03

2 1 0
                                    

Aku berbaris tepat di belakang Jeky, dan tidak ada orang lain. Mungkinkah kami hanya berdua saja dalam  kelompok ini. Tak lama Mada dan ada seorang perempuan lagi yang tidak aku kenal berbaris tepat di belakangku.

" Ini kelompok Jekykan ?" tanya perempuan itu padaku, untuk memastikan bahwa dia tidak berbaris dikelompok yang salah.

" Iya, itu Jeky di depanku" Jawabku menunjuk Jeky yang ada di depan.

"Kalian darimana saja, untung belum dimulai" Kata Jeky,  sepertinya dia agak kesal melihat mereka berdua karena terlambat berbaris.

"Sudah lah, yang penting kalian sudah ada disini" Katanya lagi bersikap biasa saja seperti dia tidak kesal barusan. 

Mada yang tadinya ingin menjawab pertanyaan Jeky jadi mengurungkan niatnya melihat Jeky yang sudah fokus mendengarkan Kak Rafi di depan. Jika kau berfikir Jeky itu aneh, kita sepemikiran akan hal itu.

"Permainan ini sifatnya adalah kerja tim, kalian bisa memilih 1 dari 4 area menjelajah yang sudah ditentukan, yaitu hutan di belakang laboratorium, ruang kelas, area taman parkiran, yang terakhir area kantin dan biro. Tugas kalian adalah memecahkan teka teki yang ada untuk mendapatkan pin, kelompok dengan pin terbanyak adalah pemenangnya, dan tentunya ada hadiah untuk pemenangnya. Permainan ini adalah tentang kerjasama tim, dan pin yang kalian cari seperti ini bentuknya." Kata Kak Rafi nunjukkan pin bulat bergambar logo universitas, tadinnya aku berpikir pin yang dimaksud berbentuk indah, ternyata hanya biasa saja.

"Tapi.." seorang perempuan yang ada di depan membawa sebuah aquriaum bulat yang berisi banyak kertas berdiri disamping kak Rafi.

"Karena kelompoknya terlalu banyak, kita akan melakukan undian. Jumlah kelompoknya ada 18 kelompok, dan kelompok yang beruntung dan dapat bermain hanya 8 kelompok dan sisanya akan menjadi penonton. Nama kakak adalah Sela, jika kalian belum kenal, salam kenal semua." Kata kak Sela.

Apa katanya tidak semua kelompok akan bermain?, sungguh mengecewakan. Banyak wajah wajah tegang dan kecewa yang kulihat dari peserta lain. Apa lagi mendengar hal ini, jujur disatu sisi aku senang jadi tidak terlalu banyak rebutan yang terjadi dalam pencarian pin, tapi di sisi lain aku juga kecewa dan sedih, bagaimana jika kelompokku yang tidak ikut main, padahal kami semua sudah bersemangat.

"Baiklah, perwakilan kelompok maju kedepan untuk mengambil undiannya" kata kak Sela.

Satu persatu kelompok sudah maju kedepan untuk mengambi undiannya, kuhitung ini sudah kelompok ke 12 dan baru ada 4 kelompok yang bisa berain yaitu kelompok 1, 7,10 dan 11. Berikutnya adalah giliran kelompoku yang maju kedepan, Kelompok 13 sungguh sebuah angka yang sial, tapi semoga nasib kami tidak sial. Tangan Jeky mengepal gugup saat maju kedepan, wajahnya tegang saat mengaduk aquarium untuk mengambil kertasnya. Seperti adegan di dalam film, Jeky terlihat sangat perlahan membuka kertasnya dan,,

"Yess,, main" Teriak Jeky kegirangan, semua orang melihatnya yang kesenangan karena mendapat giliran bermain, dan beberapa juga ada yang tertawa melihat tingkahnya yang konyol termasuk kelompokku. Dia hanya tersenyum memamerkan gigi putihnya berjalan kembali ke barisan kelompok tanpa memperdulikan banyak pasang mata yang melihatnya.

" Pokoknya kita harus menang" Jeky menatap kami dari depan, wajahnya terlihat begitu bersemangat membuat kami juga ikut bersemangat.

