1] Andhira Paramitha

7.9K 471 25
                                    


Happy reading!

Jangan lupa untuk memberikan komentar dan menekan gambar bintang di pojok kiri bawah!

Berikan support kalian untuk penulis yang sedang berusaha menyelesaikan ceritanya. Terimakasih 😊.

•°•°•°•°•

Tap! Tap! Tap!

Suara langkah kaki yang terdengar keras itu mengejutkan Shita yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan. Shita pun berbalik sembari berkacak pinggang melihat cucu kesayangannya berlarian menuju ke arahnya.

"Dhira!" panggil Shita dengan wajah garang.

Namun, Dhira sama sekali tidak mengerti dengan panggilan itu. Gadis cantik nan imut itu justru terus berlari sampai akhirnya membungkuk di depan Shita dengan wajah penuh keringat.

"Aduh... capek," keluh Dhira seraya mengusap pelipisnya yang mengeluarkan banyak keringat. "Nenek, hari ini Dhira nggak mau bawa bekal. Males,"

Shita melotot kesal mendengar ucapan Dhira. Wanita tua itu mendengus, kemudian meletakkan kembali roti selai kacang yang seharusnya ada di kotak bekal Dhira. "Nggak usah jajan. Boros!"

"Inget, kita miskin!" lanjut Shita sembari menodongkan pisau bekas selai kearah Dhira.

Memang Dhira bukan dari keluarga kaya. Tetapi, untuk masalah jajan, Dhira tidak pernah boros. Hanya menghabiskan uang sebesar 100 ribu rupiah untuk waktu 12 jam. Tidak boros, kan? Shita saja yang pelit.

"Ayolah, Nek. Cucu kesayanganmu ini lebih suka jajan daripada bawa bekal. Kasih uang jajan buat Dhira, ya?" pinta Dhira dengan wajah memelas seraya menengadahkan tangannya kearah Shita.

Shita berdecih sinis melihat Dhira yang membuat wajah semelas mungkin agar dirinya iba. "Butuh uang berapa kamu?" tanyanya tidak ramah.

"Sedikit aja," balas Dhira seadanya.

"Sedikit itu berapa, Dhira?"

Dhira memutar bola matanya malas. "200 ribu, Nek!"

"HAH?!" Shita membelalakkan matanya dengan mulut terbuka lebar. Wajahnya terlihat syok saat mendengar jumlah uang yang diinginkan Dhira hanya untuk jajan satu hari.

Apa anak itu ingin dirinya bangkrut?

Beberapa detik setelah itu, Shita melotot garang seraya memperlihatkan dompetnya yang kini hanya terisi uang 5 ribu saja. "Kamu lihat 'kan? Sekarang nenek bangkrut. Kamu kalau mau uang jajan, harus bantu nenek kerja. Jangan malas-malasan. Inget, kamu ini—"

"Anak perawan," potong Dhira yang memang sudah tahu kelanjutan dari ucapan Shita. Pasti membahas tentang kodrat wanita sebagai manusia rajin, pekerja keras, jujur, baik hati, dan lemah lembut.

"Nggak sopan!" sembur Shita, kemudian mengeluarkan uang berwarna biru 4 lembar kepada Dhira yang kini menatapnya dengan berbinar-binar. Dasar mata duitan!

Dhira tersenyum lebar sembari mengambil uang itu dari genggaman Shita. "Terimakasih, Nenekku sayang. I love you bertubi-tubi. Dan, assalamualaikum."

"Waalaikumussalaam." balas Shita dengan senyuman tipis lantaran gemas dengan tingkah cucu kesayangannya.

•°•°•°•

831 Baby SitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang