"Lama menunggu?"
Jeon Jung Hwa menggeleng, dia sedang ada di cafe sehabis mengambil kuliah sorenya.
Vicle dengan senyum yang mengembang, duduk di depan Jeon, memegang tangannya lembut, memainkan jari-jari pucat itu.
Sett
Dan dengan cepat Jeon menarik tangannya membuat Vicle mengerang tidak suka.
"Om Vic. Ingat, kita diam-diam saja. Jangan sampai ketahuan, berhati-hatilah"
Vicle memutar bola matanya malas.
"Oke sayang" ujar Vicle, kemudian memperhatikan Jeon yang sedang menyedot minuman bobanya. Entah kenapa jantungnya berdetak lebih kencang ketika melihat Jeon menyedot minuman, membayangkan kalau sedotan itu adalah,
Vicle langsung menggeleng, mengenyahkan pikiran randomnya.
Jeon berhenti menyedot minumannya, kemudian menatap om Vicle yang tampak sangat tampan dengan setelan jas hitam, rambutnya sedikit berantakan, maklum ini sudah jam pulang kantor. Tapi entah kenapa rambut berantakan itu membuat lelaki berusia 36 tahun itu semakin tampan dan sexy.
"Aku merindukanmu om.."
Vicle terkekeh ketika mendengar kalimat itu dari bibir kekasih gelapnya ini. Hatinya terasa penuh dan hangat,
"Kita langsung pulang ya sayang?" ujar Vicle dengan suara rendahnya.
.
.
."Wah Vicle! Selamat datang! Tumben sekali berkunjung kesini dengan santai, anggap sebagai rumahmu sendiri" ujar papa Daejoon melihat adik tiri istrinya itu berkunjung ke rumahnya, biasanya tidak pernah dan hanya datang ketika ada acara-acara keluarga seperti kemarin.
"Kau mau minum apa Vic, akan aku buatkan" ujar mama Yeeri, menawarkan minuman untuk saudara tirinya itu.
"Ah, tidak usah ma. Om Vicle kesini karena aku meminta bantuannya untuk membantuku membuat tugas" ujar Jeon cepat.
"Terimakasi Vic" ujar papa Daejoon.
Vicle hendak berkata, namun Jeon menariknya dengan tidak sabaran menuju kamarnya.
Blam.
Ceklek.
Pintu kamar dikunci.
Brug.
Vicle terkejut karena Jeon mendorongnya hingga terlentang di atas kasur berbau bedak bayi itu.
"Whoa...whoa, sabar sayang, kau sebegitunya merindukanku? Kita baru saja bertemu kemarin kan?" Vicle terkekeh di akhir kalimat.
Sett
Vicle semakin terkejut ketika Jeon sudah duduk di atas perutnya.
"Entah kenapa, tidak bertemu dengan om satu hari saja membuat hatiku perih"
"Akupun bergitu sayang, aku mencintaimu" ujar Vicle kemudian meremas pinggang ramping Jeon.
"Aku mulai tidak suka kalau om dekat-dekat dengan istri om" ujar Jeon sambil mengelus rahang tegas milik Vicle. Ya, ketika Vicle menghabiskan waktu lama dengan istrinya, ada sensasi terbakar di dalam dada Jeon. Tapi pemuda cantik itu tidak bisa berbuat lebih selain ini karena Yoona adalah istrinya dan Jeon hanya kekasih gelap Vicle. Hubungan yang dijalin diam-diam itu memang terasa menyakitkan disaat tertentu karena Jeon tidak bisa mengekspresikan langsung ketikdaksukaannya kepada Yoona. Tapi yang penting sekarang Vicle sudah berada dalam sisinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUER
RomanceKim jatuh cinta pada keponakan tirinya, bagaimana dia menghadapi keluarga besar yang mengutuk perbuatannya itu?