Chapter 8

1K 183 12
                                    

"Bukankah sudah hampir satu Minggu Uchiha-sama dikabarkan tidak datang?"

"Bukankah itu terjadi setelah hari 'itu'?"

Sakura mendengus pelan. Sudah jelas sekali rekan-rekannya ini sengaja membahasnya dengan maksud memancingnya. Jika ia buka suara, yang ada mereka hanya akan semakin mengaitkannya dengan Sasuke. Meskipun ia sedikit kepikiran tapi Sakura yakin pria itu hanya sedang membutuhkan waktu untuk dirinya. Toh Sasuke sudah dewasa, tidak seperti dirinya dulu yang jauh membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini bukan permasalahan yang besar jadi pasti dia akan kembali.

Selagi ia sibuk memikirkan Sasuke, sebuah tangan tiba-tiba muncul melewati kepalanya yang cukup membuatnya tersentak. "Kau melakukan kesalahan disini Sakura." Ujar Toneri sembari menunjuk layar monitor yang Sakura pakai untuk membuat laporannya.

"A-ah.. aku akan segera memperbaikinya." Sial, memikirkan pria itu membuat fokus ku kacau.

"Kalau tidak salah, Otsutsuki-san juga pernah berkuliah di tempat Sakura kuliah kan?" Celetuk Shizune mencoba mengingat-ingat. "Kalian berasal dari kota yang sama, apa kalian sudah saling kenal sebelumnya?"

"Wah, ternyata Sakura-san banyak dikelilingi pria yang luar biasa ya," tambah Matsuri sengaja menekan kata luar biasa yang jelas merujuk pada Sasuke.

"Sayang sekali ini tidak sesuai harapan kalian, aku baru pertama kali bertemu Otsutsuki-san beberapa hari yang lalu saat dia datang dan memperkenalkan diri didepan kita semua." Balas Sakura enteng. Ia bahkan dengan acuh memilih memperbaiki perkerjaannya.

"Heee, begitu kah?" Tanggap Shizune tak begitu berminat.

Toneri tersenyum canggung. "Saat itu bukan pertemuan pertama kita Sakura-san, mungkin kau tidak mengingatnya tapi kita sudah beberapa kali bertemu di kampus."

Dan bersiul bersemangat. "Junior kita sepertinya sedikit pemalu tentang urusan asmara!" Goda Dan dengan jail.

Sakura memutar kursinya setelah berdecak pelan. "Aku bahkan tidak bisa mengingatnya, mana mungkin itu jadi permasalahan asmara Kato-san!" Protesnya tak terima.

Ceklek!

Seketika semua kembali menghadap meja masing-masing ketika manager mereka masuk.

Sakura melirik pria berambut putih disampingnya. Pandangannya terlihat mengamati. Apa iya mereka pernah bertemu? Toneri terlihat cukup mencolok dengan wajah tampannya, harusnya tidak sulit untuknya mengingat. Sebenarnya kapan mereka bertemu?

Merasa cukup lama dipandangi membuat pria tampan itu menoleh. Ia memberikan senyum hangat kearah juniornya waktu di kampus dulu. 'Aku akan sedih jika kau benar-benar melupakan ku, putri musim semi.' bisiknya dengan suara pelan.

"Ah!" Pekik Sakura teringat akan memontum yang sempat ia lupakan.

"Apa ada yang ingin kau katakan Sakura?" Terumi bertanya dengan nada tajamnya.

"Ti-tidak, maafkan saya!"

(Jam Istirahat)

"Maaf karena sempat tidak mengenali senpai, penampilan mu benar-benar tak sama seperti dulu!" Sakura cukup terkejut.

Toneri terkekeh pelan. "Bukankah aku lebih tampan sekarang? Apa kau sudah tertarik dengan ku?"

"Pffft, percobaan yang bagus, tapi tidak terimakasih. Aku tak berminat menjadi salah satu koleksi mu yang mungkin ke lima puluh kali ini." Tolak Sakura dengan candaannya.

"Tampan bukan berarti playboy nona, kau tau kan aku tak pernah berkencan sejak kau menolak ku." Toneri berusaha memperbaiki imagenya.

"Senpai adalah orang yang langsung menggoda ku dipertemuan pertama kita dan terus meminta untuk berkencan, tentu saja itu terlihat seperti playboy." Balas Sakura mengingat kenangan singkat mereka. "Tapi sekarang senpai terlihat seperti anak baik-baik sampai aku tak bisa mengenali, itu sebuah kemajuan!" Pujinya jujur.

Kontrak KerjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang