[S1 CH1] - Episode 1

11 2 0
                                    

Dil Se Pukaara

SEASON I

[CHAPTER I]

- AWALAN –


Senin, 9 Juli 2040. [ BUMI ]

PIIIPPPP PIIIIPPP PIIIIPPPP!!

"Jam berapa nih.." . Rin terbangun dari tidurnya.

" Huahhh.. udah jam 6!! Hari ini tahun ajaran baru kelas 12!! Masuk jam berapa ya ini?!" . Rin membuka layar HP nya dan melihat jadwal tahun ajaran baru.

"Untung masuk jam 07.30 yeu.." ucap Rin sambil menguap dan mengusap-ngusap matanya yang masih ngantuk.

"Oh iya.. ARYAAN!!! Aryaan udah bangun belom ya? Kudu di chat dulu ini... Eh, engga engga.. di telpon harusnya, karena dia kebo banget."

Rin membuka aplikasi whatsapp di HP nya dan menelepon Aryaan.

"Haloh.. siapa yha?" ucap Aryan dengan suara yang ngantuk. Ia langsung memakai kacamata yang ia letakkan di meja kecil sebelah kasurnya.

" Woy!! bangun! kita hari ini masuk sekolah tau!" seru Rin.

"Ck.. iya iya, aku tau.. gausah teriak-teriak napa.. hoammmm.. aku tadi malem abis nonton MU lawan Liverpool. Kalah pula. Galau deh." jawab Aryaan dengan nada suara yang pelan.

"Udah tau hari ini mau sekolah, malah nonton bola, kebiasaan." sahut Rin sambil merapikan rambutnya. Bersiap untuk mandi.

"Ya kan kamu tau sendiri, kalah menang tetep MU ya gais yaaa.." ucap Aryaan. Aryaan mulai bangkit dari tempat tidurnya dan menyiapkan buku-buku kosong yang sebenarnya sudah dia masukkan kedalam tas.

"Ya udahlah, cepet mandi, nanti kita telat.. Lagipula kita tetep jalan kaki seperti biasa. Untung aja sekolah kita deket sama rumah ya kan. 10 menit lagi aku ada di depan rumahmu." ucap Rin sembari mengambil baju di lemari.

" Ya ya ya ya.. Rumah kita sampingan, gausah lebay." Aryaan mematikan teleponnya dan bergegas mandi.

Rumah Rin dan Aryaan memang bersebelahan. Sebenarnya malah bisa dianggap jadi satu lingkup gitu. Kenapa? Karena simbok (ibu) nya Aryaan itu yang mengasuh Rin sejak kecil. Jadi, bisa dibilang kalo Rin dan Aryaan udah berteman dari bayi. Ya... seperti keluarga sendiri lah. Kalau ditanya kenapa gak satu rumah sama Rin aja, ya.. ada masalah personal yang belum bisa diceritakan di awal ini.

Pukul 06.30 WIB.

"ARYAAANNNNN!!!" teriak Rin di depan rumah Aryaan.

"Udah dibilangin gausah teriak teriak. Heuhhhhh.." Aryaan keluar dari rumahnya dan menutup pintu.

"Nih, aku udah bawa bekal juga. Cukup buat kita berdua. Tenang aja, aku bawa dua sendok. Jadi kamu harus makan juga. Kalo gak makan nanti simbok bisa marah." ucap Rin sambil mengangkat bekal yang berada di tangan kanannya.

"Pamit simbok dulu kita." ucap Aryaan.

"Itu simbok lagi di kebun." jawab Rin sambil menunjuk keberadaan simbok.

Rin dan Aryaan menghampiri simbok yang sedang melihat-lihat bunga anggrek.

"Mbok, kita berangkat ke sekolah dulu ya.." ucap Aryaan sambil mengulurkan tangannya untuk salim disusul dengan Rin yang juga salim.

"Iya nduk.. hati-hati di jalan.." ucap simbok sambil tersenyum.

"Dadahh simbokkk.." Rin melambaikan tangan ke simbok sambil berjalan.

"Awas jatuh.. Kalau jalan sambil liat-liat dong." ucap Aryaan.

"Iya –iya" Rin membenarkan cara jalannya dan kembali melihat ke depan.

Dil Se PukaaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang