3. Oma Yuri

27 1 2
                                    

Nb: kalo ada kesalahan dalam penulisan tolong ingatkan, Trimakasih 🌹••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nb: kalo ada kesalahan dalam penulisan tolong ingatkan, Trimakasih 🌹








"Aga?!!"

"Oma?!!"

Si pembeli yang ternyata adalah Oma Sagara, wanita itu melepas kacamata hitamnya, menatap tajam sang cucu.

"Kamu ini bukannya sekolah malah bolos, mau jadi apa kamu?!" Omel sang Oma sambil menjewer telinga Sagara.

"Aduh-aduh ampun Oma, Aga cuma pergi sebentar kok!"

"Sebentar-sebentar ini udah jam 10! Kalo sampe kamu bikin onar Oma gak akan nge lulusin kamu! Biar tetap tinggal di kelas 11!"

"Duh Oma, adu-du sakit udahan jewernya Oma!" Keluh Sagara, wanita yang terlihat berumur 70an itu akhirnya melepas jeweran cucu nya.

"Kamu di apain sama cucu saya?" Tanya Oma kepada Aludra.

Aludra yang sedari tadi mendengar keributan di depannya hanya bisa diam dan tak tau harus bagaimana.

"Engga Oma, Aludra gak di apa-apain kok" ujar Aludra dengan kikuk. Gadis itu baru mengetahui ternyata pria di sebelahnya adalah cucu dari Oma Yuri- langganan bunga nya.

"Aga?! Jujur sama Oma kamu apain Aludra?!" Tanya Oma Yuri ketus.

"Astaga Oma! Suujon Mulu. Aga cuma beli bunga ni!" Ujar Sagara sambil menyodorkan bunga yang ia beli tadi.

" Yang bener?! Tumben-tumbenan kamu beli bunga?" Ujar Oma dengan tampang curiga.

"Y-ya sekali-kali lah Oma! Emang ga boleh!"

"Sana ke sekolah! Besok kalo kamu bolos lagi Oma gak segan buat masukin kamu ke pesantren!"ancam sang Oma.

"Ke sekolahnya besok deh, ini bolos terakhir janji, Aga mau nemenin dia" tunjuk Sagara kepada Aludra sambil menunjukkan cengirannya.

"Oke hari ini terakhir besok kalo bolos, Oma beneran akan pindahkan kamu ke pesantren!" Ancam sang Oma lagi, Sagara bergidik ngeri. Pesantren membayangkan ia tinggal di sana tanpa , gedget, laptop, PS, pasti hidupnya suram dan penuh kegabutan.

Oma mengalihkan pandangannya ke Aludra yang tengah mengikat 20 tangkai mawar menjadi satu, tangan dengan cekatan nan lihai memasangkan pita di bagian tangkai bunga tersebut.

"Ini bunga nya Oma" ujar Aludra, menyodorkan sebuah bucket bunga mawar yang sangat indah.

"Masyaallah cantik sekali, seperti yang jual" puji Oma.

"Total berapa nak?"

"Ini gratis untuk Oma, tadi cucu Oma beli bunga kembalinya lebih banyak banget, tapi dia gak mau di kembalikan. Jadi anggap saja Oma sudah di bayarkan sama cucu Oma" ujar Aludra dengan senyum khasnya.

Oma melirik Sagara yang tengah duduk dan asik menghirup harumnya setangkai bunga mawar. Ada sedikit rasa bangga terhadap cucu nya, se-nakal-nakal nya Sagara pasti ada kebaikan dalam hatinya.

"Yaudah-yaudah, tapi sekarang Aludra harus ikut Oma, kita makan disana" ujar Oma menunjuk restoran yang terletak disebrang.

"Tapi Oma ini-

"Bunga nya biar Aga yang jagain, ya kan Aga?" Tanya sang Oma.

"Kok Aga? Apa-apaan, gak sudi!" Ketus Sagara tak terima.

"Aga!"

"Iya-iya! Udah Sono!" Balas nya dengan wajah ditekuk.

"O-oma gausah repot-repot, Oma sama cucu Oma aja" ujar Aludra dengan kikuk, karena merasa tak enak pada Sagara.

"Woy cewe buta! udah Sono tinggal turutin Oma gue, ribet banget Lo" ketus Sagara.

"Aga! Ngomongnya!" Tegur Oma Yuri.

"Udah yok, kita ke sana Oma pengen belikan sesuatu buat Aludra" Oma Yuri menuntun Aludra, menyebrang menuju restoran mewah.

Gadis itu pasrah mengikuti sang Oma, tak lupa tangannya membawa tongkat yang selalu ia bawa kemana-mana.

Oma Yuri memilih berbagai cake, dan memesan beberapa makanan. Setelah itu duduk di meja sesekali mengobrol dengan Aludra.

Sementara di sebrang Sagara yang tengah asik menciumi bunga mawar tiba-tiba kedatangan seorang pembeli.

"Mas Bunga mawar nya 1 ya" ujar seorang pria yang memakai seragam putih abu-abu, berbeda dengan Sagara yang berpenampilan berantakan. Pria itu terlihat rapih dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, memberikan kesan anak rajin.

" Nih, goceng ya" ujar Sagara sambil memberikan setangkai bunga yang sudah di bungkus mika kado.

"Makasih mas" ujar pria itu setelah memberi kan selembar uang bernominal lima ribu rupiah.

"Oiya mas mau tanya, mas nya Ade dari cewe cantik yang sering jualan disini ?"tanya orang tersebut.

Mendengar kata cantik dari mulut laki-laki tersebut, Sagara mengernyitkan alisnya. Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya, ia yakin laki-laki itu menyukai si gadis buta penjual bunga ini.

"Ade-ade, gue cowoknya!" Ujar Sagara dengan nada ketus.

Laki-laki itu terdiam sejenak.

"O-oh cowoknya ya mas, maaf gue gak tau" ujarnya dengan kikuk, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Kemudian melenggang pergi, dengan perasaan sedikit kecewa.

Usai menunggu hampir setengah jam, Oma Yuri dan Aludra kembali dengan membawa beberapa bungkus makanan.

"Ini buat Aludra cake sama seafood nya, makan yang banyak kamu masih dalam masa pertumbuhan" nasehat Oma, kemudian mengelus kepala Aludra. Membuat gadis itu merasa hangat karena sentuhan itu. Ia rindu, perlakuan Oma seperti orang tua nya.

"Kalo gitu Oma pamit sayang, masih ada urusan" ujar Oma Yuri dengan senyuman khasnya.

"Iya Oma, Trimakasih banyak untuk semuanya" Balaa Aludra dengan senyumnya, gadis itu meraba telapak tangan Oma Yuri kemudian menciumnya.

"Kamu gak Salim sama Oma?" Cletuk Oma Yuri kepada Sagara yang masih asik bermain dengan bunga mawar nya. Laki-laki itu kemudian menyalimi Oma nya, lalu melanjutkan kegiatannya memainkan kelopak bunga mawar.

Wanita lansia tersebut melenggang pergi menuju mobilnya sambil memakai kacamata hitamnya.

Sementara itu, tanpa sepengetahuan Aludra, laki-laki itu sudah siap mengarahkan kamera handphone nya ke wajah Aludra. Tangan kirinya menggenggam kelopak bunga yang tadi ia petik.

Tanpa aba-aba laki-laki itu melemparkan kelopak bunga tersebut ke arah Aludra dan tangan kanannya langsung memotret nya.

Sagara menatap hasil jepretannya, Cantik. Laki-laki itu tersenyum tanpa henti.

****

Tbc

MAAF KALO GAJE😭

BLIND FAIRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang