3. Perkumpulan para Mafia

3.3K 272 32
                                    

"Bangsat! Cepet banget njing larinya!" Umpat Taehyun kala menengok kebelakang, ia mendapati kedua penjaga tadi mengejarnya begitu cepat.

Ia sendiri sudah ngos-ngosan, kakinya hampir patah. Ia tak sanggup lagi sebenarnya, tapi ia harus lolos dari sini, ia masih ingin hidup.

Taehyun berusaha mempercepat larinya, ia bingung harus kemana. Tempat ini begitu besar dan mewah, tapi untuk sekarang tidak ada waktu untuk mengagumi semua itu.

Taehyun masih dilantai dua, sedari tadi ia sibuk mencari-cari tangga namun tak kunjung menemukannya, tapi setelah berlari cukup panjang, akhirnya ia menemukan tangga. Tapi sayang, terdapat dua penjaga lainnya yang berjaga disana justru mereka menanti kedatangan Taehyun.

Taehyun melihat ada belokan ke arah kiri, tanpa berpikir panjang. Ia pun berbelok dan membuat seluruh penjaga yang mengejarnya semakin panik.

"Kejar dia cepat!"

Taehyun terus berlari, ia berharap bisa lekas menemukan jalan keluar dari sini. Namun keberuntungan tak berpihak kepadanya, jalan ini buntu, hanya ada satu pintu berwarna hitam didepannya. Taehyun menengok kearah belakang, para penjaga itu semakin mendekat.

Tanpa berpikir panjang, Taehyun membuka pintu hitam ini dan masuk kedalamnya, ia mengunci pintunya rapat. Akhirnya, Taehyun bisa sedikit bernapas lega. Taehyun berbalik kebelakang

"Eh anjir! Gue ditembak!" Latah Taehyun, ia terkejut bukan main kala ada empat orang mengepungnya dengan pistol.

Baru saja ia bernapas lega, kini malah kembali dirundung rasa takut. Pistol itu berjarak begitu dekat dengan tubuhnya. Sekali menarik pelatuk, tinggal nama sudah.

"Apa yang kau lakukan disini?" Terdengar suara bariton menusuk pendengarannya dan terdengar tak asing bagi Taehyun.

Maniknya menangkap Beomgyu yang jauh darinya sedang duduk di kursi besar, maniknya menatap Taehyun membunuh. Ternyata diruangan ini begitu ramai orang, jika dihitung kira-kira ada sepuluh orang dan terdapat enam yang duduk mengelilingi meja lonjong disana, termasuk Beomgyu yang duduk paling ujung.

Semua orang disini mengenakan jas formal warna hitam, ditambah dengan ruangannya pun ikutan hitam. Kesannya begitu gelap. Taehyun menelan salivanya kasar, baru saja ia akan segera keluar dari kandang, eh malah masuk kedalam kandang yang lebih dalam lagi.

Taehyun bingung sekaligus takut. Tatapan orang-orang disini begitu menusuk, belum lagi ancaman pistol didepannya. Beomgyu beranjak dari kursinya dan berjalan mendekati Taehyun.

Keempat orang yang menodong pistol itu menyingkir memberi akses untuk Beomgyu mendekati Taehyun. Beomgyu berjalan semakin dekat, hingga Taehyun bisa merasakan nafas Beomgyu menerpa kulitnya.

"Kau sama sekali tak mengindahkan laranganku rupanya." Ucapnya tenang, namun dingin dan menusuk.

Taehyun berusaha mungkin menatap mata tajam milik Beomgyu, ia tidak ingin dinilai lemah, "ya–ya iyalah! Larangan adalah perintah!" Jawab Taehyun lantang. Tapi tak tau saja dalamnya bagaimana.

Beomgyu menggeram. Ia semakin mendekat memojokkan Taehyun, kedua tangannya bertumpu di kedua sisi kepala pemuda itu. Taehyun bisa melihat dari ekor matanya, ia mendapati tangan Beomgyu terkepal kuat di sana, hal itu menandakan bahwa pria itu marah.

Manik Beomgyu terus saja menatap Taehyun dengan tatapan membunuh. Keringat berjatuhan dari pelipisnya. Taehyun masih terus membalas tatapan Beomgyu, meski takut-takut ia berusaha berani.

"Duh! Pen banget gue colok mata lo pake corong cap buaya punya debm!" Batin Taehyun kesal.

Tok! Tok! Tok!

SAVE ME! -Beomtae ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang