Déjà vu - 14

606 46 12
                                    

"Informasi apa yang kau dapat?" Dimitri bertanya dengan santai sambil menyalakan pematik

Liev tersenyum dalam hatinya, matanya menelisik kesana kemari "Tuan Fyodor menyiapkan rudal untuk tuanmu" bisiknya, dan tentunya terdengar jelas oleh Dimitri.

Dimitri terkekeh lalu dengan cepat mematikan rokoknya yang baru saja dia nyalakan "Benarkah?!!" mimik wajahnya seperti ekpresi takut yang dibuat-buat.

"Hancurkan semaumu, aku tidak peduli lagi, kau mau bunuh dia, bunuh saja" bisiknya menatap Liev sambil tersenyum.

Liev memicingkan matanya, apa yang dikatakan Dimitri ini benar-benar keluar dari mulutnya?, tak ingin tertipu "Apa kau yakin, Dimitri? Apa kau menginginkan tuanmu mati?"

"Hm? Kalau benar?" santainya menuangkan anggur lalu meminumnya dengan kaki yang menumpang.

"Bekerjasamalah dengan tuan Fyodor untuk menghancurkannya" bisiknya dengan teramat pelan

Dimitri berdesis "Apa aku bisa mempercayaimu? Bisa saja kau dan tuanmu itu hanya memanfaatkanku"

"Tentu. Ku pikir kau anak yang setia pada tuanmu" terkekeh lalu duduk di samping Dimitri.

Dimitri tersenyum dan menuangkan anggur ke gelas lainnya dan menyodorkannya pada Liev yang masih tak kunjung melunturkan senyumnya.

Mereka mendentingkan gelas bersamaan "Cih kau pikir aku anjingnya?" decih Dimitri sambil meneguk minuman haram itu.









"Saya yakin Liev masih ragu dengan ucapan saya, tuan" sopannya

"Ikuti saja perkataannya, dia pasti akan meyakinkanmu bagaimanapun caranya" usul Baxter masih memerhatikan monitor.

Kring

Kring

Kring

Baxter merogoh ponselnya dan langsung mengangkat telponnya, dari Jace.

"Baxter, Sky tidak ada"

"Ash! Sudah ku bilang, sialan!"

"Cari"

"Aku sedang mencarinya, tapi si Fred bajingan itu tidak menunjukkan batang hidungnya"

"Seseorang menelpon ku, dia bilang Sky aman di tangannya"

"Dia tidak memberitahukan namanya, yang pasti dia kenal dengan Sky"

"Cari anakku, bodoh!"

Pip


Dengan kasar Baxter menutup panggilannya. Jace pun mengusap wajahnya kasar, dia frustasi sedari tadi harus mencari Sky yang entah-berantah dimana.

Itu memang sudah tanggung jawabnya!





"Kau sudah bangun, hm?" mengusak atas kepala

"Siapa?" linglung, Sky mengusap matanya yang sedikit buram

"Apa kau tidak mengenaliku? Apa kau amnesia?"

"Hnggg? AHHHH KAK LEON!" Sky langsung bangun dan berhamburan meloncat memeluk Leon

"Tapi bukannya aku di apartemen Fred? Kemana Fred?" tanyanya bingung

"Aku sengaja membawamu, Fred membawamu hanya untuk membunuhmu"

"Fred tidak seperti itu" sangkalnya

Leon yang mendengarnya pun hanya menghela napas kasarnya. Sifat keras kepala Sky masih ada "Aku tidak ingin berdebat denganmu. Makanlah, aku memasaknya untukmu" menyodorkan nampan berisi makanan kesukaannya.

Tak kunjung menerimanya, lantas Leon pun membawa nampannya kembali dan mulai menyuapi Sky.

Sky menggeleng cepat "Aku tidak lapar"

"Kak Leon. Aku ingin piggy" celetuknya dengan senyum cerianya

"Kau harus tetap disini, Fred pasti masih mencarimu— jangan membantah" nadanya terdengar dingin

Sky baru mendengar suara dingin Leon, itu sungguh menyeramkan. Ditambah dengan tatapan mata elangnya, serta wajah tegasnya membuat Sky bergidik ngeri.

Mau tidak mau Sky harus mendengarkan perkataan Leon, Leon seperti itu pasti memang Fred sedang mengincarnya.

Sky menunduk lalu mengangguk patuh, Leon tersentak, tanpa disadari Leon mengusak pucuk kepala Sky lembut.

"Anak baik, sekarang habiskan makanannya, akan ku bawakan boneka piggy kesukaanmu itu" Leon beranjak dari duduknya dan kembali membawakan boneka tersebut.

"Kak Leon juga mengoleksinya? Woah kenapa tidak bilang-bilang sih!" ujarnya dengan mulut yang masih penuh dengan nasi.

"Mana mungkin aku mengoleksinya, aku sengaja membelinya supaya kau anteng tinggal disini" jawabnya


-


Malam pun tiba, Sky memandang langit yang gelap dengan cahaya rembulan yang membantu menerangi malam itu. Hujan gerimis mulai membasahi tanah, angin dingin mulai menerpa kulitnya, Sky bergidik dibuatnya.

"Ash! Kak Leon kemana sih!" hentaknya menendang angin

"Kau menungguku?" tiba-tiba saja suara Leon terdengar menggema ditelinga

"Siapa? Tidak ada. Itu— apa?" menunjuk tentengan kresek yang dibawa Leon

"Mie, dan minuman kaleng" jawabnya lalu beranjak kearah dapur.

...

Di ranjang, Sky masih belum tertidur, dia hanya merebahkan tubuhnya menghadap langit-langit dengan pikirannya yang berkecamuk menuju Jace.

Sky mengubah posisinya jadi menyamping menghadap Leon yang juga sedang berbaring disampingnya.

"Kak Leon"

Mengubah posisinya menyamping menghadap Sky "Hm?"

"Jace pasti mencariku, bolehkah aku meminjam ponselmu untuk menghubungi Jace?" ujarnya mengkerlipkan kedua matanya, mencoba merayu Leon yang sudah pasti tidak akan mengijinkannya.

"Besok saja, sudah malam" jawabnya sedikit berbisik

Sky menghela napas lemasnya "Tapi aku tidak bisa tidur, Jace pasti dimarahi daddy" ucapnya mencoba merayunya sekali lagi.

Bukan Leon namanya jika langsung mengijinkannya, masih sama dengan alasan sebelumnya "Sudah malam, tidurlah atau aku akan marah padamu"

Huft

"Baiklah"





Disamping itu, sudah beberapa botol vodka Baxter habiskan, bahkan dalam keadaan mabuk pun dia masih meminta vodka lainnya.

"Carikan Sky, Dimitri. Jika perlu kerahkan S.W.A.T untuk mencarinya" rancaunya

Dimitri yang sedang berdiri dibelakang tuannya pun mengangguk, lantas dia pun merogoh ponselnya untuk menghubungi Jace untuk sesegera mungkin menemukan Sky.

Dilihat, Baxter sudah sangat mabuk. Bahkan dia sampai memuntahkan minuman yang baru saja dicernanya, dia terus merancau menyebut nama Sky.

Sepertinya dia sudah sangat merindukan anak kesayangannya itu.








-








EKHEMMM!
De javu udah bisa aktif menulis lagi nih! Yg pasti dukung lani sampe bisa nyelesein ni cerita. N semoga bisa ngumpulin niat buat nulis lagi!
Lop yu all😼🤍
Ulalala

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Déjà vu (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang