02

3 1 0
                                    

Akhirnya semua basa basi ini selesai, rasanya sangat menyenangkan semua setelah berjam jam berdiri di tengah panas matahari. Aku berjalan menuju sebuah bangku semen di bawah pohon besar yang terlihat rindang dekat dengan parkiran.

Banyak dari mereka telah menuju parkiran untuk pulang ke tempat tinggal masing masing, tapi aku masih duduk dikursi bawah pohon besar ini sendirian. Meminum air yang tersisa dalam botol untuk sekedar beristirahat melepas penat, lagi pula aku tinggal di rumah sendirian dan jarak rumah dari kampus tidak terlalu jauh, jadi aku bisa pulang kapan saja aku mau.

"Hei, Dian kan?" Jeky dengan santainya duduk dikursi yang ada di depanku dan meletakkan tasnya di atas meja, dia tampak meminum air mineralnya dengan rakus, terlihat seperti sangat kehausan, Aku hanya mengangguk menjawabnya.

" Hah, Haus banget rasanya, untung saja sudah selesai, kalau 20 menit lagi saja tadi belum selesai, aku pasti akan kabur dari sana tadi" Katanya santai mengambil telpon genggamnya.

"hemm" hanya itu yang keluar dariku untuk menjawabnya.

"kau tidak pulang?" Tanya Jeky lagi.

"Kau sendiri bagaimana?" tanyaku balik ke Jeky menimpali pertanyaannya.

"Terlalu malas untuk pulang sekarang, lagi pula aku hanya sendiri di rumah dan itu membosankan" Jawab Jeky santai sambil memasukkan ponselnya kedalam tas dan meminum lagi air mineralnya yang tersisa.

"Oo begitu" jawabku.

Entahlah rasanya aku sedang malas saja untuk mengobrol dengan seseorang saat ini, bukannya aku sombong atau bagaimana, aku hanya lelah mungkin.

"Kau sudah memilih kelas untuk semester ini?" Jeky bertanya lagi.

"Sudah, aku mengambil kelas B untuk semester awal ini, karena kelas A sudah penuh" Jawabku.

Aku menatap Jeky dengan seksama, wajahnya seperti orang jawa atau sunda, tidak telalu tinggi dan badannya seperti remaja kebanyakan. Mungkin dia memang tipe orang yang mudah bergaul dan akrab dengan orang.

"wow, berarti kau sekelas denganku dan Mada untuk semester ini, syukurlah jadi aku punya teman untuk ngobrol nanti di kelas" Kata Jeky santai.

Tunggu apa dia bilang tadi, teman mengobrol di kelas, hanya aku dan Mada ?. ternyata aku salah menilainya, ku fikir dia tipe orang yang gampang bergaul tadinya. Sudah lah, tak buruk juga berteman dengan Jeky, aku juga belum punya teman yang bisa ku ajak bicara disini, walaupun aku sudah berkenalan dengan yang lainnya.

"Mada yang tinggi tadi?" Tanyaku.

"Iya yang tinggi tadi, aku penasaran dia makan apa jadi bisa setinggi itu?" Jeky mengambil lagi ponselnya dari dalam tas dan menatapnya dengan antusias, jadi aku memutuskan untuk diam. Karna jika kau berbicarapun dia pasti tidak akan merespon dengan baik, itulah yang terjadi pada orang yang sedang asik bermain ponsel.

Sudah setengah jam kurasa aku duduk di bawah pohon ini bersama Jeky dengan kesibukan ponsel masing masing. Hari sudah semakin sore, jadi aku putuskan untuk pulang saja.

"Eh Di aku pulang duluan ya, dadah" Jeky berdiri meninggalkanku dan mendatangi ojek online yang telah dipesannya. Tanpa sempat aku menjawab perkataannya dia telah pergi begitu saja, anak yang aneh.

Ya sudahlah, dari pada pusing untuk memikirkan tingkah Jeky, lebih baik aku pulang saja ke rumah. Mandi dan istirahat itu yang kuperlukan sekarang, rasanya badanku sudah sangat lengket karena berkeringat.

" Dian, baru mau pulang?" Tanya Mada yang sedang memakai helm di atas motor sportnya, ternyata dia parkir tepat disebelah motorku, suatu kebetulan.

" Iya, kau juga ?" kataku mengambil helm yang ada di dalam bagasi motor.

"Iya, aku duluan ya, sampai jumpa besok" kata Mada.

Dia pergi meninggalkan parkiran, suara motornya masih terdengar nyaring membelah kesunyian di parkiran ini. Aku lantas mengendarai motor matic kesayanganku dengan santai untuk pulang. Buat apa terburu buru, rumahku dekat dari sini.

.

.

Hari hari berlalu dengan cepat, tak terasa ini sudah hari ke empat acara pengenalan kampus untuk mahasiswa baru yang artinya menjadi hari terakhir kegiatan ini. Pagi ini entah mengapa sepertinya semua orang terlihat bergitu bersemangat. Pagi ini di awali dengan kak Dika sebagai ketua panita yang memberikan arahan tentang kegiatan yang akan kami lakukan untuk hari ini.

"Hari ini adalah hari terakhir kita untuk acara pengenalan kampus, jadi untuk memeriahkan hari ini, kami panitia telah menyiapkan sebuah permainan yang akan diikuti semua mahasiswa baru. Permainan ini kami namakan mencari harta karun." Suara kak Dika terdengar lantang dari toa yang digunakan.

"Area permainan ini adalah seluruh lingkungan Fakultas kita, kalian akan dibagi sesuai jurusan, dan akan mendapatkan arahan langsung tentang apa yang harus kalian lakukan dari kakak tingkat perjurusannya, sekarang kalian boleh berbaris di depan kakak tingkat yang membawa bendera jurusan kalian masing masing." Setelah mengatakan hal tersebut Kak Dika beralih dari depan menuju ketempat teduh dimana para panitia berada.

Semua mahasiswa sudah berbaris sesuai dengan jurusan mereka masing masing. Untuk jurusan yang ku ambil sendiri ya itu Agribisnis. Kami berbaris di bawah pohon besar yang ada disebelah kanan lapangan tempat kami berbaris sebelumnya. Seorang pria dengan wajah ramah yang ku tau sebagai ketua angkatan kakak tingkat kami yaitu kak Rafi sedang memberikan arahan tentang permainan yang akan kami lakukan.

"Jadi pada permainan ini, kalian akan melakukannya dalam berkelompok. Dimana satu kelompok terdiri dari 4 anggota. Kalian boleh menentukan kelompok kalian sekarang sebelum arahan selanjutnya dari saya" Jelas kak Rafi.

Barisan yang semula rapi menjadi tercerai berai karena setiap orang sedang mencari kelompoknya, beberapa terlah membuat kelompok bersama teman dekat mereka, dan aku masih menimang nimang akan kelompok dengan siapa.

"Dian, sini" Panggil Jeky, Aku hanya menunjuk diriku memastikan bahwa Jeky benar benar memanggilku bukan orang lain, anggukan dari Jeky menjadikan tanda bahwa aku harus kesana.

"Kau sudah dapat kelompok?" tanya Jeky.

"Belum, kau sendiri bagaimana?" tanyaku balik.

"aku sudah, tapi masih kurang satu orang, kau saja masuk kedalam kelompokku, supaya jumlah kita pas 4 orang" Kata Jeki menjelaskan tentang kelompoknya.

" Boleh saja, memangnya siapa saja anggota kelompoknya?" Tanyaku balik, karna yang kulihat hanya Jeky sendiri.

" Baiklah teman teman semua, mohon untuk berbaris sesuai dengan kelompoknya masing masing" Suara kak Rafi seolah menjadi sirine pertanda bahwa kami semua harus berbaris dengan rapi lagi.

Aku berbaris dibelakang Jeky, dan tidak ada orang lain. Mungkinkah kami hanya berdua saja satu kelompok. Tapi tak lama ku lihat Mada dan ada seorang perempuan lagi yang berbaris di belakangku.

Something about breakUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang