Happy reading!
^────00────^"Perutnya masih sakit?" Tanya Heeseung sembari merapihkan rambut panjang Kirana yang sedikit berterbangan terkena angin hingga menutupi wajah manis gadis itu.
Sekarang mereka berdua berada di depan halte bus untuk menunggu hujan yang amat deras itu berhenti. Bukan hanya hujan, hal lain yang telah terjadi kepada mereka adalah tertinggal bus yang seharusnya mereka taiki 25 menit lalu.
Kirana menggeleng kecil sebagai jawaban, "udah nggak sesakit tadi, kok."
"Sampe rumah di kompres mau?" Tanya Heeseung lagi dan kali ini Kirana juga lagi-lagi menggeleng pelan.
"Jadi inget sesuatu nggak?" Kirana menoleh ketika Heeseung tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.
"Inget soal apa?"
"Jaket gue,"
"Jaket?" Tanya balik Kirana hingga detik selanjutnya gadis itu terkekeh geli karena otaknya tidak sengaja mengingat kejadian beberapa waktu lalu.
Heeseung mengembangkan senyumannya sambil menggusak rambut Kirana dengan lembut. "Kalau masih sakit bilang, nanti kalau udah sampai rumah gue bantu kompres."
"Makasih,"
"Buat?"
"Perhatian nya."
Heeseung menyerit tajam, "jangan bilang makasih, udah tugas gue buat jagain lo, Ran."
Tin! Tin!
"Bus nya udah sampai, tuh. Yuk," tanpa banyak bicara lagi Heeseung langsung menarik tangan Kirana masuk kedalam bus yang cukup penuh tersebut.
Hari ini sama seperti hari biasanya, tertawa, tersenyum dan waktu pun rasanya berjalan begitu cepat.
Tapi kenapa seorang Lee Heeseung sangat sulit untuk mengucapkan satu kata yang belum pernah Kirana dengar di telinganya.
"Ran," panggil Heeseung sembari mengelus pelan lutut Kirana yang tengah duduk di sebelahnya.
"Apa?"
"Boleh gue ngomong sesuatu?"
"Boleh, mau ngomong apa?"
Semakin aneh di rasa, Heeseung yang katanya ingin mengucapkan sesuatu malah diam dengan mata yang menatap lekat kearah netra coklat milik kekasihnya itu.
"Kenapa malah ngeliatin? Mau ngomong apa, Seung?"
"Love you."
damn, he shouldn't have allowed that boy to continue his speech.
🍁────𖦹
Di malam hari, ketika Heeseung sedang asik bermain game di kamarnya tiba-tiba ada yang mengetuk pintu membuat tubuhnya sedikit tersentak.
"Seung!"
Laki-laki itu mengelus dadanya pelan, "kenapa, Ran?"
"Gue masuk, ya?"
Klek!
Pintu pun terbuka menampilkan wajah manis Kirana yang kini tengah menggunakan masker wajah untuk menghilangkan jerawat yang selalu muncul ketika jadwal bulanan datang.
"Ada apa? Kok belum tidur?" Tanya Heeseung sembari menarik tubuh Kirana dan menyuruh gadis itu duduk di bangku kosong sebelahnya.
"Bosen aja. Lo sendiri? Kenapa belum tidur?" Tanya balik Kirana.
Heeseung menggeser tangannya sedikit untuk memperlihatkan ponselnya kepada Kirana. Mereka berdua sempat terlibat keheningan sesaat sampai ketika Heeseung lah yang memulai percakapan duluan.
"Di luar ujan?"
Kirana mengangguk pelan, "iya, dari sore ujan nya nggak reda-reda."
"Dingin?"
"Lumayan,"
"Mau peluk?"
Kirana yang awalnya menjawab semua pertanyaan dari Heeseung dengan mata yang terus terpaku pada benda persegi panjang di tangan Heeseung pun kini teralihkan ketika laki-laki itu mengucapkan pertanyaan yang terakhir.
Belum juga Kirana menjawab, Heeseung dengan tiba-tiba malah mengangkat tubuhnya agar duduk di pangkuan laki-laki itu.
Mereka saling memandang netra kecoklatan milik satu sama lain dengan lekat. Jujur saja jantung Kirana sudah tidak beraturan, tentunya Heeseung juga merasakan hal yang serupa.
Di lingkarkan nya tangan itu di pinggang milik Kirana dengan erat.
"Boleh tanya?"
Dalam diam Kirana mengangkat kedua alisnya bingung. "Boleh, kok. Mau tanya apa?"
"Sebelum sama gue, lo udah pernah pacaran sama orang lain?"
Alis Kirana yang awalnya terangkat kini langsung menyerit sangat dalam. "Belum pernah, kenapa?"
Heeseung pun menggeleng, "bukan apa-apa, cuman mau tau aja."
"Lo sendiri? Sebelum sama gue pernah sama cewek lain?"
"Belum juga,"
Perlahan senyum keduanya terangkat dan beberapa detik kemudian berubah menjadi tawa.
"Gemes banget!" Heeseung berucap sembari mengeratkan pelukannya hingga sesak di rasa. Namun walaupun begitu, Kirana juga ikut mengeratkan pelukannya pada leher Heeseung.
Laki-laki itu menangkup wajah Kirana membuat gadis itu segera melepaskan pelukannya dan mereka berdua pun kembali menatap dengan lekat sama persis seperti tadi.
Rintikan hujan pun terdengar sangat deras di luar sana, namun yang di dengar oleh dua insan itu hanya detak jantung satu sama lain.
Heeseung mendekatkan wajahnya dan mulai mengecup bibir Kirana hingga beberapa kali.
"Tidur sana, istirahat. Kalau perutnya sakit lagi langsung kasih tau gue." Ujar Heeseung lembut.
Kirana pun mengangguk semangat, "makasih,"
"Buat apa?"
"Be a special person in my life."
To be continued-------------
Miss me?
No?Okay bubayy :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Before It's Gone || Lee Heeseung
Fanfiction[PREQUEL AFTER IT'S GONE] Start : 30-03-22 End : ??