prolog

10.9K 611 124
                                    

"kak, baru pulang?" Tanya seorang pemuda.

Ia berjalan menghampiri kakaknya yang sempoyongan sambil meracau tak jelas. Pemuda tampak itu begitu kesusahan menumpu tubuh kakaknya yang notabenenya lebih besar dibanding dirinya.

Ia berjalan menuju sofa dan mendudukkan kakaknya yang terduduk lemas disofa itu, mulutnya yang berbau alkohol terus menggumam kata-kata tak jelas dan sesekali berteriak. Pemuda itu menghela napas melihat kakaknya yang mabuk, sudah biasa bagi pemuda manis itu mendapati kakaknya pulang dalam keadaan mabuk dan mulut berbau alkohol.

"Taehyun...dasar adik sialan, tidak tahu diri....kau hanya menyusahkanku saja..." Racau sang kakak.

Mendengar itu, pemuda yang dipanggil Taehyun atau lebih lengkapnya Kang Taehyun oleh kakaknya hanya bisa diam dan menatap kakaknya prihatin. Sebenarnya hatinya sakit kala mendengar kata-kata itu meluncur dengan mulusnya dari mulut kakaknya. Tapi dengan susah payah, ia berusaha masa bodoh dengan itu, lagi pula kakaknya sedang mabuk jadi tidak sadar toh?

Langkah Taehyun berjalan masuk kedalam kamarnya, ia akan tidur sekarang. Kakaknya sudah pulang, jadi ia bisa tidur dengan tenang.

Keesokan paginya, Taehyun sedang bersiap menuju sekolah. Ia menautkan kancing seragamnya, maniknya menatap refleksi dirinya dipantulan cermin hadapannya. Tangannya menyisir beberapa helai rambutnya, sedikit merapikan agar terlihat lebih baik.

Taehyun mengambil tasnya dan keluar dari kamar. Ia sempat menengok ke kanan dan ke kiri, saat ia menatap kearah depan, ia menangkap sosok kakaknya yang sedang tidur pulas di sofa.

Ia berjalan menuju kedapur untuk menyiapkan sarapan. Tasnya ia letakan dikursi dapur tepat disebelahnya. Ia membuka kulkas, dan mengambil seplastik berisi tiga lembar roti tawar, tak lupa dengan selai coklat.

Taehyun sedikit bersenandung kecil sembari mengoleskan selai coklat ke roti miliknya, ia juga sempat membuatkan kakaknya untuk sarapan nanti.

Taehyun mengigit sepotong roti tawar yang sudah dioleskan selai tersebut. Mulutnya sibuk mengunyah roti itu didalam mulutnya. Selang beberapa menit, Taehyun menyuapkan langsung suapan terakhirnya.

Ia beranjak membersihkan peralatannya, setelah selesai, Taehyun kembali mencangklongkan tasnya. Maniknya menatap kakaknya yang masih tidur di sofa itu, Taehyun menghela napas, ia mengambil sepatunya lantas memakainya.

Taehyun berdiri, ia membuka pintu rumahnya tak lupa menutupnya kembali, kakinya berjalan membawanya ketempat ia akan menuntut ilmu yakni sekolah hari ini.

Ia akan pergi menggunakan bus umum sebagai alat transportasi untuk menuju ke sekolah, sinar matahari begitu hangat menyapa tubuhnya. Orang-orang sibuk berlalu lalang hendak melakukan aktivitas biasa mereka dipagi hari, entah itu bekerja, ataupun sekolah.

Taehyun sedikit berlari kecil untuk segera sampai menuju halte bus, hari ini ia tidak mau berdesak-desakan didalam bus nanti. Ia berharap ia mendapatkan tempat duduk saat didalam nanti.

S̷A̷V̷E̷ ̷M̷E̷!̷

Kang Daniel menggeram marah kala tidak menemukan Taehyun, adiknya. Ia menoleh kearah jam yang menunjukan pukul 14:36, ia berjalan menuju dapur, tangannya membuka kulkas dan mendapati satu roti tawar yang sudah diolesi oleh selai coklat.

Ia mengambil roti tersebut dan langsung memakannya, ia sibuk mengunyah rotinya sembari duduk di kursi meja makan. Pikirannya sibuk melayang entah kemana.

Daniel merasa bahwa hidupnya benar-benar acak-acakan dan tidak jelas. Ia bingung, bagaimana caranya agar bisa mendapatkan uang dengan cepat. Semua temannya sudah tidak mau membantu saat dirinya ingin berhutang, ia hanya ingin satu. Uang, uang, dan uang!

SAVE ME! -Beomtae ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang