Happy reading!
^────00────^
Dua Minggu sudah berlalu, setelah kejadian dimana Kirana tidak sengaja melihat namanya yang di tulis sebagai "Kepentingan pribadiku." Di ponsel milik Heeseung waktu itu.
Setelah kejadian itu pun sebenarnya tidak ada yang salah, semuanya berjalan seperti biasa.
Namun, hari ini sepertinya akan berjalan sedikit tidak nyaman.
"Kenapa nggak pakai topi?" Tanya Heeseung kepada salah satu teman sekelasnya, ya tentu saja tidak lain adalah Jake.
Heeseung sebagai pemandu kelas, atau sebutan lain adalah ketua kelas yang akan selalu memeriksa teman-temannya jika di hari Senin sebelum memulai upacara wajib.
Kenapa begitu? Tentu saja karena dia sudah di tugaskan oleh wali kelasnya Pak Rain untuk memeriksa teman sekelasnya, dan mengomelinya juga jika tidak ada yang memakai dasi, kaus kaki panjang, dan juga topi.
"Yaelah, Seung! Nggak pake topi doang galak bener!" Sungut Jake malas yang langsung membuat Heeseung menghela nafas.
"Jake, lo tau sendiri Pak Rain kalau anak kelas kita ada yang nggak menaati aturan pasti yang kena marah gue,"
"Yaudah, lo ini kan?"
Heeseung berdecak sebal lalu menunjuk kearah lapangan membuat Jake segera mengerutkan alisnya bingung.
"Apa?"
"Berdiri di tengah lapangan sampai jam istirahat selesai."
"Gila, lo? Kita baru aja selesai upacara, dan lo suruh gue berjemur lagi? Sinting emang."
"Pak Rain, yang suruh. Udah lo nurut aja,"
"Tap—"
Srak!
Heeseung dengan sebal melempar kertas di tangannya kearah Jake hingga tidak sengaja mengenai wajah anak laki-laki itu.
"Gue bilang nurut, lo bacot juga nggak akan buat si Pak Rain berubah pikiran." Ujar Heeseung dan akhirnya Jake pun menurut karena merasa sedikit kikuk jika sudah melihat Heeseung yang marah seperti ini.
Yap, sekarang giliran mu Kirana.
"Lo? Kenapa pakai kaus kaki pendek?" Tanya Heeseung dengan dingin membuat Kirana tidak bisa berkutik.
"A-anu, kaus kakinya di cuci kemarin. Masih belum kering,"
Laki-laki itu memijat pelipisnya sembari menghela nafas berat. "Sekarang lo ke lantai tiga,"
"Buat?"
"Bersihin toilet. Jangan lama, habis itu langsung ke kantor buat tanda tangan." Setelah menjawab pertanyaan Kirana Heeseung langsung pergi meninggalkan nya sendiri. Kertas yang Heeseung tadi lempar ke wajah Jake saja masih belum di pungut.
Tapi di lihat-lihat, Heeseung kalau sedang marah seram juga.
🍁────𖦹
Ting!
Ting!
Kirana yang tadinya sedang memasangkan Koyo di sekitar leher dan tangannya langsung berhenti karena ponselnya yang ia simpan di atas nakas berbunyi menandakan ada pesan masuk. Buru-buru dia langsung mengecek isi pesan tersebut.
Hee🙆
•| Ran?
•| Lagi belajar?Eh? |•
Enggak kok, ada apa? |••| Maaf, tadi gue marahin lo.
Kirana mengulum senyum lalu melirik kearah kertas yang berada di atas meja miliknya itu dengan senang.
"Cih, dasar curang." Gumamnya pelan.
Lalu Kirana menekan panggilan suara berniat membicarakan soal kertas itu secara langsung dari mulutnya tanpa perwakilan dari jari-jari kecilnya tersebut.
Tut!
"Halo? Kirana?"
"Hai,"
"Ada apa kok tiba-tiba telfon?"
"Makasih, ya..soal tadi siang,"
"Lo ambil kertasnya?"
"Iya, gue ambil."
"Duh, jangan kasih tau Jake, Ran. Gue takut dia ngamuk besok."
"Ck, gue bilangin aja, ya? Kayaknya seru,"
"Jangan! Enak aja!"
"Habisan, Lo kenapa tuker hukuman gue sama Jake? Seharusnya kan gue yang di jemur."
"...."
Seketika di sebrang sana Heeseung terdiam membuat Kirana langsung mengecek apa sambungannya masih tersambung atau tidak. Kan mungkin saja jika pulsanya tiba-tiba habis.
"Seung? Masih denger suara gue kan?"
"Gue juga bingung, Ran. Kenapa gue jadi gampang takut akhir-akhir ini."
"Eit? Maksud lo apasih, Seung..hahaha ngelantur aja, emang apa yang buat lo takut? Kecoa? Cicak? Jaket lo di dudukin gue lagi?"
"Gue takut lo ngejauh, Ran."
To Be Continued>>>>>>>>>>>>>>>
Next?
Nay?Thank you~ good bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
Before It's Gone || Lee Heeseung
Fiksi Penggemar[PREQUEL AFTER IT'S GONE] Start : 30-03-22 End : ??