Pengambilan undian telah selesai dilakukan, totalnya ada 8 kelompok yang terpilih yang dapat bermain sesuai dengan yang dikatakan Kak Sela tadi, 3 kelompok terakhir yang terpilih adalah 15,17 dan 18. 8 kelompok yang terpilih selanjutnya dibariskan kembali dengan kelompok dari jurusan lain yang terpilih di tengah lapangan. Hal berikutnya adalah pemilihan area penjelajahan, saat pemilihan area ini Madalah yang maju kedepan untuk menentukan area penjelajahan yang akan kami jelajahi. Mada memilih area hutan belakang seperti kesepakatan sebelumnya dan disinilah kami sekarang di dalam hutan yang lumayan rimbun dengan rawa.

"Ini memang kita tidak diberikan petunjuk apapun selain kertas ini?" Tanya Jeky yang kelihatan heran menatap sebuah kertas yang diberikan kepada kami sebelum masuk kedalam hutan ini. kertas yang bergambar sebuah pohon, sungguh tidak membantu. Dihutan ini mungkin saja ada ratusan pohon yang tumbuh disini dan kami harus mencari satu pohon dimana pin itu tersimpan, sungguh hebat.

" Ya sudah, sekarang kita susuri saja dulu hutannya " kata Mada.

"Baikalah mari kita mulai" Kata Jean riang.

Jean kelihatan seperti wanita kuat dan sedikit tomboi, dia masuk duluan ke dalam hutan bersama Jeky disampingnya, aku berjalan berisisihan dengan Mada di belakang mereka. Kami berjalan dalam diam, mata yang milihat kesana kemari untuk sekedar melihat apakah pohon dari gambar itu memanga ada atau tidak. Jean dan Jeky mereka berjalan di depan membelah semak semak dengan memgang sebuah pisau kecil ditangan mereka, tunggu itu pisau darimana?.

"Kalian dapat pisau darimana?" Tanyaku heran, jelas aku heran siapa yang kemana mana membawa pisau itu mencurigakan dan juga aneh.

" Oh ini, aku selalu membawanya kemana pun aku pergi, selalu ku simpan di tasku untuk jaga jaga," Jawab Jeky santai.

" Kalau aku, pisau ini tak sengaja terbawa saat aku buru buru dari kantin tadi." Jawab Jean .

" Kau mencuri pisau dari kantin Jean?" Tanya Mada.

" Ya tidak lah, aku tadi makan mangga di kantin, jadi aku pinjam pisau darisana, tapi karena Jeky terus menelponku aku jadi terburu buru, jadi pisau ini terbawa tanpa sengaja" Jean menjelaskan panjang lebar menatap Jeky dengan kesal.

"Habisnya siapa suruh lama." Jeky dengan santainya menjawab perkataan Jean, apa dia tidak takut dengan pisau di tangan Jean.

" Kita harus ke kiri" Kata Jeky.

" Kenapa kekiri?" Tanya Jean.

" Tidak ada, aku bosan berjalan lurus, jadi lebih baik kekiri" tanpa memperdulikan tanggapan lainnya Jeky berjalan kekiri sambil memainkan pisaunya.

" Kau memang pendiam atau kau sariawan?" Jeky berhenti berjalan menatapku dengan intens.

" Engga ah, aku biasa saja kok" jawabku, apa aku kelihatan seperti anti sosial ya sampai sampai Jeky melihatku dengan sangat intens cenderung sinis menurutku.

" Udah lah Jek, mending kita fokus untuk cari harta karun ini" Mada yang disampingku hanya menatap lurus kedepan, dia membelaku tapi wajahnya terlihat cuek.

"Ya udah kalo gitu " Wajah jeky sudah kembali datar berjalan ke depan.

" Menurut kalian apa hadiahnya untuk yang menang?" Tanya Jean.

" Menurut aku, paling paling sekedar hadiah seperti buku atau alat tulis" jawab Jeky.

" Atau mungkin hadiahnya memang menarik" Kata Mada.

"Contohnya?" Tanyaku.

" Enatah lah, yang pasti lebih dari sekedar hanya peralatan tulis" Jawab Mada.

Kami masih menyusiri hutan belakang kampus ini dengan seksama, masih belum menemukan satupun dari pin harta karun yang kami cari.

Something about breakUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang