Sakura tak mengira empat tahun terasa terlalu singkat untuknya. Kini ia harus kembali ke tempat dirinya dibesarkan dalam rangka memenuhi janjinya.
Shuushoku Katsudou.
Salah satu kegiatan yang biasanya dilakukan oleh para pelajar sebelum mereka keluar dari sekolah. Mereka akan berburu berusaha mendapatkan kontrak kerja perusahaan melalui tes yang diadakan perusahaan tersebut ketika akan lulus sekolah. Jika dinyatakan diterima maka setelah lulus kuliah mereka bisa langsung berkerja di perusahaan tersebut. Tentunya kontrak itu tidak bisa dibatalkan begitu saja, karena itu lah Sakura sangat amat terpaksa harus kembali.
Karena kebodohannya yang begitu kekanakan di masa muda itu, ia harus kembali ke lingkungan penuh kenangan kelam ini. Tentu saja ia tidak masalah dengan gagalnya kisah cinta pertamanya kala itu, hanya saja di usia dewasanya sekarang, kenangan seperti itu benar-benar sangat menggelikan. Dalam perjalanan ke kota ini saja kenangan-kenangan memalukan sudah menghantuinya. Sakura sempat berharap Sasuke berubah pikiran dan mencari profesi lain. Tapi sangat sangat disayangkan harapan itu pupus, Sasuke tetap menjadi penerus perusahaan di tempat yang akan ia tempati juga sesuai perkataannya waktu itu.
"Sakura-san."
"Ah ya? Ekhem, maaf saya sedikit tidak fokus hari ini. " ia merasa bersalah. Karena masalah pribadinya ia malah mengabaikan pemimpinnya sekarang.
"Cih, anak baru jaman sekarang," keluh Terumi merendahkan. "Pergi lah lakukan pengecekan, setelah itu buat list apa saja yang harus di belanjakan."
"Baik Terumi-san." Sakura jelas tau ini adalah pengusiran secara halus. Yeah mau bagaimana pun ia memang sudah melakukan kesalahan di Minggu pertamanya ini, wajar saja Terumi mulai sedikit meragukan kinerjanya.
Lorong panjang yang kosong membuat langkah sepatu haknya terdengar memenuhi semua ruang. Begitu besarnya perusahaan ini berkembang dari tahun ke tahun. Sakura juga sudah banyak mendengar hasil luar biasa apa saja yang telah Sasuke dedikasikan selama ini.
Berita mengejutkan lainnya yang ia dengar adalah fakta bahwa hingga saat ini pria itu masih melajang.
Berita ini bukan ia cari tahu secara sengaja, Sakura sungguh sudah melupakan cinta monyet menggelikan itu. Ia hanya tak sengaja mendengar dari salah satu rekannya yang tak bisa berhenti mendambakan sosok pimpinan mereka. Jika Sasuke masih melajang lalu bagaimana kabar kekasihnya waktu itu?
Ting!
Sakura mendongak singkat melihat siapa yang akan menemaninya dalam perjalanan menuju lantai sembilan. Ia membungkuk singkat lalu masuk ke dalam lift bersama orang itu.
"Anak baru ya?" Pria berambut coklat itu mengajak berbicara dengan akrab.
"Itu terlihat jelas di warna id card saya bukan?" Balas Sakura seadanya. Karena warna kartu Id card yang mengalung dengan tali biru di leher para karyawan memang dapat dengan jelas menunjukkan status mereka disini. Seperti dirinya yang merupakan karyawan kontrak, warna yang ia miliki adalah warna putih. Berbeda dengan pria di depannya. Melihat kartu berwarna biru mengkilap itu, sudah jelas dia salah seorang manajer disini. "Tuan sendiri, sepertinya anda orang yang cukup penting."
"Kau bisa memanggil ku Kiba saja. Meski akan sulit bagi kita untuk bertemu di perusahaan sebesar ini, tapi jika nona melihat ku tolong sapa aku ya!" Ujarnya dengan jenaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrak Kerja
Romance"Kau yang bilang akan menjauhkan ku dari para wanita pengganggu itu, bukan kah itu artinya kau ingin jadi satu-satunya wanita untukku? Sekarang sudah tidak ada siapapun di samping ku dan itu karena mu. Kau harus bertanggung jawab terhadap ku." "Kau...