Chapter 3

186 25 2
                                    

"Ekhm," Tzuyu akhirnya berdeham untuk mengakhiri ketegangan. "Mina maaf," Lirihnya yang tak tau berucap.

Mina menatap Tzuyu yang berucap tanpa melihat dirinya. "Kok maaf?" Tanyanya, "Aturnya aku yang berterimakasih." Ucap Mina dengan nada melembut.

"Aku terlambat dari janji. Kamu diganggu bajingan. Aku salah." Jawab Tzuyu berantakan yang berhasil membuat Mina terkekeh pelan.

"Tzuyu kamu ga ada salah kok, lagian aku juga yang terlalu lambat bertindak tadi." Mina menanggup pipi Tzuyu, "Walaupun tadi kamu seram banget, tapi makasih banyak Tzu." Ucap Mina tulus. Jujur Mina sedikit terkejut melihat aksi Tzuyu yang serius beradu tinju.

Tzuyu sedikit tersipu dengan ucapan Mina, belum lagi tangan Mina yang masih menempel dipipi Tzuyu. Tzuyu kembali menatap Mina dan mengusap tangannya yang masih tertempel di pipi Tzuyu. "Jadi kamu mau ngomongin apa?" Tanya Tzuyu akhirnya.

Mina menarik tangannya dari pipi Tzuyu yang membuat Tzuyu mengerutkan bibirnya. "Kok tau aku mau ngomongin sesuatu?"

"Sejak kapan kamu ajak aku ke kafe setelah kuliah?" Walaupun sudah lama bersahabat, namun Tzuyu dan Mina jarang menghabiskan waktu di kafe, mereka lebih suka dengan kuliner jalanan atau restoran yang menyediakan menu umum.

Mina menimbang ulang sebelum akhirnya mengeluarkan ponselnya. "Janji ga marah?" Tanyanya kepada Tzuyu yang dibalas anggukan. Mina menunjukkan poster yang tadi difotonya kemudian menerka reaksi Tzuyu.

"Kamu serius?" Tanya Tzuyu yang langsung mengerti maksud Mina.

"Tzu ini impianku banget." Mina menjawab mantap.

"Tapi Min, ini jauh dari kota kita. Lagian kamu yakin mama kamu bakal izinin kamu?" Tzuyu tak yakin dengan ide Mina yang satu ini. Apalagi ibu tiri Mina yang selalu membatasi ruang gerak Mina. Tzuyu takut Mina kecewa dengan ekspetasinya.

"Itu dia Tzu, aku mau minta tolong kamu." Mina sudah memikirkan rencananya saat jam kuliahnya tadi. Mina menjelaskan dengan terperinci rencananya kepada Tzuyu. Sesekali Tzuyu mencela rencananya itu, akan tetapi Mina langsung menunjukkan puppy eyesnya yang merupakan kelemahan Tzuyu.

"Jadi gitu Tzu, kamu mau kan bantuin aku?" Akhirnya Mina menyelesaikan rencananya.

Tzuyu meminum Caramel Maciato nya yang telah dingin. "Mau aku bilang gak setuju juga ga bakal mengubah pikiran kamu kan?"

"Jadi kamu setuju?" Mina memastikan kembali yang dibalas deheman tak ikhlas dari Tzuyu

"Aaa makasih banyak Tzuyu, kamu emang sahabat aku yang paling baik sedunia." Mina refleks lari memeluk Tzuyu dan menceritakan angannya yang akan diwujudkannya dengan segera.

Tzuyu tersenyum tipis memperhatikan antusiasnya wanita yang dicintainya ini. Dia tidak akan membiarkan senyum indah itu sirna. Bagaimanapun caranya Mina harus bahagia terus.

Senyum Tzuyu menipis melihat perubahan ekspresi Mina setelah melihat notifikasi ponselnya. "Kenapa?" Tanya Tzuyu.

Mina menghela nafasnya, "Mama bilang tamunya mau datang." Mina menatap Tzuyu lagi, "Aku harus pulang bantuin mama." Lanjutnya sedih.

Ah sial, nenek lampir itu selalu saja mengganggu waktu Tzuyu dan Mina. Tzuyu curiga nenek lampir itu punya alaram yang berbunyi saat Tzuyu dan Mina sedang asik dengan dunianya. Saat kendaraan Mina dan Tzuyu telah memasuki pekarangan rumah, Irene telah menunggu didepan pintu rumah sambil menyilangkan tangannya.

"Kok lama banget sih, kalian sengaja ya?" Tuduh Irene saat mereka turun dari mobil.

"Tadi macet ma." Jawab Mina dengan jujur.

Hell In Heaven (TWICE AREA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang