10-10 ; Berakhir

290 39 0
                                    

Happy reading!
^────00────^

2

2 Oktober, 2023.

Kirana, perempuan itu terus memandangi langit-langit kamarnya. Hari ini semuanya benar-benar terasa kosong, kepalanya sangat penuh dengan ribuan kalimat yang sama sekali tidak bisa ia ungkapkan, bahkan satu kata pun.

Ponsel yang ia taruh di samping kepalanya mendadak bergetar menandakan ada pesan masuk, namun Kirana tidak mau melihat pesan itu.

"Kanada, ya? Jauh banget." Gumamnya pelan.

Kring!

Kring!

Tubuh perempuan itu tersentak, karena kali ini panggilan yang masuk itu ternyata dari sahabatnya atau bisa di panggil juga Ryujin, dengan perasaan pasrah Kirana pun mengangkat sambungan itu.

"Halo?"

"Ran, ini kita semua udah di bandara. Heeseung juga udah mau berangkat sebentar lagi, lo dimana?"

"G-gue sakit, Ryu. Tadi habis jatuh dari tangga."

"HAH?!"

"Yaudah, gue mau obatin kaki gue dulu."

"Mau gue jemput?"

"Nggak kok, gue masih bisa jalan."

"Serius, Ran? Takutnya nggak sempet waktunya, Heeseung juga udah nungguin lo dari tadi."

"Udah, ya? Bilang ke dia hati-hati di jalan, jangan ngebut,"

"Ngaco! Di kira dia pilotnya kali, nih gue kasih ke orangnya aja, biar bisa ngomong langsung."

Tut!

Setelah memutuskan sambungan itu secara tiba-tiba, Kirana kemudian menghembuskan nafas kasar. Sebenarnya sudah banyak tissue yang berserakan dimana-mana, tapi hari ini benar-benar hari yang sangat rumit.

"Gue gengsian banget sih, monyet!" Umpat nya sembari melempar bantal ke lantai.

🍁────𖦹

"Iya, isi aja biodata lo, kayak lagi isi biodata kayak di binder-binder dulu, Lo Taurus kan?" Tanya Ryujin tiba-tiba, Kirana yang mendengar itu pun memutar bola matanya malas.

"Aries gue, Lo?"

"Nggak tau, lupa."

Lihat, kan? Sudahlah mau bagaimana pun berurusan dengan Ryujin jangan pernah terlalu serius.

Kirana menaruh pulpen nya sejenak di atas meja, "ini kerjanya cuman sampai sore kan? Soalnya gue ambil kelas malem."

"Iya, terus juga enaknya di sini tuh di kasih waktu hiatus kalau kita udah mau buat skripsi."

Kirana menanggapi kalimat Ryujin dengan anggukan pelan, tangannya bergerak mengambil cemilan kesukaannya. Tunggu? Kirana tidak suka cemilan seperti ini, seperti cemilan yang biasa Heeseung makan di malam hari sambil bermain game.

"Lo tau dari mana ada cemilan ini?" Tanya Kirana heran, kenapa juga dirinya baru sadar kalau ada cemilan itu di atas meja padahal sudah sejak tadi dirinya dan Ryujin duduk di ruang tamu untuk mengisi formulir pendaftaran lamaran pekerjaan.

Ryujin tersenyum, "dari pacar lo, tuh. Katanya kalau main ke rumah lo, terus nggak ada cemilan..buat kayak gini aja, mie di remuk-remuk terus di taburin bumbunya."

Kirana mengangguk pelan, "hm, Lo ambil kerjaan dimana?"  Tanya gadis itu berusaha mengalihkan topik pembinaan.

"Ya, di cafe yang sama kayak lo."

"Maksudnya, ambil jadi apa? Kasir? Pelayan?"

Ryujin pun mengangguk paham, "Kasir, lah!"

"Yaudah, gue juga kalau gitu."

Kirana kembali mengambil pulpennya lalu melanjutkan kegiatannya menuliskan semua biodata nya di sana.

Sudah satu Minggu berlalu setelah Heeseung pergi ke Kanada untuk melanjutkan kuliah nya di sana, semuanya berjalan dengan lancar, hanya di siang hari tentunya.

Setiap malam Kirana selalu membaca ulang pesan-pesan yang sudah lalu, terutama ketika jaman-jaman masih sekolah, menurut nya itu masa-masa yang terlihat aneh, sangat aneh.

Ting!

"Noh-noh! Pacar lo," tunjuk Ryujin dengan alisnya.

Kirana tidak menggubris nya sama sekali, memilih untuk tetap lanjut menulis, namun karena penasaran matanya pun refleks menoleh kearah ponselnya.

Di bacanya nama sang pengirim yang terlihat jelas di layar ponsel nya.

BENERAN HEESEUNG?!

BRUK!

SRAK!

Ryujin sangat terkejut ketika melihat Kirana tiba-tiba seperti kerasukan sesuatu. Matanya membulat, tubuhnya pun ikut bergerak dengan panik. Bahkan kertas lamaran pekerjaan itu pun sampai kusut karena Kirana benar-benar langsung heboh tidak karuan.

"LO KENAPA SIH, RAN?!" Sungut Ryujin tajam.

Namun, Kirana tidak menggubris nya sama sekali, perempuan itu langsung membuka ponselnya dan melihat pesan apa yang baru saja di kirim dari mantan kekasihnya?

"SHUT! SHUT!"

Hee ♡

•| Ran?
•| Lagi apa?

Main sm ujin |•
Knp? |•

•| Beneran jatuh dari tangga?

Hm |•

•| Oke

Kirana menggigit bibirnya lalu membanting kembali kepalanya hingga terbentur sofa. Matanya terpejam dengan tangan yang meremat kuat ponselnya.

Cuman buat nanya kayak gitu? Sialan, sialan, sialan! Heeseung sialan!

Umpat nya dalam hati.

Ryujin yang masih terheran-heran pun melirik ponsel Kirana yang masih menampilkan isi pesan dari sang pria.

"Kenapa, Ran? Heeseung selingkuh, ya?"

"GUE KANGEN DIA, RYUJIN!!"

Hanya perjalanan singkat, namun penuh cerita.


























“Sebenernya waktu itu kita bertengkar hanya dalam waktu singkat, tapi karena jarak, semuanya terasa lama.” - Lee Heeseung.
































[Before It's Gone]
















END







































Before It's Gone || Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang