Chapter 6

129 22 2
                                    

Mina tengah memasukkan beberapa barang kedalam totebag hitamnya untuk dibawa kek kampus. Namun bukan buku pelajaran yang dibawanya, melainkan speaker potable berbentuk kaleng soda, stoking, sepatu balet, dan beberapa barang wajib seperti handphone, dompet, dan lipbalm. 

Baru berselang setengah jam yang lalu dosen Mina membatalkan jam perkuliahan hari ini karena ada urusan mendadak. Mina yang telah bersiap untuk pergi ke kampus membatalkan niatnya. Awalnya dia ingin berlatih balet dirumah saja, namun berada satu tempat dengan Irene berada bukan ide yang bagus.

Mina pun memutuskan untuk berlatih balet di kampus saja. Di fakultas Mina ada sebuah aula yang biasanya tidak sering dipakai dan Mina berencana untuk berlatih disitu saja. Mina turun kebawah untuk pergi kekampus bersama Tzuyu, tapi tampaknya sekarang Tzuyu lagi banyak kerjaan.

"Tzuyu cepetan anterin aku, udah mau telat nih!" Ucap Nayeon yang kini terburu-buru sampai tak sempat mencatok rambutnya.

"Ih kak Nayeon apaan sih, Tzuyu harus anterin aku kekampus dulu." Sana juga tampak telah siap untuk ke kampus.

"Ih kamu naik yang lain aja, kakak udah buru-buru nih." Nayeon menarik lengan Tzuyu yang bahkan masih duduk mengikat sepatunya.

Sana dengan cepat melepas tangan Nayeon, "Kakak kira kakak doang yang mau cepat? Sana juga perlu tahu."

Tzuyu tampak kewalahan mendengar adu mulut kakak beradik didepannya ini, rasanya dia ingin tiba-tiba pingsan agar tidak jadi mengantar mereka. Kini mereka malah dorong-dorongan sambil saling membentak yang membuat Tzuyu semakin pusing. Suara gaduh itu terdengar hingga kamar Irene yang masih melanjutkan tidur paginya.

"Duh kalian kenapa sih ribut banget, masih pagi juga." Irene datang dengan mata yang masih mengantuk.

"Ini nih ma, masa kak Nayeon mau bawa Tzuyu, kan Sana juga buru-buru ke kampus." Adu Sana.

"Ma Nayeon ada praktek lapangan hari ini untuk tugas akhir. Mama tega Nayeon telat terus ga lulus?" Adu Nayeon balik.

Irene memegang kepalanya pusing melihat kelakuan anaknya yang tak satupun mau mengalah, "Udah deh gini aja, Nayeon diantar Tzuyu, Sana kamu pergi naik taxi aja ya." Irene memutuskan. Nayeon berteriak senang kemudian menjulurkan lidahnya mengejek Sana. 

"Ih mama pilih kasih banget sih, masa aku ga diantar." Protes Sana yang tidak terima.

"Udah deh Sana kakak kamu itu udah semester akhir nanti dia ga lulus gimana?"

"Ya itu urusa dia dong." Sana masih tak mau kalah. Sana menarik tangan Tzuyu menuju ke mobil yang masih dipanaskan di halaman depan.

Nayeon tak tinggal diam kemudian menyusul Sana dan menarik rambut Sana agar dia berhenti. "Aww ih sakit tahu." Sana kemudian membalas menari rambut Nayeon. Irene semakin pusing melihat kelakuan dua anak kesayangannya itu. Irene yang geram menarik telinga mereka suapaya mereka berhenti berkelahi.

"Aww ampun ma, sakit tahu." Ujar mereka berdua sambil mengusap telinga mereka yang memerah.

"Udah deh kalian ini ga malu apa dilihat tetangga?" Tanya Irene pelan namun galak. "Kamu juga Sana jangan kayak anak kecil deh, sekali ini aja ngalah." Irene melempar tatapan tajam ke Sana. Sana yang kesal langsung pergi sambil menghentakkan kakinya kasar.

Irene membuang nafas kasar, "Dasar ya tu anak kerjanya ngambek terus." Irene kembali menatap Nayeon "Tunggu apalagi, udah sana pergi keburu telat."

Nayeon yang sepersekian detik terbengong langsung sadar dan menarik topi hoodie Tzuyu. Tzuyu yang hampir terbalik langsung menarik kasar tubuhnya. "Tunggu apa lagi sih?" Nayeon mulai kehilangan kesabarannya. Waktu kurang dari 30 menit lagi untuk dia harus sampai ditempatnya praktek.

Hell In Heaven (TWICE AREA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang