham dulu tuan, aku tidak melakukan hal aneh dengan Jung Hwa. Kami sedang menonton tv" ujar Daniel cepat.

"Minggir" Vicle nyelonong masuk ke dalam apartemen Daniel. Membuat pemuda yang lebih kecil merasa kesal karena ketidaksopanan dari kekasih gelap temannya itu. Ya, Daniel sudah tau semua. Baru saja Jeon menceritakan semuanya tadi. Sahabatnya itu tiba-tiba datang jam delapan malam tadi, bercerita sambil menangis tentang dia yang menunggu kekasih gelapnya selama dua jam, kemudian masalah hubungan dengan kekasih gelap yang sialnya, Jeon sudah jatuh cinta padanya. Pada paman tirinya sendiri.

BLUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang