Déjà vu - 10

1.1K 94 2
                                    

Rusia

"Privet Tuan Baxter, bagaimana kabarmu?" basa-basinya

Baxter tidak langsung menjawab, dia hanya mengangguk dan langsung duduk di sofa dengan menumpangkan kakinya dan menyenderkan punggungnya seraya menghela napas capeknya.

"Apa anda masih ingat kesepakatan kita beberapa minggu lalu?" ujar Dimitri mewakili Baxter

Dimitri merupakan salah seorang pengikut Baxter dari negara beruang merah, Rusia ini. Sebenarnya Baxter memiliki pengikut dari masing-masing negara, bukannya itu keren?

"Kesepakatan untuk menghancurkan Sean?" ulang Fyodor dengan senyum miringnya, tangannya mengetuk-ngetuk lututnya.

"Bagaimana kalau ku batalkan saja?" cicit Fyodor yang tentunya Dimitri ikut kesal mendengarnya dan maju untuk mencengkram kerah Fyodor, tentunya perlakuan Dimitri mengundang dua orang kekar dibelakang Fyodor menodongkan senjata kearah Dimitri

Bukan tanpa alasan, Dimitri merasa tidak enak pada Baxter yang sudah jauh-jauh datang dari Amerika, hanya untuk menagih kesepakatan dari pihak Fyodor.

Sebenarnya Baxter juga bisa menghancurkan Sean dengan tangannya sendiri. Namun kembali ke keselamatan Sky. Baxter memilih untuk fokus melindungi Sky jika peperangan itu benar-benar terjadi dan biarkan pihak Fyodor saja yang menyerang pihak Sean.

"Apa yang membuatmu membatalkannya, Fyodor?" tanya Baxter masih santai dan menyalakan rokok lalu menyesapnya

"Tidak ada alasan. Hanya saja aku ingin menghancurkannya dengan tanganku sendiri" ucap Fyodor mengangkat kepalan tangannya seraya tersenyum iblis, Baxter berdecih dan tersenyum miring

"Baiklah kalau begitu" ujar Baxter lalu berdiri ingin meninggalkan ruangan Fyodor, tapi setelah sampai diambang pintu Fyodor kembali berucap dan membuat seketika Baxter tersenyum menang

"Setelah ku pikir-pikir aku tidak mampu menghancurkan pihak Sean tanpa bantuanmu" ucap Fyodor menatap punggung Baxter dengan penuh rencana

Setelah mendengar hal itu Baxter lalu melenggang keluar dari ruangan itu dan tersenyum miring, pandangannya lurus kedepan dan dengan langkah gagahnya dia berjalan keluar menjauh dari ruangan

"Dia tidak semudah itu merubah ucapannya. Dimitri, siapkan rencana kalau-kalau si brengsek Fyodor itu berbalik menyerangku" ucapnya sambil berjalan menuju mobil, tak lupa tangannya masih mengapit rokok. Dimitri yang diberi perintah pun menyahut mengiyakan perintah bosnya

..

Sampai di rumah besar nan luas itu, Baxter langsung menyalakan laptop yang ia bawa dari Amerika. Langsung dia membuka Email dari seseorang yang memang akhir-akhir ini selalu mengancam anaknya.

"Kau pikir aku akan takut, bajingan" kesalnya lalu menutup kasar laptopnya lalu melemparnya keatas meja

Sengaja Baxter tidak membalas dan menanggapi Email itu, jika sekali saja Baxter menanggapinya, maka dia akan semakin mengoceh dan menyampah lewat Email.

Kring

Kring

Kring

Baxter langsung mengangkatnya mendapati Jace menelponnya.

"Aku sudah mencarinya kemana-mana, Sky tetap tidak ketemu"

"Apa kau sungguh-sungguh mencarinya, Jace?!"

"Aku tidak mau tau alasanmu, cari sampai ketemu"

Baxter menutup sepihak panggilannya dan melemparkan ponselnya seraya memijat pelipisnya yang pening "Kau berani jadi anak nakal, Sky" gumamnya menyalakan rokok, menyesap dan menghembuskan asap tebal

Déjà vu (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang