Mina sedang mengamati berbagai perlengkapan balet, mulai dari leotard, stoking, sepatu balet, dan juga cepol rambut yang lucu. Dulu toko ini merupakan langganan Mina dan ayahnya untuk membeli perlengkapan balet. Tempat ini bagai surga yang dipenuhi banyak kenangan bagi Mina.
Toko ini terletak dilantai enam dalam mall ini. Dulu mereka hanya memiliki satu kios saja, namun tampaknya mereka semakin maju sehingga telah menambah satu kios lagi. Barang yang dijual juga semakin bervariasi baik dari segi bentuk, ukuran, maupun warna.
Mina memerhatikan semua koleksi mereka, hingga pandangannya tertuju pada sepatu balet berwarna hitam yang sengaja diletak ditengah toko. Sepatu itu terlihat mengunakan bahan yang sangat nyaman dan lentur. Terdapat sedikit hiasan mutiara hitam disekeliling telapak atasnya disertai pita berukuran kecil yang mempermanis sepatu tersebut.
Tangan Mina terulur keatas untuk mengambil sepatu itu yang diletak sedikit lebih tinggi. Tepat sebelum Mina berhasil menyentuh sepatu itu, sebuah tangan yang lebih besar lebih dahulu merebut sepatu itu.
Mina menatap sinis pria itu, "Hey kembalikan, aku yang menemukannya telebih dahulu." Ucap Mina dingin.
Pria itu seolah tak mendengarkan Mina kemudian membawa pergi sepatu itu. Mina kemudian mengikuti pria itu kemudian berdiri didepannya yang membuat pria itu otomatis berhenti. Mina kembali menjulurkan tangannya didepan sepatu yang masih dipegang pria itu.
"Kembalikan." Ucap Mina tegas.
Pria itu menatap datar Mina, "Maaf kau kalah cepat. Ini milikku." Ucapnya kemudian berlalu. Mina tak terima kemudian menghadang kembali pria itu.
Terdengar helaan nafas dari sang pria, "Apa maumu? Ini milikku." Mina masih setia menjulurkan tangannya untuk menerima sepatu itu. "Maaf nona aku sedang buru-buru." Pria itu mempercepat langkahnya menuju kasir.
Mina tak tinggal diam melihat barang yang harus menjadi miliknya direbut begitu saja. Dia menghalangi pria itu yang kini telah berdiri didepan kasir. "Kumohon kembalikan itu, aku dahulu yang menemukannya." Mina berupaya mengambil paksa sepatu itu, akan tetapi sang pria mengangkat sepatu itu keatas yang membuat Mina kesulitan mengambilnya.
"Tolonglah aku tak ingin ribut denganmu." Ucap Mina yang kini meninggikan suaranya.
"Sudah berapa kali kubilang ini milikku." Ucap pria itu ikut meninggikan suaranya.
Melihat kegaduhan kecil ditokonya, sang pelayan toko datang menghampiri mereka. "Maaf, ini ada apa ya?" Ucap pelayan wanita itu.
"Aku terlebih dahulu melihat sepatu ini, namun pria egois ini mengambilnya begitu saja." Adu Mina sambil menunjuk sang pria.
"Egois kau bilang?" Tanya pria yang sepertinya mulai emosi.
Menyadari hal itu, sang pelayang buru-buru menengahi mereka. "Maaf boleh saya lihat dulu sepatunya?" Tanya pelayan itu. Sang pria terpaksa memberi sepatu itu untuk dilihat pelayan.
Pelayan itu melihat alas sepatu itu dan membaca kertas kecil yang tertempel bertuliskan JYP Accademy. Pelayan itu kemudian tersenyum kepada mereka. "Maaf tuan dan nyonya, sepatu ini merupakan edisi pertama yang telah dipesan sebelumnya oleh industri hiburan." Jelas sang pelayan ramah.
"Memang, dan aku kesini untuk menjemput sepatu itu." Ucap pria itu kemudian mengeluarkan secarik kertas dari balik jaket kulitnya. Kertas itu dengan jelas menunjukkan bukti pembelian sepatu atas nama JYP Accademy.
Pelayan itu memperhatikan kertas itu kemudian mengangguk paham. "Baik tuan, segera saya siapkan bungkusannya." Ujarnya kemudian mencarikan kotak untuk sepatu itu.
Pria itu kembali melirik Mina, "Sudah kubilang kan, nyonya yang paling ramah." Ucapnya penuh tekanan.
Mina kemudia pergi meninggalkan toko itu sambil menghentakkan kakinya. Dia sudah kehilangan selera untuk berbelanja. Dari dalam toko, sang pria mengembangkan senyuman penuh kemenangan dari Mina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hell In Heaven (TWICE AREA)
Ficción GeneralTentang Mina yang hidup bagai di neraka bersama ibu dan kedua saudara tirinya. Berkat bakat balet yang dia punya, dapatkah dia keluar dari neraka dan menemukan surganya? (BxG) Hai i make this story just for healing, but i really want to make it perf...