Yang mau beli Pdfnya silahkan... yang mau Baca di Karyakarsa juga boleh... sudah tamat juga...
Bab 3 - Calon Istri
Theona masih mengamati Letnan Andreas yang kini berada di depan pintu apartmennya. Pria itu sedang membuka pintunya. Theona masih tak dapat percaya bahwa pria itu benar-benar tinggal di sebelah kamarnya.
"Ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Letnan Andreas ketika dia menatap Theona yang seolah-olah tak berhenti menatapnya.
"Ah! Tidak! Aku masih tidak menyangka saja jika kita bertetangga," jawab Theona dengan sedikit malu.
"Ya. Aku juga." Hanya itu jawaban dari Letnan Andreas.
Ketika keduanya akan masuk ke apartmen masing-masing, saat itulah mereka berdua disapa oleh perempuan berusia senja yang baru keluar dari apartmennya.
Mrs. Marry panggilannya. Perempuan berusia 60 tahun yang tinggal sendiri di dalam apartmen itu. "Selamat sore, Princess. Wah! Rupanya kau membawa pulang teman kencan sore ini," Mrs. Marry berkomentar sembari mengamati Letnan Andreas dari ujung rambut hingga ujung kakinya.
Sebenarnya, Theona merasa tak nyaman ketika dia dipanggil dengan panggilan Princess oleh tetangganya itu. Itu mengingatkan dirinya akan kehidupan di kerajaan. Padahal, di lingkungan dia tinggal dan juga bekerja, Theona memastikan bahwa tak ada yang tahu jika statusnya adalah seorang putri raja. Meski berkali-kali Theona memprotes pada Mrs. Marry, nyatanya permpuan tua itu masih bersikukuh memanggilnya dengan panggilan Princess.
Astaga... Theona bahkan hampir lupa jika tadi Mrs. Marry sempat menyebut pria di sebelahnya ini adalah teman kencannya.
"Oh, kau salah paham, Nyonya. Ini Andrew, tetangga baru kita." Pada akhirnya, Theona mengenalkan pria di sebelahnya itu karena dia tak mau Mrs. Marry akan terus-terusan salah paham tentang hubungan mereka nanti.
"Wah! Hebat sekali. Jadi kau berkencan dengan tetangga baru kita?" tanya Mrs. Marry yang lebih terdengar seperti sebuah pernyataan daripada sebuah pertanyaan.
Theona mengembuskan napas klesal. Memang tak ada gunanya berdebat atau memberi tahu perempuan tua di hadapannya itu. Perempuan tua itu sudah sedikit pikun. Theona bisa mengerti karena dia sudah tinggal di tempat itu beberapa bulan terakhir. Lalu, bagaimana dengan Andrew? Theona bertanya-tanya dalam hati.
Di tempatnya berdiri, Letnan Andreas mengamati perempuan tua di hadapan mereka. Cara perempuan itu memanggil Theona dengan panggilan Princess tentu membuat Letnan Andreas mengerutkan keningnya. Bukankah tak ada yang tahu bahwa Theona seorang putri raja? Bagaimana bisa perempuan tua ini tahu? Apa jangan-jangan dia mata-mata?
Letnan Andreas memang selalu waspada, tapi dia menjadi semakin waspada ketika mendapati sesuatu yang mencurigakan baginya.
"Princess? Kenapa dia memanggilmu Princess?" tanya Letnan Andreas pada Theona.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS THEONA
RomanceLetnan Andreas memiliki tugas untuk mengawal seorang Putri Raja. Putri cantik bernama Theona yang ingin hidup bebas di luar negeri. Karenanya, dia memutuskan untuk berpura-pura menjadi pria asing yang selalu berada di sisi Theona. Dalam sekejap mata...