Bab 9 – Pria Kolot
Suasana di apartmen Amber menjadi hangat dan menyenangkan. Amber banyak bercerita tentang pengalamannya menjadio ibu baru. Maria dan Emily sesekali menggoda Amber dan berbicara tentang hal-hal vulgar seperti melakukan seks setiap hari ketika hamil, dan sejenisnya. Hal tersebut sebenarnya membuat Letnan Andreas kurang nyaman mendengarnya. Ingat, dia satu-satunya pria di sana. Namun, Letnan Andreas berusaha untuk bersiukap setenang mungkin.
Tatapannya tak pernah teralihkan dari sosok Theona yang sejak tadi sesekali tertangkap oleh matanya bahwa perempuan itu rupanya sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Letnan Andreas hanya tersenyum saja mendapati hal itu. Jelas, sikap Theona sudah berubah sejak semalam mereka berciuman. Bagaimana jika nanti dia melakukan lagi?
Astaga... apa yaang sudah dia pikirkan?
Akhirnya, pertemuan di rumah Amber selesai juga. Mereka semua pulang, lalu seperti biasa, Letnan Andreas pulang bersama dengan Theona, kali ini keduanya menggunakan taksi.
Di dalam taksi, tak ada yang membuka suara. Theona bahkan memilih memalingkan wajahnya dan meringsut ke ujung kursi. Bertindak seolah-olah Letnan Andreas memiliki penyakit menular. Hal tersebut bukannya membuat Letnan Andreas tersinggung, tapi malah sebaliknya.
Letnan Andreas tahu bahwa Theona sebenarnya terpengaruhi dengan kehadirannya. Karena itulah dia hanya bisa tersenyum melihat reaksi perempuan di hadapannya tersebut.
"Kenapa tadi pagi meninggalkanku?" akhirnya, Letnan Andreas tidak bisa menahan diri menanyakan hal tersebut. "Jika kau naik taksi, aku bisa menumpang untuk menghemat pengeluaranku," lanjut Letnan Andreas lagi.
Sebenarnya, Letnan Andreas hanyaa ingin membuka suara agar suasana diantara mereka tidak dingin seperti saat ini.
"Sedang ingin berangkat sendiri," Theona menjawab singkat.
Letnan Andreas tersenyum menanggapi jawaban Theona. "Lain kali jangan begitu. Biarkan aku berangkat dan pulang bersamamu," ucapan Letnan Andreas itu membuat Theona menatap ke arahnya seketika?
"Kenapa memangnya?"
"Agar aku bisa menjagamu dari dekat," jawab Letnan Andreas dengan setengah berbisik.
Bisikan tersebut rupanya membuat Theona sempat ternganga dan tak percaya dengan apa yang dia dengar. Apa maksud perkataaan pria ini?
****
Sampai di depan pintu apartmennya, Theona ragu akan membuka pintunya. Masalahnya adalah, bahwa kini dia merasakan jika Andrew William sedang berdiri di belakangnya dan tampak mengamatinya. Hal itu membuat Theona berpikir, apakah dia akan meminta pria itu masuk ke dalam apartmennya? Atau mengabaikannya saja?
Theona menghela napas panjang. Dia lalu membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah pria di belakangnya tersebut. Berencana mencvari tahu apa yang diinginkan pria itu darinya.
"Drew, aku tahu bahwa ada yang ingin kau katakan," ucap Theona memnberanikan diri.
Pria itu sedikit tersenyum. Senyuman yang sangat jarang dilihat oleh Theona. "Aku tidak ingin mengatakan apapun," jawabnya. "Aku hanya ingin melakukan sesuatu," lanjutnya lagi.
"Apa itu?" tanya Theona penasaran.
Tiba-tiba saja Theona melihat pria di hadapannya itu mendekat padanya, membuat tubuh mereka menjadi sedikit menempel satu sama lain. "Kau benar-benar ingin tahu apa yang ingin kulakukan padamu?" tanya pria itu dengan suara seraknya.
Theona terpengaruh. Tentu saja. Karena saat ini tubuh mereka sudah begitu dekat. Bahkan pria di hadapannya ini seolah-olah tak canggung lagi mendesaknya diantara pintu. Theona jelas tahu apa yang ingin dilakukan Andrew William saat ini padanya, dan sebenarnya, dia juga ingin melakukan hal yang sama pada pria ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS THEONA
RomanceLetnan Andreas memiliki tugas untuk mengawal seorang Putri Raja. Putri cantik bernama Theona yang ingin hidup bebas di luar negeri. Karenanya, dia memutuskan untuk berpura-pura menjadi pria asing yang selalu berada di sisi Theona. Dalam sekejap mata...