"Apa warnanya asli?" Tanya Shizune dengan amat sangat penasaran.
Sakura mengangkat satu alisnya tak mengerti dengan pertanyaan yang amat tiba-tiba itu. "Warna?"
"Warna rambut mu. Sepertinya itu asli" ia memberikan penjelasan.
"Ah," Sakura melirik rambutnya sendiri. "Apa terlihat aneh? Aku yakin warna hitam seperti milik Shizune-san terlihat lebih nyaman dilihat."
"Tidak tidak! Aku malah berpikir bagaimana bisa ada yang sangat cocok dengan warna ini, Kau sangat cantik dengan rambut merah muda mu!" Wanita dewasa itu memberikan pendapatnya dengan jujur.
Sakura memandangi rambutnya ragu. "Benarkah? Aku tidak yakin warna nyentrik ini terlihat cantik... "
PIP! PIP!
Matanya beralih melirik kearah layar ponsel miliknya yang menyala menunjukkan sebuah pesan masuk dari nomor tanpa nama yang langsung dapat ia kenali.
'ibu mengundang mu makan malam. Pulang lah dengan ku.'
"Pffft,"
Sakura menoleh kearah Shizune yang baru saja terdengar menertawakannya. Ia menatapnya bingung dengan satu alis terangkat.
"Ekspresi wajah mu sangat lucu saat kau melihat ponsel mu gadis kecil, apa itu dari seorang mantan gila yang mengejar-ngejar mu?" Shizune berusaha menebak.
Sakura menggeleng. "Hanya pesan menyebalkan dari kenalan lama."
"Shizune-san apa ada kabar dari perusahaan penyuplai bahan untuk cabang di Nakagawa?" Dan bersuara keras dari meja kerjanya.
"Yeah katanya perwakilan dari mereka akan hadir lusa untuk pembahasan itu." Jawab Shizune santai. "Dan untuk pembahasan itu akan dilakukan oleh anak baru kita!"
Sakura hanya dapat menggeleng pasrah dengan tingkah para seniornya ini. "Bukankah kalian terlalu mendeskriminasi?"
"Kau pulang dengan siapa? Mau ikut dengan ku lagi?" Tawar Rin beramah-tamah.
"Terimakasih tapi sepertinya hari ini tidak," tolak Sakura sopan. "Aku harus pergi ke suatu tempat."
"Oh baiklah, kalau begitu, sampai jumpa besok!"
Sakura hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Terimakasih atas kerjasamanya hari ini." Satu-satunya laki-laki di ruangan ini pun ikut mengundurkan diri dari ruangan.
"Hati-hati di jalan Dan-san, titip salam untuk Tsunade-san!" Seru Shizune sembari memasukan barang ke dalam tasnya.
"Siap!" Balasnya sembari mengedipkan mata dengan senyum jenakanya sebelum menghilang dari pintu.
Shizune menggeleng pelan. Ia hampiri Sakura setelah selesai mengemasi barangnya. "Mau ku tunggu sampai selesai? Disini sudah tidak ada orang." Shizune menawarkan diri.
"Tidak perlu senpai, sebentar lagi aku juga selesai. Kau bisa pulang duluan." Tolak Sakura dengan sopan.
Shizune mengangguk. "Sampai jumpa nanti."
"Iya,"
Seperti yang ia katakan, hanya butuh beberapa menit sebelum akhirnya tugasnya tuntas. Sakura regangkan tangannya seusai mematikan komputer yang telah berkerja keras bersamanya seharian ini. Dengan segera ia berkemas lalu keluar dari ruang kerjanya setelah memastikan semua lampu telah ia padamkan.
Ditengah perjalanan dirinya barulah teringat kalau ia belum memberikan balasan untuk Sasuke. Dengan segera ia keluarkan ponselnya untuk mengirimkan sebuah pesan balasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrak Kerja
Romance"Kau yang bilang akan menjauhkan ku dari para wanita pengganggu itu, bukan kah itu artinya kau ingin jadi satu-satunya wanita untukku? Sekarang sudah tidak ada siapapun di samping ku dan itu karena mu. Kau harus bertanggung jawab terhadap ku." "Kau...