Chapter 9

1.4K 215 40
                                    

"Hmm.. " Sakura menggeliat dalam tidurnya. Merasa sudah waktunya untuk terbangun ia pun mulai membuka matanya perlahan. Ketika membuka mata pemandangan pertama yang ia lihat adalah si pemilik kamar yang tengah sibuk membelakanginya di depan lemari.

"Sasuke..?"

Sasuke menoleh begitu mendengar namanya dipanggil. "Sudah bangun ya," Sasuke menyelesaikan kegiatan mengancing kemejanya sembari berjalan kearah ranjang tidur. Ia dudukan dirinya di tepi kasur. Kepalanya merunduk berniat memberikan ciuman selamat pagi untuk wanita-nya.

Cup!

Ia berikan kecupan lembut di atas dahi lebar Sakura. Matanya memandang penuh damba pada peri cantiknya. "Selamat pagi." Sambutnya dengan hangat.

Sakura menatap pria tampan yang begitu tampil rapi pagi ini. Dahinya mengerut terlihat tak senang. "Kau akan berkerja?"

Sasuke tersenyum mendengar Sakura yang sudah siap akan memarahinya. "Aku sudah sembuh berkat mu Saki, sekarang kau lah yang membutuhkan waktu istirahat karena sudah merawatku."

Sakura mendengus. Ia mengulurkan kedua tangannya meminta tolong untuk dibangunkan. Mengerti akan sinyal itu, Sasuke dengan sigap membantunya untuk duduk. Namun setelah membuat Sakura duduk, gadis itu tak langsung melepaskan pelukannya dari Sasuke. Gadis itu malah sibuk menghirup aroma tubuh Sasuke yang begitu menyegarkan. Kepalanya dengan pasrah bersandar di bahu kokoh sang pria. "Apa bibi sudah datang?"

"Saat kau masih tertidur." Jawab Sasuke sambil mengusap usap punggung Sakura. "Jika kau malu aku bisa membawakan sarapannya ke kamar."

Sakura membuang nafas pelan. Ia menjauh kan tubuhnya agar tidak lagi tertidur karena terlalu nyaman. Bagaimana pun ia harus bangun. "Tidak, tunggulah sebentar, aku akan bersiap-siap."

Sasuke mengangguk patuh. Ia selipkan rambut Sakura ke belakang daun telinganya. "Tak perlu terburu-buru."

Sakura mengangguk.

.

Meski sudah sangat terlambat, namun Sakura tetap begitu tenang dalam bersiap. Ia juga menyempatkan diri untuk minta diantar ke tempatnya tinggal agar ia bisa mengganti pakaiannya. Sakura kembali masuk ke dalam mobil setelah urusannya selesai. "Ayo berangkat. Aku juga sudah mengabari atasan ku bahwa aku akan datang terlambat jadi tak ada masalah."

Sasuke mendengus gemas. Pria itu mulai melajukan mobilnya. "Ku pikir hubungan kita akan berubah. Harusnya kau tak perlu khawatir berangkat dengan ku."

Sakura menoleh menatap Sasuke yang nampak kecewa. "Kita hanya sepakat untuk berbaikan."

"Apa itu karena kau tak menyukai ku?"

"Tidak juga. Aku hanya tak mau terlalu mendapat perhatian." Sakura membuka ponselnya untuk memastikan apa ada pesan mengenai pekerjaannya atau tidak. Ternyata tidak ada yang penting.

"Jadi kau menyukai ku??" Tanya Sasuke sedikit antusias.

"Pfft!" Sakura berusaha menahan tawa. Lihatlah bahkan wajah Sasuke sekarang sudah berusaha menyaingi warna buah tomat kesukaannya sendiri. Sakura menatapnya gemas. "Bukankah aku akan memiliki banyak kerugian jika menolak mu?" Cetusnya menggoda.

Sasuke meremas kemudinya. Bisa ia rasakan kedua telapak tangannya yang berkeringat. "Berhenti menatap ku Saki, jantung benar-benar akan meledak jika kau terus melihatku." Ucapnya gelisah.

"Baiklah, baiklah, aku tidak akan menggoda mu lagi."

.

"Toneri-san! Bisa kau tolong ambilkan paket di bawah? Katanya sudah sampai di resepsionis!" Seru Tenten dari tempat duduknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kontrak KerjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang